I've done my best

309 18 53
                                    

Lagi, dada [name] berdebar seperti tadi pagi. Tapi debaran kali ini lebih kencang dan sakit, yang membuat tangannya menekan dadanya, berharap agar sakitnya menghilang.

Tangannya lalu memukul pipinya pelan. Lupakan rasa sakit itu. Yang terpenting untuk saat ini adalah dirinya harus bisa mengalahkan Tarrant demi kedamaian serta keselamatan negaranya.

Kini sang gadis sudah memakai perlengkapan untuk bertarung. Yahh pakaian yang dia pakai hanyalah baju anti peluru warna hitam. Yang lain juga begitu.

Ah ya, soal pembagian tim, [name] mendapatkan bagian sebagai penyergap.

"Kita semua akan dibagi menjadi tiga tim." Leenaaria mengangkat ketiga jarinya.

"Pertama, tim Raptor. Tim inilah yang akan mengatur strategi, pergerakan semua tim, serta menjadi pengawas musuh. Sudah jelas kami, para perencana, yang akan ada di tim ini.

Kedua, tim Falcon. Tim ini bertugas sebagai pengintai dan penyerang dari jarak jauh. Tim ini juga yang akan membuka pertarungan nanti. Dan orang yang kuberi amanat untuk menjadi pemimpin timnya adalah....." Jari Leenaaria bergerak ke suatu arah. Tepatnya ke seseorang.

"Kau, Zack."

Raut muka Zack terlihat terkejut untuk sesaat. Kemudian dirinya mengangguk paham.

"Bagus. Aku serahkan komando tim Falcon kepadamu. Lalu tim ketiga adalah tim Haast, yang bertugas sebagai penyergap. Kebanyakan dari kalian akan masuk di tim ini. Dikarenakan banyaknya jumlah anggota di tim ini, kita akan membagi beberapa bagian lagi. Sesuai dengan rencana kita sebelumnya, kita akan menyergap dari berbagai arah. Maka dari itu akan ada empat tim. Tim Utara, Timur, Selatan, dan Barat." Leenaaria terlihat menghirup nafas sebelum melanjutkan perkataannya.

"Tim Utara akan dipimpin oleh Alice-san! Tim Timur Renly-san! Tim Selatan Scheta-san! Dan tim Barat Kirito-san! Yang disebutkan namanya, kuharap kalian dapat meminang amanat ini dengan baik!" Mereka mengangguk dengan wajah serius.

Kurang lebih seperti itu keadaan pemberitahuan pembagian timnya. Dan [name] masuk di tim Utara, bersama dengan Alice. Alter masuk di Tim barat btw.

Helaan nafas berat dikeluarkan oleh [name]. Kali ini, dirinya benar-benar bertarung dengan nyawa sebagai taruhannya. Ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Selama ini [name] selalu bertarung di game. Semuanya akan berbeda nanti. Tidak akan ada sword skill, tidak akan ada health potion. Dan ketika terkena tembakan peluru, tubuh akan berdarah. Tidak akan bisa disembuhkan begitu saja. Bahkan bisa saja langsung mati di tempat.

Hanya dengan memikirkannya saja [name] sudah merinding. Apa ini? Apa karena dirinya tidak lagi bertarung di medan perang mentalnya menjadi lembek?

Jika ditanya, maka [name] akan menjawab ya. Gadis itu sangat takut akan kematian. Memang benar sebelumnya [name] pernah bertarung dengan mempertaruhkan nyawanya di Sword Art Online. Tapi entah kenapa kali ini dirinya benar-benar sangat takut.

"Sudah saatnya untuk penyerangan. Kenapa dirimu masih berada disini?"

[Name] langsung menatap sosok yang bertanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Reena....."

Sang empu yang disebut namanya langsung menggerakkan tangannya kikuk.

"A-apa yang terjadi denganmu?! Apa karena media menghujat mu?!"

"Tidak....bukan itu...."[Name] segera mengusap air matanya, "Aku hanya ketakutan."

"Heee tumben." [Name] langsung sweatdrop. Setelah itu gadis tersebut bangun dari duduknya. Iya, daritadi [name] lesehan di lantai lorong.

Me and Sword Art OnlineWhere stories live. Discover now