29

4.9K 416 20
                                    

Happy reading.......

_______________________________________________

"Rencana di mulai" ucap Mew. Mereka semua pun melaksanakan tugasnya masing-masing.

Gulf menyamar sebagai salah satu perawat, sedangkan Tay menyamar sebagai dokter. Gulf berjalan sendirian menuju satu ruang rawat inap dengan membawa beberapa lembar kertas, tak jauh dari sana, Tay bersiap dari lorong ke dua yang akan di lewati oleh Gulf.

Setelah Gulf lewat terlebih dahulu, Tay menyusul Gulf berjalan di sampingnya. Mereka berjalan dengan pandangan lurus ke depan selayaknya dokter dan perawat sungguhan, tak lama kemudian mereka memasuki satu ruang inap.

Setelah masuk, beberapa saat kemudian ketukan pintu terdengar dari luar, Tay membukanya perlahan, setelah tau siapa datang Tay mempersilahkan masuk dua perawat dengan 1 brankar yang mereka bawa, Gulf mengambil satu ransel ukuran sedang yang berisi baju pasien yang tersimpan di bawah sela brankar  dan mengganti bajunya dengan baju pasien.

Setelah berganti pakaian Gulf membaringkan dirinya di brankar, dua perawat yang juga anak buah Gulf, Joe dan Jack mulai mendorong brankar keluar dari kamar lalu di susul Bilkin yang berjalan di samping Gulf, sedangkan Tay tetap berjaga di dalam kamar.

Gulf, Bilkin, Joe dan Jack memasuki salah satu ruang operasi yang bersebelahan dengan ruang operasi milik Max. Bilkin memberi 1 suntikkan obat yang bisa menghilangkan efek obat bius (ini emang beneran ada, tapi lupa namanya apa)

"Suntikkin ini ke lengan lo, nanti akan ada perawat yang kesini lagi ngasih suntikan obat bius ke lo... dan setelah itu lo suntikkin ini ke tangan lo, gue cuma bisa bantu sampe sini, karna ini bukan tugas Gulf" ucap Bilkin yang juga menyuntikan obat tersebut pada lengan Gulf. (Jadi dua kali suntikan, sma bilkin trus sma Gulf)

"Oke, thank Kin" ucap Gulf.

Bilkin pun pergi meninggalkan Gulf. Beberapa saat kemudian seorang perawat masuk ke ruangan Gulf memberi suntikan obat bius lalu pergi meninggalkan Gulf.

Gulf mengeluarkan suntikan yang di beri Billkin lalu menyuntikannya ke lengannya sendiri, beberapa saat kemudian kesadaran Gulf mulai menghilang. Namun tak sampai 1 menit Gulf kembali sadar dan segera keluar dari ruangan dengan satu pistol yang ia sembunyikan di balik bajunya.

Gulf berjalan dengan hati hati dengan tangan yang siaga memegang pistol takut takut ada anak buah Max yang melihatnya. Dan benar, sesampainya Gulf di sana terdapat beberapa anak buah Max yang berbadan tegap, tinggi berjaga di depan pintu.

Gulf melihat ke sekeliling dan mendapati ruang perawat, hanya ada 1 perawat di sana, Gulf buru buru menyembunyikan pistolnya dan menghampiri perawat tersebut.

"Susss! Suster!! Tolong susss!!" Panggil Gulf pada perawat yang berjaga dengan nada panik, sontak sang suster pun ikut panik.

"Ada apa dek?!" Tanya sang perawat.

"Adek! Sembarangan! Saya udah nikah kali! Enak aja panggil adek" ucap Gulf sinis.

"Ehehe abis masnya kiyowo banget, kaya masih muda jadi saya panggil adek" ucap Suster dengan cengengsan.

"Ck! Udah udah... saya cuma bilang, pasien yang kamar pojok itu tu (menunjuk satu kamar, yang diikuti oleh pandangan suster) nah tadi pasiennya cuma gak napas doang... jadi saya buru buru kemari" ucap Gulf.

"Ohh cuma gak napas" tanggap Suster. Beberapa detik kemudian....

"Yahamsyong!!! Apa anda bilang?!! Gak napas?!! Gawatt?!! Saya harus segera kesana!!" Ucap sang perawat dengan lari terbirit birit.

"Hihihi dasar suster autis" kekeh Gulf sambil mengejek.

Gulf segera memasuki ruang perawat dan mengambil satu jass putih yang biasa di pakai oleh perawat atau dokter lalu tak lupa memakai masker dan ia juga mengambil stetoskop yang tergeletak di meja lalu mengalungkannya di leher, biar keliatan kaya dokter beneran kata Gulf.

Tuan MSJ |End|Where stories live. Discover now