18.

49.6K 5.2K 272
                                    

"Iya sayangku, cintaku, belahan jiwaku, istriku, gemesku, milik Zayn Khalif."
— Mas dupan

"— Mas dupan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🤍

Zayn dan Hanum sedang menemani Faiz dan Namira main di rooftop, sore ini cuacanya berawan jadi mataharinya tidak terlalu terik, angin juga membuat mereka semakin nyaman dengan rumah barunya.

Zayn dan Hanum duduk di kursi ayunan kayu, Faiz dan Namira sedang asik bermain pesawat dari kertas yang bisa melayang lebih lama karena angin. Hanum tersenyum menatap keduanya akur, tidak ribut lagi, ia juga menyandarkan kepalanya di pundak Zayn.

"Bun, kita panggil bibi buat dirumah kita gimana?"

Hanum menatap suaminya dari samping, "Buat apa? Aku masih bisa mas,"

"Buat bantuin kamu, beres-beres rumah, jagain si kembar sekalian."

"Nggak ah, aku bisa kok."

"Aku nggak mau kamu capek, terus nanti sakit, kalau kamu mau bantuin bibi juga nggak apa."

Hanum menghela nafas pelan, "Tapi dia nginep? Tinggal disini juga?"

"Nggak, aku nanti cari yang datang pagi pulang sore."

"Tapi takut," melas Hanum.

Zayn mengusap kepala istrinya dengan lembut, "Takut kenapa hm?"

"Takut dia malah deketin mas."

"InsyaAllah nggak, aku juga maunya sama kamu doang. Umi sudah nawarin sebelum kita sah, ada orang kepercayaan umi yang mau cari kerja, usianya nggak muda lagi kata umi" jelas Zayn.

"Berapa tahun?"

"Kayaknya empat puluhan, kata umi gitu."

Hanum mengangguk tapi tidak menjawab tawaran dari suaminya, ia memilih kembali bersandar sambil menikmati angin. Tiba-tiba Namira mendekat, rambutnya sedikit berantakan dan kuncirannya juga sudah turun.

"Bunda, tolong iketin."

Hanum berdiri, pindah tempat duduk di kursi yang berbeda, "Sini"

Namira duduk di pangkuan sang bunda, ia memberi karet kunciran warna pink yang biasa ia pakai. Hanum menyisir rambut halus putrinya itu dengan jari jemarinya, ia tidak pernah merasakan seperti Namira sejak kecil namun ia ingin anak itu tidak merasakan apa yang ia rasakan dulu.

"Faiz, sini ayah mau bicara."

"Iya ayah."

Faiz duduk di kursi ayunan itu disamping ayahnya, Hanum sesekali melirik ke keduanya yang sedang saling menatap. Namira memegang rambutnya yang sudah dikuncir namun dia tidak menyukainya.

"Bunda, nggak mau kuncir ginii." rengek Namira.

"Mau kayak gimana sayang?"

"Di kepang, kayak elsa."

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now