35. PERTANDINGAN TERAKHIR?

Start from the beginning
                                    

"Jadi gimana?" tanya Megan memastikan.

"Ya udah ikut aja, tapi gue mundur." ujar Dermaga santai.

"Ya enggak bisa gitu lah Ga! Lo kaptennya masa enggak ikut sih?" gerutu Megan. Dermaga terkekeh, Cowok itu memandang Megan santai,"Kan masih ada wakilnya." ujar Dermaga menunjuk Megan.

"Ikut ayok, masuk lo nggak ikut?" tanya Megan sedikit gelisah. Dermaga memang menjadi alasan SMA Angkasa bisa menjuarai setiap pertandingan basket.

Tanpa dia pasti semuanya akan hancur, lihat saja club basket sebelum dipegang Dermaga, Hancur. Tetapi entah kenapa hati Dermaga menolak hal itu begitupun dengan mulutnya.

Tetapi melihat Megan sepertinya ingin sekali ingin ikut pertandingan hal itu ya sudahlah. Dengan berat hati Dermaga ikut ke pertandingan itu. "Yess! Gitu dong!" seru Megan senang.

"Tapi gue jangan kapten, lo yang jadi kaptennya." ujar Dermaga santai.

Cowok itu terus saja memasukan mie kedalam mulutnya, sambil mendengarkan ocehan sahabatnya itu. "Ha? Emangnya kalau elo kenapa?" tanya Megan.

"Pertandingan ini pertandingan terakhir gue. Setelah itu gue mau keluar dari club basket." ujar santai Dermaga.

"Kenapa?"

"Dia mau berduaan sama Ara terusa tanpa adanya halangan apapun, ye kan?" goda Niko yang menyimak percakapan mereka berdua.

"Sok tau lu cumi!"

"Ya elah, jangan dipikirin lo juga hebat kan, itung itung nanti belajar jadi kapten." ujar Dermaga. Seperti ucapan Dermaga kemungkinan besar jabatannya sakan turun kesahabatnya itu.

"Yah kalau lo keluar nggak seru dong!" gerutu Megan.

"Kan masih ada gue! Ye kan Ga!" Niko menggepal tangannya dan ia tujukan kepada Dermaga untuk tos.

"Yoi!"

•••

Suara bel sekolah sudah berbunyi, tandanya jam pertama pelajaran akan dimulai. Tetapi gadis dengan sweater hijau toksa itu memandang asyik layar ponselnya itu.

"Woi bu guru datang!" seru gadis yang menguncir kuda rambutnya itu.

Dengan cepat Ara memasukan ponselnya kedalam loker. Dia tahu jika jam pertama adalah pelajaran Matematika yang diajar oleh Bu Tumi. Guru paling galak di SMA Angkasa.

Dia datang ke kelas tidak sendiri, pagi ini Bu Tumi diikuti oleh cowok dengan penampilan rapi ditambah jaket hitam dilengannya. "Anak Anak, pagi ini kalian ada teman baru." ujarnya.

Cowok itu memperkenalkan diri dengan senyuman manisnya itu. Dari tadi ia menatap Ara yang duduk dibelakang bersama Bintang. "Lo kenal sama dia Ra?" tanya gadis itu.

"Sepupu gue itu." ujar santai Ara.

"Oh, makanya dari tadi dia ngelihatin lo terus." ucap Bintang heran.

"Ganteng kan?" goda Ara.

"Enggak sih, biasa aja." ujar Bintang datar.

Cowok yang sering dipanggil Atla itu mencari tempat duduk yang kosong. Sedari tadi perkenalan matanya sudah menemukan bangku kosong, tepatnya didepan meja Ara.

"Duduk sini Ta!" suruh Ara.

"Kenapa lo suruh duduk didepan kita? Kan belakang ada." ujar Bintang.

"Lah kenapa? Depan kita kosong juga."

Atlanta duduk ditempat yang ditunjuk Ara. Tepat didepan meja mereka, Cowok itu langsung saja menghadap belakang untuk menyapa Ara. Tetapi sambutan tidak enak datang daru Bu Tumi.

DERMAGA [END]Where stories live. Discover now