Chapter 9 - Hundred broken windows

118 16 15
                                    

Saat pulang sekolah, Grim hanya seorang diri yang membersihkan kaca di kafeteria sementara kelompok Lila sedang asyik memakan-makanan yang diberikan kepala sekolah sambil menyisakan untuk Grim dan Ace.

"Huhh.. aku sudah lelah bersih-bersih sepanjang waktu... masih harus membersihkan 100 jendela.." Ucap Grim. "Makanya jangan buat masalah saat masuk sekolah, jadi kena akibatnya kan?" Peringati Lakah. "Mau kami bantu gak, Grim?" Tanya Danial. "Tidak sudah, aku saja yang membersihkannya." Jawan Grim.

"Yaudah, salah siapa yang mengosongkan patung tujuh penyihir terhebat itu? Kita gak ikut-ikutan ya kan?" jawab Danial. "Iya."

"Itu bukan salahku, itu salah Ace. Aku hanya ingin membakar si Ace itu." Elak Grim. "Jangan salahkan orang lain, salah kan diri sendiri. Tuan kami pernah bilang begitu." Ucap Bili.

Lila hanya menyimak sambil memakan-makanan yang diberikan kepala sekolah.

"Terserah kalian saja, lagipula di mana si Ace itu, kenapa dia belum datang..." lanjut Grim. "Di tunggu aja dulu, palingan orangnya juga bakal datang." Jawab Lila.

5 menit kemudian.

"Hmmm..."

10 menit kemudian.

"Hhhmmmm......"

15 menit kemudian.

"Mau berapa lama lagi kita menunggu.." Ucap Grim. "Kemana orang itu? Jangan-jangan kabur dia." Ucap salah satu hewan peliharaan Lila. "Ayo kita cari dia ke kelasnya, setelah kita menangkapnya, aku ingin menghajarnya habis-habisan." Ucap Lila.

"Kau ingin menghajarnya? yang benar saja." Ucap Grim ngeri. "Tuan tidak pernah berubah ternyata." Batin kelima hewan peliharaan Lila.

Mereka berjalan menuju kelas nya Ace. Lila masih ingat apa yang dikatakan kepala sekolah sebelum dia berangkat sekolah.

Flashback,

"Lila sebelum kau besok masuk tidur, aku ingin bilang kalau kau berada di kelas 1-a . Jadi kau sudah resmi menjadi murid di sekolah ini, kau mengerti?" Ucap kepala sekolah.

"Iya kepala sekolah, aku mengerti. Terima kasih." Jawab Lila.

On flashback,

"Ternyata aku dan Ace satu kelas. Aku lupa bilang ke dia tadi astaga, gara-gara penjelasan tujuh patung penyihir terhebat. Tapi gak apa-apa lah, nanti aku kasih tau dia setelah aku menemukannya." Batin Lila yang lalu melanjutkan perjalanan menuju kelasnya Ace yang aslinya adalah kelasnya sendiri.

"Woi Ace di mana kau! Kami tidak akan membiarkanmu bersembunyi dari kami semua!" Teriak Grim. "Bisakah kau tidak berteriak, kucing api biru?" Ucap Lakah pelan. "...Eh, tidak ada siapa-siapa di sini." Ucap Grim.

"Tidak. Masih ada aku di sini." Ucap seseorang. Saat mereka menoleh ke sumber suara ternyata berasal dari lukisan yang bisa berbicara.

"Kyya!!! Lukisan bisa bicara!!" jerit Grim yang lalu bersembunyi di belakang Lakah.

"Waw ternyata ada lukisan yang bisa berbicara selain sekolah Hogwarts di film Harry Potter." Ucap Lila terkagum.

"Sekolah Hogwarts? Film Harry Potter? Apa itu?" Tanya Grim. "Itu film fantasi yang Tuan sukai sejak ia kecil." Jawab Lakah.

"Aku baru pertama melihat lukisan yang bisa berbicara. Sungguh menakjubkan." Ucap Lila terkagum. "Terima kasih, gadis yang baik hati." Jawab lukisan.

"Kenapa kau kucing hitam? Apa kau tidak pernah melihat lukisan yang bisa berbicara? Lukisan yang ada di sekolah ini bisa berbicara, jadi sudah biasa." Ucap lukisan.

"Ya walaupun aslinya lukisan itu tidak bisa bicara, itu hanya terdapat di cerita fantasi saja." Jawan Bili. "Normal mu dan normal ku berbeda. Jadi siapa yang kalian cari disini?" Tanya lukisan itu.

"Orang yang bernama Ace Trappola, rambut berwarna oranye dengan tanda hati di wajahnya." Jawab Lila.

"Ahh.. aku kenal dia. Dia murid baru masuk hari ini, dia kembali ke asramanya belum lama ini." Jawab lukisan. "Akhh gak tau diri itu orang, bukannya ngelaksanain hukumannya malah main kabur aja." Ucap Danial.

"Sudah ku duga dia kabur dari hukumannya dan tidak membantu ku. Awas saja kau Ace." Ucap Grim.

"Kalau begitu terima kasih Tuan lukisan." Ucap Lila.

"Hei Lila kita bahkan tidak tau dimana asramanya?" Tanya Grim. "Tenang saja aku tahu di mana asramanya. Asrama nya berada di gerbang belakang gedung timur." Jawab Lila.

"Bagaimana caranya kita bisa ke sana?" Tanya Grim lagi. "Kau ini banyak tanya dari tadi, Kami semua bisa berlari dengan cepat hanya dengan 1 detik." Jawab Nali.

"Baiklah, ayo kita kejar Ace." Ucap Grim bersemangat.

"Sebelum kita mengejarnya, aku akan menggendong kalian supaya kalian tidak lepas." Pinta Lila.

"Oke!"

Lila menggendong hewan peliharaannya dan Grim, dan Lila akan bersiap untuk berlari dengan kecepatan tinggi.

"Kalian siap?"

"Siap!"

"Aku sangat tidak sabar."

"1... 2... 3..." Lila berlari dengan cepat seperti secepat kilat. Hanya dengan waktu 1 detik mereka sampai ke aula cermin.

Di aula cermin,

"Kita sampai."

"Aku tidak percaya Tuan kalian bisa lari secepat itu?" Ucap Grim. "Kita semua sudah memiliki kekuatan itu sejak lama, termasuk kekuatan sihir yang lainnya." Jawab Danial.

"Tidak mungkin aku akan membersihkan 100 jendela, mending pulang aja.." Ucap Ace.

Saat Ace mau masuk ke cermin asramanya dia melihat kelompok Lila dan Grim sampai kaget.

"Heh?! Sejak kapan kalian disitu?!" Tanya Ace terkejut. "Sejak kau ingin kembali ke tempat tidur mu yang nyaman itu, Ace Trappola." Jawab Lila yang mengepal tangannya untuk bersiap menghajar Ace.

"T-tunggu Lila.. Aku bisa jelaskan alasan kenapa aku tidak membantu Grim..." Ucap Ace gemetaran sambil berjalan mundur.

"Oh tidak Tuan akan menghajar orang.." Batin kelima hewan peliharaan Lila. "Ternyata Lila bisa seseram itu." Batin Grim gemetaran.

"Oh ya, aku akan menunggu penjelasan mu setelah aku menghajar mu sampai babak belur." Ucap Lila yang masih kesal.

"Oh tidak, aku kira dia gadis yang baik dan manis tapi ternyata dia bisa seseram itu... Uhh bagaimana ini apa aku kabur aja?" Batin Ace.

Tanpa pikir panjang Ace langsung kabur dari Lila.

"Heh mau kemana lu? Main kabur aja!" Lila mengubah tangannya menjadi panjang untuk menangkap Ace. Secara tidak sengaja Ace menabrak seseorang, "Menyingkir dari jalan.." Ucapnya sambil menabrak seseorang. "Hei.." Ucap orang yang ditabrak Ace.

"Aku akan membantumu, Lila." Ucap Grim membantu Lila dengan memegang perutnya. "Aduh.. Ini masalah bakal jadi panjang." Ucap Lakah. "Terus gimana?" Tanya Bili.

Kelima hewan peliharaan melihat ke arah orang yang di tabrak Ace.

"Bisakah kau menghentikan mereka?" Teriak Lakah ke orang yang ditabrak Ace. "Eh?! Sihir untuk menghentikan mereka? Ap.. apa ya?" Pikirnya bingung.

"Apapun yang bisa menghentikan mereka termasuk Tuan kami!" Ucap Kiki. "Apa saja yang penting jadi, sesuatu yang berat!" Ucapnya lalu tiba-tiba muncul panci besar yang akan jatuh tepat di bawah Ace, Lila, dan Grim.

Dengan cepat Lila menghindar sambil membawa Grim dan panci besar itu jatuh mengenai Ace.

"Ooww!  Apa-apan!? Sebuah panci!?" Ucap Ace kesakitan. "Huff.. Hampir saja." Ucap Lila yang sudah menghindar.

-TBC-

Twisted Wonderland The World Of FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang