Chapter 32 - Bad boy sepia!

53 8 30
                                    

Entah berapa kali Deuce dan Lila memukul kedua senior itu, dan yang pasti kemarahan yang paling besar hanya Lila baku hantam sampai babak belur.

"Tuhkan tuan berantem lagi.." guman Lakah yang udah pasrah sama tuannya sendiri.

"Orang-orang ini benar-benar marah! Itu bukan hanya hanya 6 pukulan! Pembohong!" takut murid yang dipukul Deuce dan Lila.

"Aku kita pergi dari sini! Aku minta maaf untuk semua ayam!!" pekik temannya lalu mereka kabur.

"Minta maaf 100 kali nanti saat kau makan telur! Sialan!!" bentak Deuce mengejar mereka.

"Deuce, sudahlah jangan kejar mereka biarkan saja." Lila berusaha menenangkan Deuce.

"Hiiii!" ngeri Grim.

"Huff, huff...ugh!!" akhirnya Deuce kembali sadar.

Dia sepertinya terkejut dengan kelakuan dirinya sendiri.

"Lila, kau tidak apa-apa? Apa kepala mu masih pusing?" tanya Deuce yang sepertinya sangat cemas.

"...Aku tidak apa-apa, kepala sepertinya udah agak mendingan jika marah ku sudah mereda. Mungkin ini berpengaruh dengan kekuatan ku ehehe.." jawab Lila seadanya.

"Begitu ya.. syukurlah." Guman Deuce.

"Apa yang merasukimu?" tanya Grim.

"Kenapa Tuan berkelahi lagi? Kan aku udah bilang Tuan harus mengendalikan nya supaya Tuan tidak berkelahi lagi. Aku juga ngak mau kalau tuan di panggil ke ruangan kepala sekolah." Ucap Lakah serius.

"Iya iya, bawel banget sih lama-lama aku jual kamu, Lakah." guman Lila ngawur.

"A-aku gagal...aku bersumpah aku pasti, pasti aku akan menjadi siswa teladan kali ini...!" Guman Deuce menghela nafas.

"Ehh.."

"Saat aku SMP aku selalu mengacaukan semuanya... aku selalu membolos sekolah dan menghabiskan waktu ku dengan berkelahi. Aku membantah semua guruku, berkeliaran dengan para senior dan mewarnai rambutku. Bahkan pergi ke mana-mana dengan mengendarai Magical Wheel. Aku adalah orang yang mengerikan yang menggunakan sihir untuk menguasai mereka yang tidak bisa." Ucap Deuce menyebutkan semua kesalahan.

"Baru saja kau memukul orang-orang itu!" ucap Grim masih terkejut.

"Aku juga kadang pernah memukul orang apalagi teman ku yang nakal ke padaku. Rasanya jantungku seperti berdetak tak terkendali." ucap Lila.

"Itu makanya Tuan aku suruh jangan berkelahi, tuan kan orangnya suka marah." Ucap Lakah pasrah.

"Itu benar-benar mengejutkan." Sahut Lila.

Deuce bercerita dia menyesali perbuatannya setelah melihat ibunya menangis diam-diam saat menelpon neneknya.

"Dia salah. Ibuku tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. Ini semua salahku!" Lanjutnya.

Lila yang mendenger apa yang di ceritakan Deuce langsung menangis tetapi dia menahannya, karena dia sudah besar dan tidak boleh menangis.

"Lila, kau menangis?" tanya Deuce berhenti menceritakan masa lalunya.

Lila hanya diam sambil menahan air matanya agar tidak menetes.

"Jangan kamu tahan keluarkan lah sesuka hati mu. Kau pasti jarang menangis kan?" Ucap Deuce.

"H-ha-hati ku seperti batu yang tidak bisa menangis." Jawab Lila.

Deuce seperti tersenyum dan mengelus kepalanya.

"Pat pat"

"Imutnya.." batin Deuce tersenyum.

"Lalu selanjutnya, gimana?" Tanya Lila yang masih sentrap-sentrup.

"Jadi ketika kereta dari NRC datang untuk menjemputku. Ibuku sangat bahagia dan aku tidak ingin membuatnya menangis lagi." Ucap Deuce melanjutkan ceritanya.

"Kali ini, aku akan menjadi siswa teladan yang ibuku banggakan... Lalu aku melakukan ini. Sial!" Deuce tampak menggertak gigi

"Sebenarnya, aku juga melakukan hal yang sama, memukul teman ku tanpa sengaja, berkelahi dengan yang lebih pendek dari ku dan sebagainya. Tapi itu saat aku masih kecil dan belum tau apa-apa, jadi ya aku jadi anak setangah teladan dan setengahnya tidak." Ucap Lila yang menceritakan masalahnya.

"Kurasa kita benar-benar mirip ya.." guman Deuce tersenyum.

"Tapi, kau tau...apa menjadi murid teladan artinya kau harus tersenyum dan menanggung segalanya?" Tanya Grim membuat Deuce terbelalak.

"Tunggu apa?" pekik Lakah dan Lila.

"Berandalan itu berhak mendapatkan 10 pukulan lagi tau!" Ucap Grim dengan semangat.

"Itu preman apa anak berandalan dah?" tanya Lila bingung.

"Aneh kali kau ni." sahut Lakah.

"Kalian berdua melawan mereka sebelum aku melakukannya." lanjut Grim.

"Itu karena kamu bodoh." ejek Lakah.
"Aku tidak bodoh, kau yang bodoh, kucing aneh!" ejek Grim lagi.

"Udah udah, lama-lama ku buang kalian ke sungai." Ucap Lila yang udah emosi.

"Ya...maaf tuan."
"Maaf Lila."

"Nah gitu dong, yang akrab kan sama-sama kucing. Rasanya mau ku cium." guman Lila.

"Nanti tuan kena virus!!" ucap Lakah khawatir.

"Kalian.." guman Deuce terharu.

"Murid teladan sekalipun pasti bisa marah. Dulu aku juga kayak gitu, jadi gak usah malu Deuce." lanjut Lila.

"Benarkah? Haha. Semoga bayi ayam itu beristirahat dengan tenang." tanggap Deuce lega.

"Maaf Deuce aku bukannya mengganggu suasana tapi...telur-telur ini tidak dibuahi jadi tidak ada anak ayam, Deuce." Jelas Lila membuat Deuce terbelalak kaget.

"Eh-EHHH?!!! KAU PASTI BERCANDA?!!!!" teriak Deuce menggema membuat Lila terkejut.

Selama perjalan Lila bilang ke Deuce kalau telur ayam yang mereka beli tidak akan menetas jadi ayam.

[ Di dapur]

"Oh, kalian akhirnya kembali. Lama sekali." sambut Ace.

"Tuan habis gelud ya?" tanya Bili yang tau apa yang di lakukan Lila sebelumnya.

"Uhmm..i-ya." jawab Lila gugup.

"UDAH KAMI BILANG TUAN JANGAN GELUD MALAH GELUD!!" peringati hewan peliharaannya Lila sambil kuping berdengung.

"Uhhh wow suara kalian terlalu berisik untuk seekor binatang." guman Ace menutup kupingnya dengan tangannya.

"Sudah, sudah. Ayo kita selesaikan." Ucap Trey.

-TBC-

Twisted Wonderland The World Of FantasyWhere stories live. Discover now