Tiga Puluh Enam

24.5K 2.9K 55
                                    

Happy Reading❤

Hendri memukul stir nya berkali-kali, pemuda yang terlihat dingin, datar dan kaku itu bahkan tengah menangis saat ini

"Kenapa? Kenapa arghh" teriak nya

"Gue kurang apa dalam ngedidik dan ngasih kasih sayang sama dia? Kenapa? Kenapa gue sebagai abang nya tak tau menahu soal itu?"

"Bahkan dia ga bilang apa pun sama gua?"

"Hahaha, loe emang ga se berarti itu Hen! Jadi stop! Merasa loe jadi orang yang paling berarti"

"Hahaha, dari dulu pun emang ga ada yang peduli sama loe, terus sekarang apa yang loe harapin lagi? Bahkan adek lu sendiri aja udah ga butuh loe"

Hendri tertawa miris melihat semua kejadian yang terjadi.

Pemuda itu membawa mobil nya ke salah satu club malam, dia kesana untuk menenangkan pikiran nya

Minum beberapa gelas aja, gapapa kali. Fikir nya.

****

Disisi lain, Vanya sudah menangis semalaman, hati nya terasa sakit saat melihat Hendri sebegitu peduli dengan gadis yang mereka temui di resto

Vanya kira dia hanya menyukai Hendri saja, tapi tenyata dia salah, bahkan dia sudah mencintai pria itu

"Hiks..gue kenapa sih?"

"Bego ihh...cuma karena cowok kok mewek" kata nya sambil terisak

Ayah Vanya yang melihat kelakuan anak gadis nya itu, menghela nafas panjang sambil geleng-geleng kepala.

"Udah sayang, kamu jangan nangis terus" nasehat ayah pada Vanya

Vanya menggelengkan kepala nya

"Tapi Yah--" lidah nya terasa kelu untuk melanjutkan perkataan nya

Ayah mengelus rambut panjang Vanya dan mengecup pucuk kepala gadis itu

"Kamu tau? Waktu ayah masih ngejar ngejar bunda kamu, ayah dulu liat bunda kamu sama cowok lain loh, ayah kira itu pacar nya bunda kamu ehh tau nya keponakan nya yang seumuran sama bunda kamu, haha" cerita Ayah

Vanya yang mendengarkan itu, menatap ayah nya

"Serius?" tanya Vanya

Ayah mengganggu kan kepala nya "iya serius" ujar nya.

"Wah? Berarti Anya masih punya kesempatan dong yah?" tanya Anya kembali semangat

"Masih dong, tapi kalau emang itu pacarnya kamu harus berhenti ya? Cari tau dulu itu siapa nya, oke?" Ayah memberi pengertian pada Vanya

"Oke" jawab Vanya ragu

'Ya Allah semoga dia bukan pacar atau calon istri nya Hendri ya allah, amiinn' doa Vanya dalam hati

"Sayang? Ayah bisa minta tolong?"

"Minta tolong apa yah?" tanya Vanya

"Tolong beliin obat ayah di apotik dong sayang, nih kertas nya"

Vanya menerima kertas yang berisi obat apa saja yang harus di beli nya dari tangan sang ayah.

"Oke yah, Anya pergi dulu"pamit Vanya.

****

Vanya telah selesai membeli obat nya, gadis itu melewati jalan pintas yang dimana melewati salah satu club.

Vanya melihat siluet orang yang dikenal nya masuk kedalam sana, Hendri.

"Loh? Hen bukan sih?" tanya Vanya entah kepada siapa

Bella Perfect Mommy|• EndWhere stories live. Discover now