"Tante Hanuumm!"

"Apa? Sini-sini,"

"Tante cantik banget,"

"Kamu juga, ini pake apa ini merah-merah." Hanum menunjukan di bibir dan pipi Namira.

"Gatau, tadi dipakein sama aunty eca."

"Astagfirullah." Hanum tersenyum, ia usap kepala Namira dengan lembut.

Namira tersenyum, ia duduk disamping Hanum sambil menatap wajah Hanum yang sedang di rias. Sesekali anak kecil itu menanyakan alat-alat yang dipakai oleh MUA untuk make upnya.

"Kok pakai kuas? Itu kan buat cat warna kan?"

Hanum terkekeh, MUA pun juga ikut terkekeh, "Bukan sayang, ini beda sama kuas." ucap Hanum.

"Iya kah? Tapi bentuknya sama."

"Memang sama, nanti kita belajar bedainnya ya."

"Oke tante!"

MUA memberikan sedikit lipgloss di bibir Hanum, "Sudah mba."

Hanum melihat wajahnya dikaca, cantik sekali, "Terimakasih ya."

"Iya sama-sama."

Hanum bangkit dari kursi, ia menggandeng tangan Namira lalu mendekatin Adiba. "MasyaAllah, bidadari turun dari mana dib?"

"Dari perut umi."

"Yee kamu, nggak ada bedanya sama dulu."

"Gapapa, sama kamu doang Han."

Hanum tersenyum, Namira menarik tangan Hanum untuk keluar dari kamar Adiba. Adiba memberi kode agar Hanum keluar dari kamarnya, saat Hanum keluar dan melihat semua keluarga sudah kumpul di ruang tamu dan diteras rumah.

"MasyaAllah Hanum." puji Umi Dinda.

"Umi jangan gitu, aku malu."

"Kenapa malu? Kamu cantik gini." ucap Fatimah.

"Beruntung banget Zayn dapat kamu." ucap Ayesha.

Hanum tersenyum malu, disini dia begitu berharga, beda jauh dengan di rumahnya. Faiz yang ada di pangkuan Zayn diam-diam memperhatikan Hanum tanpa berkedip, Zayn sedang mengobrol dengan Darren, Faiz menepuk lengan ayahnya itu.

"Apa Faiz?"

Faiz menunjukan jarinya kepada Hanum yang sedang bersama Namira, mata Zayn langsung tertuju kepada wanita yang ditunjuk oleh putranya, itu adalah Hanum. Anak dan bapak itu memperhatikan Hanum tanpa henti, kemana arah Hanum pasti mata mereka mengikut.

"Zayn."

Darren menggoyangkan pundak adiknya. "Zayn!"

"Eh astagfirullah, apa?"

"Liatin siapa sih? Sampai nggak kedip gitu."

"Bidadari."

Darren menggelengkan kepalanya, ia bahagia jika Zayn merasakan jatuh cinta kembali. Setidaknya Zayn mau menikah lagi, Darren sempat khawatir juga dengan Namira dan Faiz yang sudah lama tidak memiliki sosok ibu.

Z A Y N (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now