45. GREGET UDAH NGEBET

ابدأ من البداية
                                    

Laki-laki yang masih naked di balik selimut tebal berwarna abu-abu itu mendengus. “Malu kenapa? Harusnya kamu bangga karena dengan ini nggak bakal ada lagi serangga yang gangguin kamu.”

“Serangga apa?” Gaby menatap bingung suaminya.

“Ada deh pokoknya rahasia,” ucap Alfa.

Lelaki itu kembali mendusel di dada Gaby yang hanya terhalangi oleh selimut. Kepalanya mendongak menatap mata istrinya dengan pandangan memelas.

Yang, mau lagi…” rengeknya dengan wajah ingin menangis.

“No!” Gaby menggeleng tegas sebagai penolakan.

“Tapi aku beneran pengen lagi sayang...” rengek Alfa untuk kesekian kalinya. Membuat Gaby ingin menjerit frustasi.

“Alfa sumpah ya aku capek kamu jangan egois!”

Dan sebelum Alfa kembali merengek seperti bayi gede, suara ketukan pintu kamar terdengar jelas di telinga mereka berdua. Hal itu membuat keduanya terdiam beberapa detik hingga akhirnya mereka langsung heboh di tempat.

“Mampus.”

Dengan cepat Gaby mendorong Alfa dari sisinya lalu sembunyi di balik selimut. Sedangkan satu-satunya laki-laki di kamar itu berdecak kesal. Dirinya paling tidak suka diganggu ketika sedang mantap-mantapnya. Dan pilihan Gaby untuk menginap di rumah orang tuanya adalah salah.

Dengan gusar Alfa turun dari atas ranjang, mengambil boxer bermotif Mickey Mouse miliknya lalu memakainya asal.

Di luar kamar Satria mengucap lebar sambil menggedor pintu kamar adiknya yang hampir lima menit tak kunjung terbuka.

“Woi pemalas, lo berdua udah bangun belum sih?” tanya Satria tidak sabaran.

Merasa dipanggil Gaby menggigit bibirnya panik saat suara Satria semakin kencang dari luar. Belum lagi manusia tolol yang malah beranjak menaiki ranjangnya kembali.

“Kamu mau ngapain? Bukain pintunya sana!” kesal Gaby tanpa tahu jika Alfa tengah menahan siksaan di bawah sana.

Cowok itu menggeram frustasi. “Kenapa harus gue?”

“Terus kamu mau aku yang keluar dengan keadaan menyedihkan gini?” tanya Gaby tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya.

Alfa mendengus tidak menjawab dan memilih untuk keluar menemui manusia laknat yang entah apa masalahnya sudah bangun dan mengganggunya sepagi ini.

Dengan napas memburu Alfa memutar handle pintu kamarnya lalu membukanya perlahan. Menampakkan wajahnya yang dibanjiri oleh keringat. Sial, ia lupa mengusapnya. Dan jangan lupa dada bidangnya yang tidak jauh berbeda.

Satria memandang heran ke arah adik iparnya. “Habis ngapain lo?” tanyanya curiga.

Alfa menyugar rambutnya ke belakang kemudian berlagak santai seolah tidak terjadi apa-apa. “Biasalah, olahraga.”

“Olahraga apaan njir subuh-subuh gini?” Satria menyudutkan, sebelah alisnya terangkat tidak percaya begitu saja. Terlebih adik iparnya satu kamar dengan adiknya.

Alfa menelan ludahnya kasar seraya mencari alasan. “Push up doang sambil nunggu Gaby bangun.”

“Tumben dia belum bangun? Biasa tuh bocil gercep kalau hari minggu.”

Alfa tersenyum canggung sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Cowok shirtless itu berdoa dalam hati semoga manusia di depannya percaya dengan alasannya.

Satria hanya mengangguk singkat tidak peduli kemudian teringat pada tujuan awalnya. “Oh iya gue hampir lupa nanti kalau Gaby bangun kasih tau dia buat bikin sarapan. Bunda pergi ke rumah nenek semalam jadi nggak ada yang masak.”

ALFA حيث تعيش القصص. اكتشف الآن