03.🍂

3.5K 395 113
                                    

~🍁Terkadang yang membuatmu gelisah bukanlah masalah yang menguji

Tetapi bahasa rindu Allah yang gagal kamu pahami🍁~

_________________________________________



🍂🍂🍂

Waktu sudah menunjukan pukul 01:00 dini hari, tapi Farah masih setia menunggu Fahri di ruang Tamu. Sudah kesekian kalinya Farah terlelap tapi ia mencoba bangun lagi, memaksa matanya untuk tetap terjaga.

Tadi setelah mandi Farah sempat dibuat bingung dengan tidak adanya Fahri. Tapi setelah mendapat kabar bahwa Fahri harus mengurus pekerjaan nya yang mendesak akhirnya Farah memahami.

Walaupun terbesit rasa kecewa, di malam keempat ia dan Fahri resmi menjadi suami istri kini Fahri harus meninggalkan Farah di dalam rumah tiga lantai ini seorang diri. Bukan nya Farah ingin menunaikan Hak tapi rasa kwatir dengan keadaan suaminya itu yang ia pikirkan.

Tapi apapaun yang terjadi Farah harus tetap mendukung Fahri, Farah harus percaya pada Fahri.

Farah kembali melirik jam sudah pukul 02:30 dan Fahri belum juga pulang. Rasa kwatir Farah semakin menjadi untuk menetralkan nya akhirnya Farah kembali ke lantai tiga dimana kamar nya terletak ia akan melakukan salat malam yang sudah menjadi kebiasaan nya.

Tapi tunggu dari tadi Farah perhatikan ia tak menemukan koper Fahri. Setelah di lantai tiga Farah baru menyadari dilantai tiga ada dua kamar. Satu kamar yang ia gunakan kedua kamar disebelahnya tapi kedua kamar memiliki balkon yang sama.

Ceklek, ceklek, ceklek

Kamarnya dikunci? Tapi kenapa?sebentar apakah koper Fahri ada dikamar itu? Jika ia itu tanda nya ia dan Fahri ah bagaimana bisa Farah berpikir negatif pada suaminya.

Sampai menjelang subuh pun Farah masih terjaga, ia belum benar-benar tidur padahal tubuhnya sudah sangat lelah.

Setelah melaksanakan ritual mandi dan salat subuh Farah beranjak menuju dapur ia akan memasak untuk pertama kalinya untuk suaminya Fahri. Setelah selsai membuat sarapan Farah membereskan rumah hingga menjelang waktu duha.

Tapi Fahri belum juga pulang bahkan pesan Farah pun tak juga dibaca. Walaupun pikiran nya kalut tapi Farah akan coba mengalihkan nya dengan menyiram bunga yang ada dihalaman belakang sambil membersihkan kolam bernang.

Karna matahari sudah naik ke permukaan Farah memutuskan untuk istirahat. Perut nya belum ia isi sama sekali karna Farah masih menunggu Fahri.

Saat akan membaringkan tubuhnya suara ponselnya diatas nakas berbunyi Farah meraih dengan satu tangan nya kemudian berjalan ke arah balkon.

Setelah mengetahui siapa yang menelpon nya Farah menyunggingkan senyum bahagia dibalik cadar coklatnya walaupun bukan orang yang ia tunggu. Farah menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponselnya di telinga.

"Assalamualaikum pengantin baru? " Sapa seseorang dengan nada meledek  disebrang sana.

"Waalaikumussalam gak lucu, Farah lagi mau marah nih," Balas Farah sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ulututu maafin dong, satu sama kan kamu gak dateng ke nikahan aku karna di Turki sekarang aku gak dateng kenikahan kamu karna anak aku masuk rumah sakit."

"Iya-iya gimana keadaan Fifi?"

"Demam nya sudah turun dan hari ini sudah bisa pulang."

"Alhamdulilah deh."

Takdir Cinta Farfallah( TERBIT ) Where stories live. Discover now