38.

37.9K 3.5K 40
                                    

"Jadi perempuan atau laki-laki?"

"Jadi perempuan atau laki-laki?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🤍

Hari demi hari mereka jalanin bersama, kandungan Hanum sudah memasuki 4 bulan. Seharusnya minggu kemarin wanita itu USG kandungannya namun karena suaminya sibuk menjadi di undur.

Sampai akhirnya hari ini Hanum merasa dirinya tidak enak badan dan Zayn baru bisa libur hari ini. Pria itu dari malam pagi tidak bisa tidur, untungnya Bi Asri dapat membantu anak-anak dan anak-anak nurut.

"Bun, makan yuk."

Hanum menggelengkan kepalanya, tangannya menarik lengan suaminya dan memeluknya dengan erat. Zayn dapat merasakan tubuh Hanum yang panas.

"Ke rumah sakit aja ya?"

"Kalau buat usg dedek ayok tapi buat cek aku, aku nggak mau." jawab Hanum.

"Nggak boleh gitu by, di cek ya?"

Hanum tetap kekeh tidak mau diperiksa. Memang akhir-akhir ini ia sering lelah karena harus mengajak si kembar bermain karena suaminya selalu pulang malam.

Tapi kali ini Zayn benar-benar sibuk, bukan ada seseorang yang mengganggui namun memang banyak meeting dan pekerjaan lain yang tertunda.

"Mas,"

"Apa sayang?"

"Mau mie," rengek Hanum.

Zayn menggelengkan kepalanya, tangannya mengusap rambut istrinya dengan lembut. "Nggak boleh, yang lain aja."

"Mau mie mass."

"Yang lain aja sayang,"

"Yaudah seblak."

"Kamu macem-macem, bubur aja ya? Aku masakin nanti."

Hanum mengerucutkan bibirnya, ia melepaskan lengan suaminya dari pelukannya lalu berbalik badan dan memunggungi suaminya.

Zayn tersenyum, ia peluk tubuh istrinya dari belakang dan tangannya mengusap perut yang semakin membesar itu.

"Utun jangan ikut sakit ya nak, sehat-sehat didalam, jangan bikin bunda tambah sakit." ucap Zayn.

Hanum bergedik geli mendengarnya. "Mas lepas ih,"

"Mau makan atau aku panggil dokter?"

Hanum menggelengkan kepalanya, ia membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh kekar suaminya itu. "Nggak mau iihh!"

"Makan aja ya? Habis itu minum obat, kalau sudah mendingan besok kita ke rumah sakit buat usg."

Wanita itu mengangguk pasrah, mau tidak mau harus seperti ini dari pada di periksa oleh dokter. Zayn melepaskan pelukkannya san turun dari ranjang lalu keluar kamarnya.

Saat pria itu turun ke bawah, wajah anak-anaknya terlihat murung, makan mereka juga sedikit. Zayn mendekati mereka berdua yang makan sangat lambat dari pada biasanya.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now