Chapter 20 - Lila's secret ending.

97 14 33
                                    

Lalu ada laki-laki yang memakai sorban mendekati Lila, ""Aku Kalim Al-Asim, kelas 2-A, dari asrama Scarabia.Salam kenal ya.". "Salam kenal juga." jawab Lila.

"O iya ngomong nama kita berdua ternyata ada 3 kata ya." ucap Kalim. "Kau juga." ucap Lila. "Kalau di lihat-lihat dia mirip sama sultan di aladdin deh. Aku belum nonton animasi sama live movie nya yang berbahasa Inggris tapi hanya bisa nonton versi India nya." batin Lila.

"O iya kenal ini teman Jamil Viper, dia wakil asrama Scarabia sedangkan aku ketua asramanya." ucap Kalim memperkenalkan Jamil. "Hai Lila." sapa Jamil. "Mirip banget sama Jafar dari aladdin, sama Jay dari Descendant, gak nyesel aku nonton semua itu." batin Lila. "Hai juga, Jamil.

"Aku Vil Schoenheit, ketua asrama Pomefiore. Ngomong-ngomong kau sangat cantik dan cocok untuk menjadi seorang putri." ucap Vil sampai memuji Lila, setelah Vil mengatakan kata cantik, ekspresi Lila menjadi seperti orang yang linglung.

Danial mengatakan pada Vil, "Kalau kau bilang 'cantik' di hadapan Tuan, Tuan bakal jadi orang yang kayak linglung. Sebaiknya kau jangan mengatakan kata itu." . "Kalau kata 'keren'? apa tidak apa-apa?" tanya Vil. "Itu sudah cukup baik." jawab Danial. "Baiklah." Guman Vil.

"Maksudku kau sangat keren dan cocok untuk menjadi seorang.. putri." ucap Vil mengulang kata-katanya. Lila menjadi seperti semula, "Ouh terima kasih..". "Dia mirip evil queen dari snow white, dan Evie dari Descendant. Apa jangan-jangan dia anaknya? ah.. pasti gak mungkin." batin Lila.

"Aku Epel Felmier, dari asrama Pomefiore." "Aku Rook Hunt, wakil asrama Pomefiore." "Salam kenal ya."

"Kau perempuan tapi tinggi sekali, hebat.. apa rahasia mu supaya jadi tinggi, Lila?" tanya Epel terkagum. "Aku sudah tinggi dari kecil, karena sudah lama jadi aku agak pikun kalau soal rahasia apa supaya jadi tinggi, begitu." ucap Lila. "Begitu ya.. tidak apa-apa tapi kau tetap keren." puji Epel. "Terima kasih Epel." ucap Lila.

"Rambut mu sangat indah dan menawan, dan kau sangat menyukai pantun yang kau ucapkan tadi." puji Rook sambil mencium tangannya Lila seperti pangeran mencium tangan seorang putri. Danial langsung marah dan berubah menjadi manusia lalu memukul Rook dengan kuat.

"Jangan sentuh-sentuh Tuan ku secara sembarangan. Aku akan menghajar mu habis-habisan!!" ucap Danial kesal. "Sudahlah Danial, suara mu itu sangat mengganggu tau." elak Nali.

"A-aku I-Idia Shroud, ketua asrama Ignihyde, salam kenal.. " ucap Idia memperkenalkan diri. "Berkenalan dengan seorang gadis?.. ini membuat ku canggung.." batin Idia. "Salam kenal juga, kak Idia." ucap Lila. "Ternyata berkenalan dengan laki-laki introvert sama seperti ku.. membuat ku cepat canggung.." batin Lila.

"Siapa robot yang lucu ini? dia kelihatan imut." tanya Lila. "Dia adik ku Ortho Shroud.." jawab Idia. "Halo aku Ortho Shroud, kakak juga imut." ucap Ortho bersemangat. "Robot yang manis, aku ingin memeluknya." ucap Lila terharu.

"Apa kau suka menggambar atau membuat sketsa Idia?" tanya Lila. "Iya.. aku sangat menyukai hal itu.. bagaimana dengan mu?" ucap Idia.

"Aku suka menggambar dari kecil, juga setahu ku kau sangat suka bermain game dan selalu berdiam diri di kamar kan?" ucap Lila. "Dari mana kau tahu aku pernah melakukan itu?" tanya Idia terkejut. "Aku juga pernah melakukannya." jawab Lila.

"Kurasa kita memiliki kesamaan." ucap Idia seperti tersenyum pada Lila. "Aku pikir iya." ucap Lila. Karena percakapan itu, Idia dan Lila menjadi akrab dalam sekejap.

"Mereka cepat sekali akrabnya, padahal baru beberapa menit." ucap Bili. "Kau ada benarnya, Bili." ucap Kiki.

"Kami dari Diasomnia, aku ketua asrama Diasomnia, Mall-" . "Kau Malleus Draconia kan? peri yang bisa berubah menjadi naga?" tanya Lila. "Dari mana kau tau?" tanya Malleus. "Semua murid disini pasti tahu tentang mu." ucap Lila. "Begitu ya.." guman Malleus.

"Aku Lilia-chan, Lilia Vanrouge, wakil asrama Diasomnia." "Aku Silver." "Sebek Zigvolt!!"

"Suaranya seperti mikrofon saat upacara kemerdekaan." ucap lakah menutup telinganya. "Kau benar, Lakah. Telinga ku sakit.." ucap Bili menutup telinganya. "Suaranya keras sekali.." ucap Grim menutup telinganya.

"Ah.. maafkan kan aku harus lebih memelankan suaraku." ucap Sebek meminta maaf. "Tepat sekali, karena telinga Tuan ku tidak tahan dengan suara yang terlalu keras, itu membuat telinganya sakit." ucap Danial.

"Ngomong-ngomong aku sangat menyukai hal yang berhubungan dengan naga, apa aku boleh menanyakan hal yang berhubungan dengan naga?" tanya Lila. "Tentu saja, jarang sekali ada manusia yang bertanya soal hal ini." ucap Malleus. Lila dan Malleus memulai pembicaraan mereka tentang naga.

"Sejak kapan Lila menyukai hal fantasi?" tanya Ace. "Dari kecil, Tuan suka liat film fantasy di tv waktu kecil dulu." jawab Lakah.

"Ternyata kau sangat menyukai naga ya, Lila." ucap Malleus. "Soalnya naga adalah hewan yang keren jadi aku sangat suka mempelajarinya." ucap Lila. "Ngomong-ngomong, bolehkah aku memanggil mu 'Tuan raja Malleus' atau 'Tuan Malleus'? mana yang lebih bagus?" tanya Lila.

"Kau tidak ada hak untuk memanggil Tuan Muda seperti itu hanya aku yang boleh memanggil Tuan Muda dengan sebutan seperti itu, Manusia rendahan!" ucap Sebek.

"Tentu saja Tuan ku ada hak untuk memanggil dia sepertinya, yang nanya Tuan ku dan yang jawab dia. Kenapa kau yang risih? dan berhentilah memanggil Tuan ku dengan sebutan yang tidak masuk akal itu!" ucap Danial kesal.

"Aku hanya tidak suka jika Tuan Muda dipanggil seperti itu, dan itu sangat tidak sopan baginya."
"Kau juga memanggil Tuan ku dengan sebutan yang tidak sopan."
"Kau hewan laut tidak usah ikut campur!"
"Dasar kurang ajar!"

Sebek dan Danial langsung berdebat soal Malleus dan Lila itu membuat yang lain merasa risih dan terganggu. Tanpa pikir panjang Lila melerai pertengkaran mereka dengan memukul mereka satu per satu.

"Aduh.. sakit Tuan.." ucap Danial kesakitan. "Apa-apaan kau ini? Dasar tidak sopan." ucap Sebek kesal.

"Diam! Kalau mau tengkar lagi diluar sana sampai malam juga gak apa-apa biar banyak yang ngeliat!" bentak Lila.

"Maaf Tuan.. tapi dia yang mulai lebih dulu!" elak Danial. "Kau yang mulai duluan, manusia kura-kura!" elak Danial. "Bisakah kalian berhenti?" tanya Lila masih kesal.

"Kau yang harusnya berhenti, manusia kura-kura. Aku lebih tua dari mu, seharusnya kau mengalah dengan yang lebih tua!" ucap Sebek. "Kau yang harus mengalah, aku lebih abadi mu!" ucap Danial.

"Tunggu kau abadi?!" pekik Sebek. "Tentu saja aku abadi, peliharaan Tuan ku yang lainnya juga abadi." ucap Danial.

"Sudahlah Sebek, kau membuat keributan disini." ucap Silver melerai. "Jadi panggilan mana yang akan kau pilih, Malleus?" tanya Lilia ke Malleus.

Malleus berpikir sejenak dan menjawab, "Kau boleh memanggil ku dengan sebutan sesuka hati mu Lila. Panggilan yang kau buat itu sepertinya sangat bagus untuk ku. Dan satu hal lagi, aku saat ini masih menjadi seorang pangeran bukan raja."

"Baiklah kalau itu mau mu, Tuan Malleus hehehe." ucap Lila gembira.

"Mulai sekarang kita semua akan menjaga kalian semua. Agar indentitas asli kalian tidak diketahui oleh orang luar." ucap Riddle.

"Terima kasih semuanya." jawab Lila tersenyum. "Sekarang kita adalah teman." ucap Ace. "Kalau ada masalah bilang saja Lila." ucap Deuce.

"Iya, makasih.."

"Sama-sama."

-TBC-

Twisted Wonderland The World Of FantasyWhere stories live. Discover now