"Tapi bener Gina itu cengeng banget asu! Kayaknya kita satu spesies Mita. Jadi teman gue aja mau nggak," lanjut Lino dengan mengangkat alisnya.

"Ma ..."

"Lapangan basket," ucap Arsen dengan muka dingin bahkan ada terasa aura ketidaksukaan.

***

Kini adalah giliran Lino juga Adya yang mewakili Endma untuk perlombaan basket. Lino sekarang sedang menggerakkan tubuhnya agar tidak terjadi cedera.

"Di perlombaan tadi boleh aja sekolah kami kalah tapi kali ini Lo nggak akan gue lepasin," ucap Nicho dengan bersedekap dada.

"Eh, mau tanya dong!" seru Lino dengan merangkul pundak Nicho.

"Bilang aja asal nggak merugikan gue," sahut Nicho dengan mengangkat bahunya.

"Kok perwakilan sekolah Lo hanya diam aja nggak menjawab sama sekali sedangkan sekolah lain setidaknya hanya ada satu," ucap Lino dengan mengangkat alisnya.

"Ya, gimana bisa jawab?! Yang ikut lomba itu jurusan IPS anjir!" seru Nicho dengan mendengus kesal.

"Lah, bisa gitu! Lalu jurusan IPA pada kemana?" timpal Adya juga ikut merangkul pundak Nicho.

"Katanya sih malas! Malah perlombaan akademik jurusan kami yang antusias! Syukur gue nggak masuk IPA, jika nggak gue mungkin nggak punya semangat hidup lagi!" gerutu Nicho dengan nada menggebu-gebu.

"Mungkin mereka nggak punya hidup karena terlalu banyak disodori materi rumus sama hapalan ini. Jika begini yang salah pihak sekolah! Coba lihat Arsen sama Ziel juga kayak nggak punya semangat hidup! Tahunya cuman buku sama adu jotos!" sahut Lino dengan menggebu-gebu. Arsen, Ziel dan pihak sekolah yang melihat itu hanya bisa tersenyum masam kecuali Ravy dan Adya yang tertawa terbahak-bahak.

"Bos Lino! Jangan kelamaan ngomong ini sudah jam lomba atuh!"

Setelah sesi curhat antara rival terjadi. Akhirnya yang paling ditunggu-tunggu adalah lomba basket lebih tepatnya para murid cewek yang antusias untuk cuci mata.

"Elio! Elio!"

"Adya! Semangat!"

"Jangan kasih kendor!"

Murid-murid mulai berteriak histeris, tetapi lebih tepatnya hanya murid SMA Cendana dan SMA Mawar. Sisanya hanya duduk dengan tenang tanpa bersuara. Mungkin karena tekanan batin atau sudah menyerah akan hal ini.

"Woy! Dukung kami! Gimana sih elah?! Sudah nggak partisipasi lomba!" seru Nicho dengan menatap tajam.

"Sabar bro! Ini ujian!" timpal Lino.

Setelah itu mereka mulai serius dalam pertandingan ini. Ia juga tidak melihat adanya kecurangan yang dilakukan pihak Nicho dkk. Namun, baru saja kepikiran tiba-tiba anggota dari Nicho mendorong tubuhnya hingga terjatuh.

"Lo! Kalian sudah gue bilangin kali ini jangan ada yang menggunakan kekerasan!" bentak Nicho dengan menatap tajam.

"Tapi kata Ra ..."

"Ra, apaan?!" bentak Nicho yang seolah mengkode sesuatu kepada anak buahnya.

"Bos! Jangan lemah karena dulu dia penolong Lo!"

Nicho menatap tajam berkata, "No kekerasan atau menggunakan senjata tajam. Gue masih tahu balas budi kepada penolong ibu gue."

Lino mengangkat alisnya jika Nicho memang masih memiliki hati. Lalu apakah yang sebenarnya terjadi dalam Geng Bloody Night. Mereka juga bilang Ra tapi itu apa.

"Tahu juga Lo namanya balas budi," cibir Adya dengan menatap sinis.

Nicho hanya diam kemudian mereka melanjutkan pertandingan. Dari waktu ke waktu mereka memiliki kekuatan yang sama bahkan poin mereka juga berdekatan. Namun, dirinya tidak akan disebut singa penakluk jika menyerah begitu saja.

"Lemparan terakhir," gumam Lino dengan mendribble bola.

Seluruh murid terdiam memperhatikan langkah kaki Lino. Jika didalam film gerakan Lino seolah ada kelembutan juga slowmo yang indah.

"Goal! Eh, bukan! Masuk ring!" pekik Lino berlari menuju Adya setelah itu mereka berpelukan.

Arsen berjalan meninggalkan banyak tanda tanya dari murid-murid. Ia tersenyum tipis melihat Lino bahagia. Saat sampai di sana ia mengacak pelan rambut Lino.

"Selamat," celetuk Arsen dengan tersenyum tipis.

"Makasih loh, tapi yang lebar dong senyumnya," ucap Lino dengan meletakkan kedua jarinya di pipi Arsen untuk membentuk senyuman lebar.

Namun, tanpa disadari ada seseorang yang menatap mereka dengan tatapan benci. Lalu satunya tersenyum dengan membuka kamera ponselnya.

***

Jangan lupa vote dan komen :)
Kira-kira dua orang itu siapa ya 🤔
Btw, jangan ada yang tersinggung ya jurusan IPA maupun IPS karena semua pelajaran itu sama. Tapi gimana kelebihan sendiri dan masuk jurusan itu jangan ikut-ikutan teman nanti hasilnya nggak bagus. Kalau bisa mah nggak masalah nanti kalau nggak paham sama sekali gawat, mana susah lagi urus pindah jurusan. Lalu ini juga terjadi sama teman gue saat dulu yang suka ikut-ikutan teman.
Lanjut!

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now