3.

42.5K 4.8K 133
                                    

"Maura, kamu adalah contoh anak kita. Tapi senyuman wanita itu terus terbayang di benak saya."
— Zayn Khalif

" — Zayn Khalif

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🖤

Setelah Zayn membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, ia kembali keluar untuk menemui anak-anaknya. Namira sudah menempel di pelukan ayahnya sejak Zayn keluar dari kamarnya.

"Ayah dari mana? kok lama?"

"Ada urusan sebentar sayang."

"Ayah marah ya sama Namira? Namira nakal ya? Jadi ayah pergi?"

"Nggak, ssuutt, nggak boleh ngomong gitu lagi. Namira anak baik."

Di samping sana, Faiz cemburu dengan adiknya yang begitu disayang oleh ayahnya. Sedangkan Faiz hanya disayang Meira walaupun wanita itu banyak menyuruhnya.

Umi Dinda menoleh menatap Faiz, anak itu terlihat sedih. Umi Dinda mengusap kepalanya dengan lembut, tak lama Abi Angga keluar dari mushola dan Adiba juga keluar dari kamarnya.

"Dari mana kamu?" tanya Abi Angga kepada putranya

"Biasa."

"Umi,"

"Apa nak?"

"Hikkss,"

Faiz kembali menangis, Zayn terkejut melihatnya. Ia menatap Umi Dinda dan Umi Dinda membalasnya dengan tatapan tajam, Zayn tidak tahu apa yang terjadi setelah dirinya pergi untuk menenangkan diri.

"Ayo minta maaf sama ayah."

"Gamau."

Akhirnya Zayn paham, pasti anaknya habis di nasehati oleh Umi Dinda. Zayn melepaskan pelukan Namira, ia duduk dibawah di hadapan Faiz. Anak itu masih menangis dan mengumpatkan mukanya di tubuh Umi Dinda.

"Faiz,"

"Ayah jahat!"

"Lihat ayah dulu."

"Gamau!"

Zayn mengambil tangan putranya, ia usap punggung tangan Faiz dengan lembut. Sejujurnya Zayn mau saja menyayangi Faiz seperti Namira, namun sikap Faiz yang semakin kesini semakin menjadi itu membuat Zayn marah dengannya.

"Maaf ya, maaf tadi ayah galak sama Faiz."

"Hikss, ayah jahat."

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now