Lima Puluh Tujuh

28.1K 2.3K 281
                                    

Happy reading❤

12 tahun kemudian.

Disebuah rumah besar nan mewah, terlihat sunyi dan hening.

Bukan tak ada orang disana, hanya saja orang-orang yang berada didalam rumah itu tak ada interaksi sama sekali.

Terlihat seorang remaja pria yang masih asik terlelap dalam tidur nya.

Mendengkur halus, namun tak terlihat wajah damai dari tidur nya.

Dia tampak gelisah, dalam keadaan terpejam, bola mata nya nampak bergerak kesana-kemari seperti mencari sesuatu.

"MOMMYY!!!" teriak nya, lalu membuka mata dengan cepat.

Kepala nya terasa begitu sakit, ketika harus bangun secara mendadak.

"Awssh" ringis nya.

"Sialan, lagi-lagi mimpi itu" desis nya.

Tangan nya meraih figura disebelah nya, dalam figura itu memperlihatkan bocah laki-laki menggemaskan dan seorang wanita yang cantik bak ratu di cerita dongeng.

"Denn, ayo bangun! Siap-siap sekolah...nanti telat lagiii" teriak wanita dari depan pintu.

"Iya bik, udah bangun." sahut nya.

Setelah mendengar jawaban dari remaja itu sang bibi langsung beranjak pergi, bocah itu langsung bangkit menuju kamar mandi, sebelum itu dia mengecup foto wanita yang berada didalam figura tersebut.

"Love you mom" bisik nya.

****

Di sisi lain, disebuah ruang kerja. Nampak pria dengan mata panda nya.

Sudah beberapa tahun ini, dia tak dapat tidur dengan nyenyak.

Semua berubah, tak lagi sama seperti beberapa tahun lalu.

Tak ada lagi kisah indah, semua hancur lebur, keluarga kecil nya hancur, tak ada kehangatan didalam nya.

Dia menjadi gila kerja, anak-anak nya menjadi nakal tak terkendali.

Dia benar-benar lelah, untuk menghadapi sikap anak-anak nya, ingin rasa nya dia menyusul sang istri.

Namun, pesan sang istri sebelum pergi terngiang didalam otak nya.

Harus kah dia melanggar janji nya? Dan ikut bersama belahan jiwa nya? Lalu bagaimana dengan anak-anak nya?

"Huftt, sayangg kenapa kamu pergi sih? Dan ninggalin aku begitu aja? Kamu tau sendiri aku ga bisa rawat mereka sendiri..." gumam nya sendu, menatap foto pernikahan nya.

"Aku cape, boleh aku nyusul kamu?" tanya nya berbicara pada foto wanita itu.

"Tuan, sarapan nya sudah selesai" teriak pembantu yang sudah lama bekerja dirumah nya.

"Iya bii" balas pria itu.

Setelah itu, terdengar langkah kaki menjauh.

"Aku pergi dulu ya sayang, nanti kita bicara lagi" ucap nya sambil mengecup foto wanita ituu.

****

Sementara itu, dikamar serba hitam.

Suram, sangat suram.

Remaja berumur delapan belas tahun itu, sedang menatap indah nya langit, dari balkon kamar nya.

"Denn, bibi boleh masuk?" tanya sang bibi, pembantu dirumah besar itu, yang sudah dianggap ibu dan nenek oleh mereka.

"Masuk aja bi." ujar nya.

Cklekkk

Terdengar suara pintu terbuka.

Bella Perfect Mommy|• EndWhere stories live. Discover now