Chapter 3 - Cruel answer

152 20 14
                                    

Setelah mengalahkan Grim Riddle mengeluarkan sihirnya mengucapkan mantra "OFF WITH YOUR HEAD!" Tiba-tiba di leher muncul kalung aneh.

"Akhirnya berhasil." guman Lakah kembali wujudnya yang menjadi seukuran kucing.

"Laws of the Queen of Hearts: nomor 23 'Seseorang tidak boleh membawa kucing ke festival.' Kau menjadi kucing yang melanggar aturan. Aku akan menyuruhmu pergi sekaligus!" ucap Riddle.

"Barusan dia mengatakan Queen of Hearts? Tidak mungkin, itukan villian dari cerita disney Alice in Wonderland." batin Lila terkejut.

"Aku bukan kucing! Aku akan membakar kalung ini dan... eh? aku tidak bisa menggunakan api ku!"

"Hmph! Kau tidak akan bisa menggunakan sihir apa pun sampai aku melepaskan kerah itu. Sama seperti kucing biasa." jelas Riddle sambil menyeringai.

"Hei kau membuat kucing ku tersinggung." ucap Lila datar.

"Maaf."

"A-apa!? Aku bukan hewan peliharaan!"

"Jangan khawatir, aku tidak akan memelihara hewan peliharaan seperti dirimu. Aku akan melepaskan mu jika kau pergi dari sini." kata Riddle.

"Wow, luar biasa seperti biasanya. Semua sihir bisa kau kunci dengan sihir unikmu, Riddle." puji Azul.

"Kalian bilang dia bukan milik kalian?" tanya kepala sekolah yang sepertinya agak pikun.

Kelompok Lila hanya menepuk jidat mereka dan bilang secara bersamaan, "Sudah kami dia bukan milik kami!"

"Sabar, sabar ini cobaan." batin Lila sambil mengelus dadanya.

"Kalau begitu keluarkan dia dari sini bagaimanapun caranya. Aku tidak akan mengubahmu menjadi sup, karena aku sangat baik hati." jelas kepala sekolah.

"itu menjijikan.." batin kelompok Lila.

"Gyaa! Biarkan aku pergi! Aku akan, akan... menjadi penyihir terhebat!" ucap Grim sebelum dia dibawa keluar.

"Akhirnya kucing menyebalkan itu pergi." "Lakah!" "Maaf Tuan.."

"Kita ada sedikit masalah, tapi semua sudah selesai. Upacara akan segera selesai. Kepala asrama tunjukkan murid baru asrama mereka." ucap kepala sekolah. "Tunggu dulu, sepertinya aku tidak melihat Tuan Draconia, kepala asrama Diasomnia, aku tidak melihatnya disekitar sama sekali." lanjut kepala sekolah.

"Draconia? apa mungkin dia siluman naga? palingan iya soalnya namanya saja sudah bertemankan naga." batin Lila.

"Itu tidak berbeda dari biasanya, kan?" "Apa tidak ada seorangpun yang memberitahunya?" "jika kau mengeluh, kenapa kau tidak memberitahunya sendiri?" "Hmm. Tapi aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang pria itu. " debat para ketua asrama.

"Draconia, apa yang mereka maksud itu Malleus Draconia?" "Ternyata dia bersekolah disini." "Menakutkan.."

"Malleus Draconia? jadi keinget Maleficent dari slepping beauty sama Mal dari descendants sama-sama bisa berubah jadi naga, kayak itu orang titisannya Maleficent kayaknya." pikir Lila ngawur lagi.

"Tuan kebiasaan deh." batin kelima hewan peliharaan Lila.

"Sudah kuduga. aku pikir dia sudah ada disini tapi Malleus benar-benar tidak ada." tiba-tiba muncul murid yang memakai tudung. "Sepertinya undangan kali ini juga tidak sampai padanya." lanjutnya.

"Aku sungguh minta maaf, bukan maksud kami tidak mengundangnya." kata Azul. "Auranya sangat sulit untuk didekati." ujar Riddle.

"Tidak apa-apa. Murid asrama Diasomnia ikuti aku. Kuharap ini tidak membuatnya kesal." para ketua asrama membawa murid baru bersama mereka. Dan yang tersisa hanyalah Lila beserta kelima hewan peliharaannya dan kepala sekolah.

"Kalau begitu Lila, Lakah, Bili, Nali, Kiki, dan Danial, aku sangat menyesal tentang ini tapi... aku harus mengeluarkan kalian dari sekolah karena kalian perempuan, juga berasal dari tempat lain dan butuh waktu lama untuk menaruh kalian di sekolah umum atau sekolah khusus perempuan." jelas kepala sekolah.

Lila mengangkat tangannya dan bilang, "Maaf menyela kepala sekolah, sebenarnya Danial itu laki-laki."

"Kenapa aku sering dikira perempuan, apa penampilan kura-kura ku yang kayak perempuan?" pikir Danial.

Kepala sekolah seperti menahan rasa malunya dan melanjutkan penjelasannya.

"Baiklah kalau begitu, kalian bukan berasal dari sini kan?" Ucap kepala sekolah.  kelompok Lila hanya menunduk. "Tapi tenang saja, aku akan mengirim kan kalian pulang dengan selamat." Ucap kepala sekolah.

"Tapi aku ingin bersekolah sihir disini, daripada disana yang tidak sesuai imajinasiku." ucap Lila tidak terdengar dan yang mendengar hanya hewan peliharaannya Lila. Dan mereka juga tau apa yang dirasakan pada pemilik mereka itu.

"Sekarang bayangkan tempat tinggal kalian." Kelompok Lila memejamkan mata mereka dan membayangkan rumah Lila. 

"Oh cermin kegelapan! Jika mereka tidak ada disini maka kembalikan lah mereka ke tempat asalnya!" Hening tidak ada jawaban apa-apa, Kelompok Lila semakin panik.

"Aneh, coba sekali. Oh cermin kegelapan! Jika mereka tidak ada disini maka kembalikan lah mereka ke tempat asalnya!" ucap kepala sekolah  kedua kalinya.

"Tempat mereka berasal tidak ada di dunia ini..." jawab cermin itu. "Apa maksudmu tidak ada? Itu tidak mungkin! Lila dimana tempat tinggalmu? Sebutkan namanya!"

"Tempat kami namanya, Jawa Tengah, Indonesia." jawab Lila dengan tertekan. "Kami tidak berbohong itu benar-benar tempat tinggal kami." "Ya itu memang benar." Hewan peliharaan Lila juga berkata hal yang sama dengan Tuannya

"Aku belum pernah mendengar nama tempat dan negara itu."  ucap kepala sekolah berpikir keras.

"Mari kita cari di perpustakaan, mungkin saja ada petunjuk di sana." ajak kepala sekolah.

"Orang itu sangat aneh." "Seperti mencurigakan." "Dia seperti penculik." "Perasaan ku gak enak." Lila mendengar pembicaraan hewan peliharaan nya dengan kemampuan telepati.

"Apa jangan-jangan kita di dunia isekai?" tanya Kiki yang pertanyaannya sangat maksud akal bagi Lila. "Mungkin Iya, aku ingin tau rasanya bersekolah di dunia isekai seperti di anime yang aku tonton." ucap Lila. "Anime terus.." batin Lakah, Bili, Nali, Kiki, dan Danial.

Lalu mereka pergi ke perpustakaan.

-TBC-

Twisted Wonderland The World Of FantasyWhere stories live. Discover now