15- ANCAMAN SAGARA

682 102 15
                                    

Tidak semua hal harus berjalan sesuai keinginan. Ada kala nya kita perlu meredam harap dalam dalam. Agar hasil sesuai yang sudah ditentukan”

_Revanza Arfandy Bratadikara

15- Ancaman Sagara

"Bebeb Revan tungguin!!!!!" Nabilla berteriak di sela sela larinya. Revan yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas seraya mempercepat langkahnya.

"Bebeb Revan!!!!" Nabilla kembali berteriak

"Sayangku cintaku!!! Jangan tinggalin aku!!!"

"Revanza!!!" Nabilla berteriak keras , Revan yang mulai risih pun berhenti dan menoleh ke belakang

"Nah gitu dong kalo dipanggil noleh! Jangan diem aja huh untung sayang" ucap Nabilla saat sampai di depannya.

"Bisa diem nggak sih" Revan menatap tajam ke arah Nabilla

"Ya nggak bisa lah!! Orang kamu aja dipanggil nggak ada respon!" Nabilla mengerucutkan bibirnya

"Kamu itu kenapa sih gitu amat sama aku!" Nabilla menatap Revan dengan kesal

"Lo yang kenapa?! Bisa bisanya teriak dipagi pagi buta , mana disekolah lagi!!" Sentaknya

"Ada attitude nggak? Percuma cantik kalo nggak punya attitude!!" Setelah mengatakan itu revan bergegas meninggalkan nya.

Nabilla terdiam sejenak , mencerna omongan yang Revan keluarkan Barusan.

"Revan tungguin!!!" Ia kembali berlari mengejar Revan.

Revan memutar bola matanya malas "Dasar! Udah childish , tolol , malu maluin , nggak punya attitude" gumamnya

"Revannn!!!" Nabilla berteriak sangat keras. Semua mata memandang nya. Terlalu fokus berlari hingga Nabilla tak melihat seseorang yang ada di depannya.

Brakkkk

"Awhhhh aduhh!! Siapa sih yang nabrak!" Ucap Nabilla seraya mengusap usap lututnya yang terasa nyeri.

"Awhhhh" ringis salsa.

"Lo nggak papa sa? Ada yang sakit nggak?" Saga terlihat sangat khawatir saat ini

Revan menoleh dan seketika matanya membola sempurna

"Salsa!!!" Teriaknya. Ia berlari menghampiri salsa yang tengah terduduk indah di lantai.

"Lo nggak apa apa?" Raut wajah Revan berubah sempurna dari yang datar berubah pucat pasi dan terlihat sekali ekspresi khawatir diwajahnya.

Saga yang melihat itu sedikit... Tidak suka? Dia tidak mau ada orang yang mengkhawatirkan kondisi salsa selain dirinya.

"Gue nggak apa-apa kok ga , Van" salsa tersenyum ke arah mereka berdua.

"Beneran nggak apa-apa?" Saga bertanya dengan wajah serius

"Iyaa saga yang gantengnya sejagat raya. Gue nggak apa-apa" salsa mencubit pipi sepupunya itu

Blushhh

Pipi saga berubah warna menjadi merah muda. Dengan segera ia memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan itu dari salsa.

REVANZA (END)Where stories live. Discover now