46.

37.8K 3.8K 116
                                    

"Lebih baik jika uangnya berguna untuk membantu, dari pada membeli barang yang tidak bisa digunakan atau tidak penting."
— Abi Erlangga

"— Abi Erlangga

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

🤍

Umi Dinda, Abi Angga, dan si kembar pulang untuk malam ini. Bergantian dengan Abah Hamzah dan Juan, Ghazi juga ikut pulang karena ia tidak bisa meninggalkan istri dan anak-anaknya terlalu lama.

Kini Zayn tengah menikmati makan malam bersama Abah Hamzah dan Juan, tadi ia memesan makanan cepat saji lewat ojek online. Abah Hanzah ingin makan bakso, dan Zayn hanya menuruti permintaan mertuanya.

Hanum masih menyusui Rey yang belum lama terbangun karena Faiz tidak sengaja menutup pintu sangat kencang. Wanita itu akan makan jika suami dan keluarganya sudah makan, lagi pula ia belum terlalu lapar.

"Abah yakin mau disini?" tanya Zayn.

"Iya, Abah bosen di rumah."

"Nanti kapan-kapan saya ajak ke kantor ya Bah,"

"Boleh, Abah penasaran juga sama perusahaan yang Abi kamu bangkit."

Zayn tersenyum, ia kembali menikmati baksonya. Sesekali pria itu melirik ke tirai yang menutupi kasur istrinya, bagaimana pun Zayn tidak mau aurat istrinya kelihatan oleh siapapun.

Setelah 3 pria itu selesai makan, Juan membuang sampahnya dan Abah Hamzah beralih ke putrinya karena Hanum sudah selesai juga menyusui Rey. Tak lama Juan kembali dan duduk bersama Zayn, memperhatikan Abah Hamzah yang asik berbicara dengan Hanum dan Rey.

"Gimana kerjaan kamu?" tanya Zayn sambil menatap Juan dari samping.

"Lancar Bang, cuma tugas kuliah jadi numpuk."

Zayn mengangguk paham, ia mengeluarkan ponselnya untuk memberitahu sesuatu kepada Rendi. Setelah selesai lalu ia kembali menutup lauar ponselnya.

"Mau tetap kerja atau kuliah?"

"Dua-duanya Bang, biar ada uang buat bayar buat kos."

"Nggak usah kerja lagi, kuliah yang bener sampai lulus, masalah kos juga, saya yang tanggung."

Juan tersentak, ia membelakan matanya dan menatap Zayn dengan serius. "Hah? Bercanda?"

"Beneran, tapi habis kuliah balik lagi ke kantor."

Juan menunduk lemah sambil memainkan jari jemarinya. "Gue nggak enak Bang, nggak usah deh biar gue kerja aja nggak apa sambil kuliah."

"Tawaran saya nggak ada kesempatan dua kali."

"Yakin gue Bang,"

Zayn terkekeh, tangannya menepuk pundak Juan. "Kamu itu adiknya istri saya, saya tau kamu sering ngeluh capek sama kerjaan dan tugas kan ke istri saya? Jangan ada rasa nggak enak sama saya, ini rezeki kamu, kalau kamu sia-siain nanti nyesel."

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora