1.

59.3K 5.7K 223
                                    

"i really miss u Maura. Tapi wajahnya sangat membuat hati ini begitu tenang."
~ Zayn Khalif

"~ Zayn Khalif

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🖤🖤🖤

Jum'at sore. Sudah menjadi hal yang terbiasa untuk Zayn datang ke makam istrinya setiap dua minggu sekali, terkadang ia datang bersama anak-anaknya. Zayn duduk di samping makam istri tercintanya, Maura Zafahira. Betapa rindunya Zayn dengan istrinya yang sudah meninggalkannya selama 6 tahun itu.

Zayn mengangkat tangannya, membacakan surah Yasin kepada almarhum istrinya, air matanya kembali keluar. Zayn lemah jika mengingat saat dimana detik-detik Maura meninggalkan semuanya. Setelah membaca surah Yasin dan doa-doa, ia menatap batu nisan atas nama almarhum istrinya.

"Maura, i really miss you."

"Anak-anak sudah besar, kamu lagi apa disana honey?"

"Maura. Tidak ada lagi tempat aku bersandar, tempat aku bercerita."

Maura sama seperti Zayn, kakeknya Maura adalah orang Tukir, jadi tidak wajar jika wajah Maura seperti orang Turki. Maura dan Zayn bertemu di saat mereka masih satu kampus di Turki, bedanya Zayn lewat beasiswa kalau Maura memang di suruh.

Zayn menyiram seluruh bagian makan istrinya dengan air, lalu ia menaburkan bunga-bunga diatasnya. Tak lupa ia selalu membawa mawar merah kesukaan Maura.

"Aku janji honey, aku bakal jagain anak-anak kita."

"Semoga kamu bahagia disana Mau, aku disini nggak akan pernah melupakanmu."

"Aku pulang dulu, nanti aku akan kembali kesini. Assalamualaikum cantik."

Zayn bangkit, rasanya ia tidak ingin meninggalkan makam itu. Zayn hapus air matanya lalu tersenyum, kemudian ia pergi meninggalkan makam Maura untuk kembali ke rumahnya, rumah abinya.

*****

Di rumah, Umi Dinda sedang memasak. Abi Angga ada di kamar dan Adiba sedang memainkan laptopnya sambil menemani uminya memasak. Hanya Adiba yang sering menemani uminya di dapur, walaupun suka di usir dan tidak membantui.

"Si abang kemana neng?"

"Tadi katanya mau ke makam teteh Maura." jawab Adiba.

Umi Dinda, usianya baru menginjak 50 tahun tapi dia masih kuat untuk mengurus putrinya, wajahnya awet muda kalau kata orang-orang. Adiba kini sibuk dengan kuliahnya, usianya baru 23 tahun dan sedang menunggu seseorang datang melamarnya.

"Umi," panggil Namira.

"Iya sayang?"

"Ayah kemana? kok belum pulang?"

"Tadi ayah kamu bilang ada urusan mendadak, mungkin sebentar lagi pulang."

"Gitu ya? Namira mau es krim umi."

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now