00

3K 227 10
                                    

Cuma mau ngingetin jika cerita ini hanya fiksi saja. Semua tempat atau kejadian di cerita ini hanyalah imajinasi authornya. Ambil sisi positif di dalam cerita ini, jika ada sisi negatif yang tidak patut untuk ditiru, bisa kalian buang jauh-jauh dan dijadiin pembelajaran agar tidak melakukan hal seperti itu.

Oke, selamat membaca🤗

.
.
.

Terkadang, ketika kita tidak berasal dari keluarga yang kaya raya, kita akan mendapatkan sebuah hinaan. Terlebih lagi di area sekolah yang elit. Pastinya orang seperti itu akan menjadi sasaran pembullyan oleh murid yang berkuasa.

Terlalu jauh berpikir hal negatif memang sangat tidak baik. Tetapi, siapa yang tidak berpikir demikian jika saja kau masuk ke sekolah elit yang di inginkan banyak orang namun disisi lain kau berasal dari keluarga yang orang tuanya hanya bekerja sebagai pelayan cafe.

Untuk bersanding dengan murid lain saja rasanya sudah merasa tak pantas. Apalagi jika harus berteman dengan mereka semuanya. Yang kebanyakan orang tua mereka adalah seorang pengusaha, dokter, guru, pemilik mall, seorang arsitek, dan masih banyak lagi.

Lalisa Meyladyana, awalnya merasa tidak nyaman saat mendaftarkan diri di sekolah yang bernama 97 High School dengan jalur beasiswa.

Jika kalian berpikir sekolah tersebut seperti sekolah pada umumnya, kalian salah besar. Jujur saja sekolahan tersebut sepertinya lebih cocok disebut sebagai sekolahan para anak sultan. Ya, bagaimana tidak, karena 95℅ murid di sekolahan tersebut berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan, yang bahkan rela mengeluarkan uang sebesar 300 juta lebih dalam setahun untuk biaya sekolah anak mereka.

Tentu saja Lisa merasa tidak pantas sekali jika harus masuk ke dalam sekolahan tersebut. Mendengar biaya per-tahunnya saja sudah membuat Lisa langsung sakit kepala.

Namun, dengan kecerdasan yang Lisa punyai, gadis poni tersebut berhasil mendapatkan beasiswa dan berakhir dengan bersekolah di 97 High School. Semua biaya sudah di tanggung langsung dari sekolah membuat Lisa tidak perlu pusing-pusing memikirkan biaya sekolahnya.

Ah, iya sudah dibilang bukan bahwa sekolah tersebut sangat berbeda dengan sekolah lainnya. Jika ada murid yang mendapatkan beasiswa maka seluruh biayanya benar-benar ditanggung oleh pihak sekolah. Bahkan jika ada murid rantau, pihak sekolah tersebut tidak sungkan-sungkan membayarkan biaya kontrakannya. Karena hal tersebutlah banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa di 97 High School.

Tidak hanya itu saja, sejak dulu 97 High School sangat terkenal karena setiap adanya perlombaan pastinya anak murid mereka akan pulang dengan membawa sebuah medali dan piala. Tak ayal jika sekolah ini sangat disegani.

Bahkan rasanya seperti mimpi ketika Lisa mendengar kabar mendapat beasiswa tersebut. Tetapi, hal yang membuatnya cemas adalah bagaimana jika nanti dirinya menjadi sasaran bully saat masuk ke 97 High School.

Lalisa tak bisa berhenti berpikir. Jujur, ia sangat takut dengan hal pembullyan.

Tetapi, saat pertama kali ia masuk ke sekolah tersebut di kelas 10, Lisa langsung bisa bernapas lega sebab mendapatkan teman kelas yang saling menghargai tanpa memandang kasta.

Lisa juga tidak menyangka jika teman sekelasnya akan selalu menjadi pelindung di saat ia di ganggu oleh murid kelas lain.

Lisa beruntung bisa masuk ke dalam kelas 12A yang dimana mereka sangat menyayanginya dan selalu melindunginya.

Ngomong-ngomong tentang 12A, mari kita berkenalan dengan para murid penghuni kelas tersebut, yang berjumlah 20 anak.

Pertama, Lalisa Meyladyana. Gadis tersebut selalu dipuji oleh para guru karena kepintarannya dan juga sikap yang selalu membuat para guru tersenyum hangat.

97 High School || LK ft 97LKde žijí příběhy. Začni objevovat