Chapter 2 - Entrance Ceremony

158 21 19
                                    

Sesampainya di aula cermin, kelompok Lila melihat banyak murid yang memakai seragam yang sama dengan seragam yang di kenakan Lila.

"Semua yang ada disini memakai celana? apa sekolah ini khusus laki-laki? mungkin saja iya." pikir Lila. "Sepertinya iya Tuan, aku merasakan orang-orang yang ada disini laki-laki semua." jawab Danial secara telepati.

"Jangan sampai Tuan ketahuan.." guman Lakah khawatir secara telepati.

"Bodo amatlah memakai celana itu bagiku sangatlah nyaman." Batin Lila.

Lila melihat sekeliling dan dia tertarik apa yang Lila lihat. Dia melihat ada murid siluman binatang, juga dia mencium aroma siluman hewan laut, dan murid-murid yang sebenarnya adalah peri. Itu yang membuat Lila tertarik dengan hal fantasi.

Sampai ia mendengar ada yang mencari kepala sekolah.

"Omong-omong, ke mana perginya kepala sekolah? Dia pergi tepat di tengah upacara..." ucap salah satu murid yang bertudung.

"Meninggalkan jabatannya.."

"Tablet melayang? keren.." batin Lila kagum yang melihat tablet yang melayang tanpa ada yang memegangnya.

"Apa dia sakit perut atau semacamnya?"

"Itu tidak benar." ucap kepala sekolah saat memasuki ruangan. "Ah dia datang.." jawab salah satu murid yang bertudung.

"Aku tidak percaya kita kehilangan satu murid jadi aku pergi mencarinya. Baiklah, kau satu-satunya yang belum dapat asrama, aku akan menjaga hewan peliharaan mu dan rakunmu. Majulah ke depan cermin." ucap kepala sekolah.

Lila memberanikan diri ke depan cermin walaupun dia menahan rasa takutnya.

"Ini seperti di Harry Potter pemilihan asramanya pakai topi sihir yang bisa bicara dan disini pakai cermin yang bisa bicara. Tapi cerminnya lumayan serem sih tapi gak apa-apalah." batin Lila.

"Sebutkan namamu." ucap topeng wajah melayang di dalam cermin.

"Lila Arina Ramadhani." jawab Lila.

"Kok perasaan ku tidak enak ya." batin kelima hewan peliharaan Lila

"Lila Arina Ramadhani, bentuk jiwamu adalah.." wajah cermin itu terdiam dan dia seperti terkejut.

"Tidak mungkin?!" cermin itu seperti terkejut setelah melihat Lila.

"Ada apa ini? padahal cermin itu yang bawa aku ke sini tapi malah perasaan ku yang tidak enak." batin Lila panik.

"Ada apa cermin kegelapan?" tanya kepala sekolah bingung.

"Aku merasakan sihir yang sangat besar dari dalam tubuh anak ini. Warnanya, bentuknya, semuanya sangat besar. Sihirnya tergolong ketujuh asrama lainnya, maka dari itu dia harus memilih asrama mana yang harus dia masuki." jelas asrama itu.

"Anak itu sihirnya sangat besar." "Memangnya sebesar apa sihirnya itu?" "Entahlah, yang jelas sepertinya dia harus memilih asrama yang cocok dengannya."

Secara tidak sengaja Lila mendengar semua omongan murid-murid yang ada dibelakangnya. Itu membuat Lila tidak nyaman ketika ada yang membicarakannya dari belakang.

"Aku rasa anak ini sangat spesial. Jadi anak baru pilih lah asrama yang cocok untuk.." ucap kepala sekolah yang kemudian dipotong oleh peliharaannya Lila.

"Maaf kami menyela pembicaraan anda kepala sekolah tapi Tuan kami ini perempuan." ucap Danial hingga semua orang yang ada disana terkejut.

Kepala sekolah terkejut dan bilang, "Apa itu benar?"

Lila mengangguk dengan ekspresi yang tertekan.

"Dia perempuan? yang benar saja." "Sekolah ini khusus laki-laki bukan sekolah umum. "Kasihan sekali dia."

Lakah langsung marah mendengar orang-orang yang membicarakan Tuannya, "Kalian yang di sana sangat tidak sopan membicarakan Tuan kami dari belakang."

"Lakah sudahlah." Lila menenangkan Lakah dan membuka tudungnya dan benar Lila adalah perempuan.

"Aku sudah menyadarinya dari awal. Kereta kuda hitam sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan. Dalam 100 tahun tidak pernah ada kesalahan dalam pemilihan murid. Kenapa ini bisa terjadi?" tanya kepala sekolah sambil memegang keningnya.

"Apa maksud mu? Kau yang membawa ku ke sini beserta kelima peliharaan ku dan andatidak mengingatnya sama sekali? Aku sedang bermain dengan hewan peliharaan ku dan kemudian terdengar suara dan muncul cahaya yang menarik kami berenam kesini. Dan sekarang aku merindukan rumah ku." ucap Lila yang amarahnya memuncak

Setahu hewan peliharannya Lila, Lila hanya memendam amarahnya itu sampai-sampai hewan peliharaannya takut ketika mendengar kemarahan pemiliknya.

"Minggir kalian semua! Kalian terlalu lama." kata Grim sambil melepaskan dirinya dari kepala sekolah.

"Tetap di sana! rakun!" perintah kepala sekolah tapi diabaikan oleh Grim.

"Aku benci kucing itu." guman Lakah kesal.

"Kekuatan ku jauh lebih besar dari mereka. Jika kau butuh bukti akan kutunjukkan padamu sekarang!" ucap Grim yang langsung mengeluarkan kekuatan api birunya.

"Semuanya merunduk!" seru salah satu murid.

Dengan cepat  Lila memadamkan api dengan kekuatannya.

"Waaah! Panass!! Pantatku terbakar!" Lila melihat ada salah satu murid yang terkena apinya Grim.

"Bili sembuhkan orang yang terkena api biru itu!" perintah Lila pada Bili.

"Baik Tuan!" dengan cepat Bili menyembuhkan orang yang terkena apinya Grim itu.

"Terima kasih, beruang yang baik." "Sama-sama, nama ku Bili."

"Kalau seperti ini, sekolah akan menjadi lautan api! Seseorang tangkap rakun itu!" perintah kepala sekolah.

Secara tiba-tiba Lila menyetrum Grim dengan setruman yang besar.

"Akkhh!!!"

"Perkataan cermin kegelapan itu benar. Anak itu memiliki kekuatan yang sangat besar." batin kepala sekolah.

"Lakah hentikan kucing api biru itu!" perintah Lila pada Lakah

"Baik Tuan!" Lakah merubah ukurannya menjadi sebesar harimau.

Sisa hewan peliharaan Lila dan Lila sendiri menghentikan Grim dan memadamkan api dengan kekuatan mereka. Serta menyembuhkan luka murid-murid disana yang terkena api milik Grim.

"Tsk! Menyebalkan." "Hmm? Bukankah kau pandai berburu?" "Kenapa harus aku? kau bisa melakukannya sendiri." dua orang bertudung berdebat.

"Tuan Crowley, tolong serahkan padaku. Aku yakin yang lain tidak akan sanggup melukai makhluk malang itu, jadi aku akan menanggungnya sendiri."  "Itu untukmu Azul. Selalu berusaha mendapatkan poin untuk dirinya sendiri."

"Apakah kalian semua mendengarkan?! Seseorang harus membantu anak itu!" ucap kepala sekolah.

"Jika hanya ingin menangkap rakun bodoh, tidak bisakah kau melakukannya sendiri." ucap salah satu yang berdebat tadi yang ternyata adalah siluman singa.

"Berapa kali aku harus memberitahumu, aku bukan rakun! Yang akan menjadi penyihir hebat itu adalah aku, Grim"

"Peliharaan yang terlalu banyak bicara. Bisa bantu aku Riddle?" tanya Azul.

"Aku tidak bisa mengabaikan mereka yang melanggar aturan. Ayo cepat kita selesaikan masalah ini." kata Riddle.

"Maaf mengganggu kalian tapi aku ingin memberitahu kalian berdua jangan serang kucing ku  yang berkulit unggu dengan belang berwarna coklat dia hanya ingin mengalihkan perhatian kucing hitam itu." ujar Lila.

"Baiklah murid baru yang cantik eh.. maksudku baiklah kami tidak akan menyerang kucing yang kau maksud." ucap Azul.

"Baiklah ayo kita lakukan dengan hati-hati." ucap Riddle.

-TBC-

Twisted Wonderland The World Of FantasyWhere stories live. Discover now