Chapter 10 - Rash tactics!

101 14 27
                                    

"Hahaha.. coba lihat si Ace, dia dijatuhi panci seperti pancake.. sangat tidak keren hehe.." Ucap Grim. "Semoga aja itu orang gak gepeng." Ucap Danial.

"Aku tidak berpikir aku akan mengeluarkan panci ramuan. Apakah aku berlebihan?" Ucap orang yang menghentikan Ace. "Bagiku itu tidak berlebihan." Jawab Lila. "Loh kamu cewek yang kemarin saat di upacara itu kan?" Tanya orang itu.

"Itu aku. Nama ku Lila Arina Ramadhani, panggil saja Lila. Ini hewan peliharaan ku, ini Lakah kucing betina, Bili beruang betina, Nali kura-kura betina, Kiki kura-kura betina, dan yang terkahir Danial kura-kura jantan." Ucap Lila.

"Aku Deuce..." Belum sempat orang itu memperkenalkan dirinya, pembicaraannya dipotong oleh Lila.

"Kau Deuce Spade kelas 1-A, kan? Ngomong-ngomong aku sekelas dengan mu." Jelas Lila. "Benarkah? Dari mana kau tau nama ku padahal kita baru pertama kali bertemu?" Tanya Deuce. "Aku punya kemampuan yang dapat mengetahui identitas seseorang." Hebat.. Kalau begitu salam kenal ya." Ucap Deuce.

Lalu kemudian Ace berdiri dengan badannya yang masih sakit karena ketindihan oleh panci ramuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalu kemudian Ace berdiri dengan badannya yang masih sakit karena ketindihan oleh panci ramuan.

"Astaga, ini sakit sekali... memangnya kenapa kalau aku kabur, lagipula membersihkan 100 jendela itu adalah hal yang mudah." Elak Ace. "Mudah mata mu , kasihan Grim bersihin sendirian di kafeteria tadi. Lagipula ini hukuman dari kepala sekolah." Ucap Lila kesal.

"Membersihkan 100 jendela? Apa yang sebelumnya kalian lakukan?" Tanya Deuce.

"Tadi pagi aku ada masalah dengan mereka bertujuh lalu aku dan kucing hitam itu tidak sengaja mengotori patung Ratu hati. Dan Lila beserta hewan peliharaannya tidak kena hukuman gara-gara mereka yang membetulkan patungnya dengan kekuatan mereka, itu sangat tidak adil." Jelas Ace.

"Kau merusak salah satu patung ketujuh penyihir!?" Ucap Deuce kaget. "Tentu saja kepala sekolah sangat marah. Kau berhasil masuk sekolah bergengsi lalu melakukan hal seperti itu di hari pertama masuk.." Lanjutnya.

"berisik kau ini, lagipula kau ini siapa?" Tanya Ace. "Aku Deuce, Deuce Spade, apa kau tidak ingat? Aku teman sekelasmu. Umm..?" Ucap Deuce.

"Kau juga sama saja tidak ingat." Ucap Ace. "Huh, bagaimana pun juga perintah kepala sekolah adalah perintah yang harus kau kerjakan." Peringati Deuce. "Baiklah aku mengerti, ayo kita mulai kerjakan." Ucap Ace tidak semangat. "Hmm" Lanjutnya bingung.

"Grim, tumben kau diam?" Ucap Lila sambil menoleh kebelakang.

"Bola berbulu itu hilang?!" Ucap Ace. "Heh mana tu kucing?!" Ucap Lila kaget. "Itu di luar, Tuan." Tunjuk Bili ke arah luar gerbang cermin.

"He heh! Kuserahkan semuanya pada mu! Bye bye!" Ucap Grim melarikan diri.

"Bikin kesel aja, saat sudah kita tangkap kita hajar di habis-habisan." Ucap Kiki. "Aku setuju!" Jawab Lakah.

"Kucing bodoh! Dia menyuruhku untuk menggantikannya!" Ucap Ace. "Hei! Um.., juice?" Panggil Ace ke Deuce. "Bukan juice, tapi Deuce, DEU!" Kesal Deuce.

"Tenang saja, aku bisa menangkapnya dengan sekejap." Ucap Lila. "Jangan gunakan kekuatan mu, Lila!" Perintah Ace. "Loh kenapa? Aku ingin membantu kalian!" Jawab Lila.

"Aku tidak ingin merepotkan mu, lagipula aku juga ingin membalas budi padamu dengan menangkap bola berbulu." Ucap Ace. "Hmm.. mencurigakan." Guman Danial. "Aku ini tidak berniat buruk tau." Kesal Ace.

"Kau sepertinya tidak tau apa yang ku pikirkan." Gumamnya.

"Baiklah ayo kita tangkap kucing hitam itu!" "Ashiaaap!"

"Hewan peliharaannya ngomong apa sih? Ashiap itu apa?" Tanya Deuce bingung. "Entahlah, mereka seperti orang dan hewan aneh." Jawab Ace.

"Baiklah ayo kita pergi!"

Sesampainya di cafetaria,

"Hargh... Dia larinya cepat sekali." Ucap Ace sambil berlari. "Ngomong-ngomong Lila, lari mu cepat sekali... Termasuk peliharaan mu itu." Ucap Deuce kelelahan.

"Uhh.. maaf teman-teman." Ucap Lila menggaruk-garuk kepalanya.

"Hehehe! Tangkap aku kalau bisa!" Ucap Grim. Kelima hewan peliharaan Lila menjadi kesal dan mengejar Grim dengan terbang hingga ke atas lampu lilin.

"Awas saja kau Grim! Aku akan menghajar mu habis-habisan!"

"Akan ku balas kau!!"

"Tunggu aku! Aku juga ingin menghajarnya."

"Jangan lupakan aku juga!"

"Walaupun aku dan Grim sama-sama hewan jantan, tapi aku tetap kesal padanya! Dia lah yang membuat Tuan kita kerepotan!"

Lila langsung meneriaki hewan peliharaannya itu. "Lakah, Bili, Nali, Kiki, Danial. Ikuti rencana dulu jangan terlalu gegabah!" Peringati Lila. "Yang benar saja." Gumannya.

"Tunggu hewan peliharaan mu bisa terbang?!" Tanya Ace. "Mereka hanya bisa melayang, sedangkan aku bisa melayang dan terbang dengan sayap ku sendiri." Jawab Lila.

"Hebat.." Kagum Ace dan Deuce.

"Mereka menuju ke atas lampu lilin itu tidak adil! Kita juga belum belajar sihir terbang... Kita perlu sesuatu untuk naik ke atas sana dan juga menangkapnya." Jelas Deuce.

"Biar aku saja." Lila menunjukkan sayapnya yang seperti sayap pegasus dan kemudian terbang ke atas.

"Heh?! Itu sayap beneran?!" Pekik Deuce. "Mungkin begitu." Jawab Ace.

"Grim, jangan lari kau!" Teriak Lila. "Kyaah kau ternyata bisa terbang, Lila?" Tanya Grim terkejut. "Kau tidak tau seberapa hebatnya Tuan kami, dan sekarang kami akan menangkap mu, Grim." Ucap salah satu hewan peliharaan Lila.

Kelompok Lila berusaha menangkap tapi tidak cukup berhasil karena mereka harus menghindari semua lampu-lampu lilin itu.

"Lampu-lampu lilin itu menghalangi mereka, kita harus membantunya!" Ucap Deuce. "Tapi bagaimana? Kita bahkan belum belajar sihir terbang." Ucap Ace.

Deuce berguman sendiri selama beberapa menit,
"Ah, aku tahu!" Ucap Deuce tiba-tiba. "Aku sepertinya juga punya ide... Woi woi, tunggu dulu! Kenapa kau mengarahkan pena ajaib mu kearah pada ku!?" Ucap Ace bingung.

"Aku hanya perlu melemparkan mu!" Ucap Deuce percaya diri. "Kau bercanda!? Woiii... Jangan membuatku melayang! Kau benar-benar akan melemparku? Menjatuhkannya begitu?!" Ucap Ace tidak di dengar.

"Pastikan kau menangkapnya, bidik... Tembak!" Ucap Deuce sambil melempar Ace.

"Akhhhh!!!" Teriak Ace. Kelompo Lila dan Grim langsung kaget yang tiba-tiba Ace melayang.

"Hei Ace apa yang kau lakukan?! Akhhh!!!" Teriak Lila. "Ffngaaaa!!!???" Teriak Grim. "Astaga akhhh!!" Teriak kelima hewan peliharaan Lila.

Grim yang berada di depan tidak sengaja menabrak lampu-lampu lilin itu.

"Lampu lilinnya?!" Lila dengan cepat menangkap lampu lilin itu agar tidak jatuh. Lila melihat ke atas yang ternyata Ace, Grim, dan kelima hewan peliharaan Lila, langsung jatuh di bawahnya.

"Sudah ku duga aku yang jadi korban.." Guman Lila yang setelah itu di tubruk oleh mereka.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Deuce. "Tidak apa-apa mata kau? Aku yang yang jadi korban ketindihan ini!" Jawab Lila kesal.

"Uhuk... Uhuk.. tidak bisa dipercayai.." Ucap Ace kesakitan. Grim yang ketindihan Ace tidak sadarkan diri.

"Maafkan kami.. Tuan.." Ucap kelima hewan peliharaan Lila. "Aku baik-baik saja.." Jawab Lila masih kesakitan.

Lila terbangun dan melihat lampu lilin yang ia pegang tadi jadi pecah,
"Yah, lampu lilinnya rusak.. sepertinya kita akan dimarahi."

"Aku mengacaukannya! Aku tidak berpikir tentang pendaratannya." Ucap Deuce. "Apakah kau bodoh!? Kita menangkap Grim dan membantu Lila, tapi jika kepala sekolah tahu kalau kita merusak lampu lilin..."

"Kalau aku tau apa?" Tanya kepala sekolah yang tiba-tiba di belakang Lila.

"Ah.. kepala sekolah.." Ucap Ace lemas. "Oh f*ck..." Guman Lila pelan.

-TBC-

Twisted Wonderland The World Of FantasyWhere stories live. Discover now