10🍂

2.9K 270 91
                                    

~🍁Cinta itu seperti angkasa. Jauh, tapi harus digapai. Cinta juga seperti obat. Pahit, tapi mampu mengobati. Dan lagi Cinta akan seperti senja. Indah tapi hanya sesaat🍁~
_________________________________________



🍂🍂🍂

Sepulang dari mesjid Fahri mendapati Farah masih bergulung dengan selimut tebalnya, saat Fahri mengecek panas nya pun masih tinggi. Akhirnya Fahri memilih tidak membangunkan istrinya itu.

Ah bahkan Fahri masih belum terbiasa mengakui Farah adalah istrinya.

Dalam keadaan Farah yang sakit Fahri tidak mungkin berangkat kerja, selain kwatir Fahri juga ingin sedikit menebus kesalahan nya semalam. Meski ia sadar kesalahan-kesalahan besarnya tak akan mampu menebus hanya dengan menemaninya seharian.

Lagi pula Fahri membayangkan orang tuanya akan mengutuk ia jadi apa jika membiarkan Farah demi perusahaan dalam keadaan sakit.

Fahri akui tidak ada yang salah dengan kehadiran Farah, lagi pula siapa yang akan menolak bersanding dengan perempuan bak bidadari surga yang menjelma didunia hanya orang bodoh mungkin yang menyakitinya dan itu termasuk Fahri.

Farah cantik, solehah, rajin ibadah, berpendidikan, sopan, santun, lembut dan memilki kesabaran yang luar biasa. Farah tidak pernah menampakan sisi rapuhnya, ia selalu membawa hawa positif dan ceria pada siapapun. Fahri akui itu dulu, tapi sekarang jauh berbeda waktu yang tidak seharusnya menyatukan mereka.

Sepertinya Fahri terlalu berlebihan pada Farah bukan kah tidak ada yang sempurna karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan Farah juga miliknya, itu kenyataan nya.

Berhenti memikirkan Farah, Fahri mencari pekerjaan rumah.

Ia mendesah pelan bahkan Farah tak menyisakan sesuatu yang dapat dikerjakan olehnya. Barang yang ada dirumah nya tertata rapih dan bersih, bahkan rumput pun sudah tidak ada yang harus dipotong.

Cucian, yah Fahri ingat pakaian nya dan pakaian Farah bekas tadi malam. Dengan hati-hati Fahri mengambil ranjang cucian dikamar mandi Farah ia tak mau pergerakan nya mengganggu.

Sambil menunggu cucian yang di giling di mesin cuci, Fahri mencoba memotong sayur. Karna sudah waktunya memasak untuk sarapan Farah, ingat Farah harus minum obat.

Setelah selsai mencuci dan memasak Fahri tersenyum senang ternyata semua hal itu tidak buruk cukup menyenangkan, walaupun masakan nya tak seenak masakan Farah tapi Fahri jamin masakan nya tidak akan sampai membuat ia dan Farah sakit perut. Ups Fahri ingat bukan kah sebenarnya pekerjaan ini adalah pekerjaan suami, tapi ingat Fahri melakukan ini bukan karna apa-apa ia hanya merasa bersalah itu saja.

Hanya merasa bersalah? Terlihat lucu bukan? Bahkan Fahri menyakiti Farah dari awal entah sampai kapan atau mungkin sampai nanti atau sampai akhir.

Entah,

Fahri tidak tau dan jangan paksa Fahri untuk memikirkan nya sekarang.

Nanti saja, setelah Fahri siap.

Setelah membereskan bekas memasaknya Fahri beranjak untuk mandi.

Karna sekarang Fahri tau Farah tidak suka sesuatu yang kotor apalagi berantakan, yah Fahri semakin kagum pada Farah. Tapi hanya sebatas kagum tidak lebih dan tidak akan lebih sampai kapanpun.

Takdir Cinta Farfallah( TERBIT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang