18

610 54 7
                                    

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love—

Lagu George Benson terdengar mengalun mengudara di mobil Mark saat ini. Dengan Marcell yang akhirnya duduk di depan menemani sang supir. Lalu ada Abian, Laura, dan Ai di bangku tengah meramaikan suasana dengan candaan khas yang dikeluarkan. Terakhir, di bangku paling belakang ditempati oleh Kale dan Sara.

Sengaja, teman-teman mereka menyuruh kedua suami istri tersebut duduk di kursi paling belakang. Agar dijauhkan dari momen romantis yang menimbulkan rasa iri sekaligus agar Sara dapat memaafkan suaminya itu.

Kale yang bersandar di pundak Sara dengan tangan saling menggenggam ikut menyanyikan lagu tersebut pelan. Wajahnya mendongak menatap istrinya yang tengah menatap pemandangan luar dan tersenyum manis. Memang tidak salah teman-temannya itu dalam memberikan usulan. Kini keduanya dapat berduaan.

"Kalian semua, haram hukumnya noleh ke belakang!" Seru Ai lalu disusul suara tawa oleh yang lain.

"Gue juga gak mau ngerusak mata gue gara-gara lihat drama india." Timpal Abian.

Kale berdecak lalu melemparkan botol plastik yang telah kosong kepada pria di depannya, "Ngerusak suasana aja lo!"

"Jangan aneh-aneh di mobil gue woi!" Mark menatap suasana di belakang melalui kaca tengah.

"Wah ngapain tuh yang belakang?" Marcell ikut menggoda.

"Sara marah entar, tapi kalau Kale mah godain aja sampe mampus" Timpal Laura.

"Wah jahat lo semua sama gue." Pria itu bangkit dari posisi bersandarnya menjadi tegak dengan tangan tetap saling menggenggam. "Kamu masih marah sama aku?"

"Kimi misih mirih simi iki?" Abian meniru ucapan Kale. Pria itu kembali berdecak.

"Maafin dong." Melasnya. Kini kedua tangannya telah menggenggam tangan kanan Sara.

"Aku gak marah sama kamu! Stop being cringe, Kale." Ucapnya datar.

Mendengar suara Sara, semua penumpang di mobil tersebut lantas tertawa. Akhirnya ibu negara berbicara. Mana Kale dimarahin lagi.

"Lah? Kalau gak marah, kok aku didiemin seharian?"

"Muka lo ngeselin paling." Celetuk Marcell, lagi-lagi membuat yang lain tertawa.

"Is diem dulu deh." Suruh Kale.

"Udah, yang lain lanjut aja, jangan peduliin Kale, please." Sara berkata memohon.

"Oh oke sorry sorry, semangat bro!" Abian menyemangat Kale dengan menepuk pundaknya. "Eh buka jajan ayo!"

"Gue mau keripik kentang." Pinta Laura.

"Enak keripik pisang tapi Ai." Sanggah Abian.

"Yaudah keripik pisang aja." Wanita itu mengalah.

"Oke, gue buka keripik kentang ya." Diakhiri dengan senyuman jahil.

"Mau lo apa sih?!" Ucapnya dengan nada kesal yang sudah tidak terbendung. Karena sedari tadi Abian hanya mengganggunya.

"Ayo lanjut kalian berantemnya. Gue lihatin dari sini." Mark terkekeh di akhir kalimatnya.

"Gue mau keripik pisang dong." Pinta Marcell.

Disaat yang lain tengah sibuk memilih dan memakan makanan ringan, Kale mencoba untuk membawa Sara dalam dekapannya. "Sini, aku pengen meluk kamu." Ucapnya berbisik seraya menarik pelan bahu wanita itu untuk bersandar pada bahunya. "Aku kangen, seharian kamu cuekin."

Something, We Called It Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن