25.

42.6K 4.5K 93
                                    

"Sejak kapan abi ajarkan kamu seperti ini Zayn Khalif?!"
—  Abi Erlangga.

"Sejak kapan abi ajarkan kamu seperti ini Zayn Khalif?!"—  Abi Erlangga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🖤

Ustadzah Aya merogoh tasnya, ia mencari boneka yang biasa Haifa pegang dari kecil. Ustadzah Aya mengambil boneka tersebut, boneka kelinci kecil, sering di bawa Haifa kemana-mana, mau tidur ataupun makan, kecuali mandi.

"Ini nak, kamu ingat ini?" tanya Ustadzah Aya.

Hanum mengambil boneka itu, ia memperhatiakan boneka itu dengan seksama, tiba-tiba rasa pusing datang dengan cepat, ada bayangan saat Haifa masih kecil bermain boneka itu dengan abangnya.

"Aaww!" lirih Hanum sambil memegang kepalanya.

Ustadzah Aya panik, ia dan suaminya tidak tau jika Hanum mengalami amnesia, "Ifa, kenapa nak?"

"Pusing bu, aaww!"

Bayangan itu terus datang sekelibat di benak Hanum. Tidak ada warna, pituh dan hitam tetapi sangat jelas ada wajah Ustadzah Aya dan Ustadz Hamzah sedang menggendong dirinya.

Hanum tidak kuat, kepalanya sangat terasa sakit seperti mau pecah, dan akhirnya Hanum pingsan dengan kepala bersandar di pundak Ustadzah Aya. Ustadzah Aya panik melihat Hanum pingsan, ia mengusap keringat Hanum lalu menggenggam tangan Hanum yang sangat dingin.

"Abah cepat ke rumah! Telpon dokter Ayesha sekalian."

"Iya ummah tenang."

Ustadz Hamzah mengemudi dengan kecepatan sedang. Ustadzah Aya sedang tidak membawa minyak kayu putih jadi dia hanya memijitkan kening dan tangan Hanum.

Hanum keringat dingin, Ustadzah Aya ingat saat kecil Haifa suka seperti ini. Caranya jika tidak dengan minyak kayu adalah dengan memijitkan tangan dan keningnya, agar suhu tubuhnya kembali normal.

Sesampainya di rumah, Ayesha sudah sampai di depan rumah Ustadzah Aya. Ustadz Hamzah turun, ia membantu istrinya menurunkan Hanum. Ayesha yang melihat keluarga itu datang pun segera membantunya.

"Astagfirullah Hanum?!"

"Dokter tolong bantu putri saya," lirih Ustadzah Aya.

"Iya bu."

Ayesha membantu kedua orang tersebut untuk memasuki Hanum ke dalam rumah, kemudian Hanum di taruh di sofa dan kepalanya berada di pangkuan Ustadzah Aya. Ustadz Hamzah memindahkan kipas anginnya agar Hanum bisa lebih cepat sadar.

Setelah itu Ayesha mengeluarkan alat-alatnya untuk mengecek kondisi Hanum, ia menatap adik iparnya yang matanya bengkak, hidungnya merah,  dan bibirnya pucat. Ayesha belum tau apa yang telah terjadi sebenarnya.

"Abah tolong ambilin minyak kayu putih di kamar."

"Iya ummah."

Ustadz Hamzah pergi ke kamarnya untuk mengambil minyak kayu putih, tak lama ia kembali dan langsung memberikan kepada istrinya.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now