12

649 62 19
                                    

Trigger warning//slightly mature-be wise!

Finally, weekend! sorak Sara dalam hati ketika selesai menghadiri mata kuliah jam kedua, yaitu biologi kedokteran, di hari Jumat ini. Wanita itu membereskan barang-barangnya lalu bangkit dari kursi yang ia duduki.

"Kamu mau langsung pulang?" Kale mendekat dan berhenti di depan bangku wanita itu.

"Emang kenapa?" Tanyanya balik.

"Ayo ngedate!" Ajaknya semangat

"Gak mau."

"Kan nolak." Suaranya memelas. Ia sudah menebak.

"Panas Kale. Aku males."

"Yaudah lah ayo pulang aja." Kale meraih tangan istrinya dan membawanya menuju parkiran.

"Kale, nanti malam aja kita keluar. Mau?"

Pria itu mengangguk antusias, pandangannya masih fokus menatap jalanan. "Mau ngapain?"

"Belanja bulanan. Sekalian beli sesuatu buat orang rumah besok."

Kale teringat jika ia dan Sara akan menginap di rumah mertuanya besok. "Oh iya besok ke rumah Papi Mami ya? Sekalian dinner di luar mau? Atau masak bareng juga seru."

"Lagi pengen sushi."

"Ayo deh nanti malem kita ke stall sushi."

Sara mengangguk.

***

Selepas makan malam mereka di restauran sushi, demi menuruti Sara yang ingin makan tuna roll, mereka kini berada di lorong belanja salah satu supermarket.

Terlihat Kale yang tengah mendorong troli sedangkan Sara berjalan di sampingnya sembari memilih peralatan mandi yang dibutuhkan.

"Mending sabun sama samponya gak dipisah deh. Beli satu jenis aja buat berdua." Saran Kale.

"Kenapa?"

"Gak apa-apa, pengen samaan bau sama kamu." Cengirnya tak berdosa.

"Kamu mau pake sabun cewek?"

"Ya—gak? Beli yang netral aja."

"Oh yaudah." Wanita itu meletakkan sabun yang telah ia ambil sebelumnya lalu berjalan mencari sabun yang cocok untuk mereka berdua.

Sara berjalan terlebih dulu meninggalkan Kale yang tengah mengambil sebuah alat pengaman kontrasepsi tanpa sepengetahuannya.

"Mau bawain apa buat Papi sama Mami?" Tanya Kale sesaat setelah menyeimbangkan langkahnya dengan Sara yang tengah memilih bumbu dapur.

"Cake yang ada di lantai bawah, tau gak?"

"Yang tokonya kata kamu lucu?"

"Iya. Beli red velvet aja. Mami suka soalnya."

"Kita beli juga ya? Buat nanti malem, sekalian kita nonton."

"Gak mau."

"Kan, kebiasaan. Sukanya nolak." Sara hanya merotasikan bola matanya.

"Ini udah semua?" Tanyanya ketika melihat arah jalan mereka menuju kasir.

"Udah."

"Oh, gini aja. Biar aku yang bayar sendiri, kamu duluan jalan ke toko kuenya. Nanti aku susul." Kale teringat akan alat kontrasepsi yang tadi diambilnya. Jangan sampai Sara mengetahui barang tersebut. Bisa ribet urusannya nanti.

Sara mengangguk setuju. "I'll go downstair then."

Tetapi sebelum wanita itu berjalan untuk meninggalkan Kale, tangannya ditahan oleh suaminya itu.

Something, We Called It LoveWhere stories live. Discover now