05

1.3K 177 15
                                    

Maaf up nya lama sangad. Udah kelas 12 jadi sedikit agak sibuk😫. Biar setiap minggunya ini cerita update, jadi aku memutuskan untuk selalu up di hari minggu. Selain hari itu kalian gak usah nungguin notif apapun dari cerita ini. Untuk waktunya aku putuskan up di antara jam 8 malam-11 malam WIB, oke.

Selamat membaca

.
.
.

Pukul 06.15, kelas 12A sudah terlihat ramai. Bukan tanpa alasan, karena hari ini terdapat pelajaran fisika, yang dimana ada PR. Tentunya murid-murid seperti Yuga, Juna, Hazam, dan sebangsanya yang tidak bisa fisika harus rela berangkat pagi.

Hazam yang baru saja menapakkan kaki di depan pintu kelas langsung menghela napas panjang saat mendengar musik dangdut menggema begitu keras dari luar kelas.

Tentu saja Hazam tau dalangnya adalah Juna.

"Beneran deh pengin banget jadi kalem, tapi kenapa sih Tuhan mengirimkan teman kaya Juna di kehidupan gue?" Setelah berkata seperti itu, Hazam masuk dengan menatap Juna tajam.

Niatnya sudah ia tekadkan akan langsung duduk di kursi nya, tapi sialnya ia justru berlari mengambil sapu dan ikut bergabung bersama Juna, Yuga, Bama, dan Minmin yang sedang asik joget-joget.

"Aseeeek, bujang Hazam akhirnya datang juga." Juna berteriak kesenangan.

Lantas Juna langsung mengganti lagu dangdut kesukaan Hazam.

"Kala ku pandang kerlip bintang nan jauh disana~" Hazam mengawali dengan suara merdunya.

"Aseeek."

"Saat ku dengar melodi cinta yang menggema~"

Una yang baru saja datang, mendadak berhenti di depan pintu. Lisa belum berangkat, itulah hal yang membuat Una mengerti mengapa anak laki-laki tersebut malah sibuk dangdutan.

"Terasa kembali gelora jiwa mudaku~" Juna ikut bergabung bernyanyi bersama Hazam.

"Karna tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut~"

"Goyang mang."

Melihat tingkah absurd para murid laki-laki, Yuji dan Jihan memvideo dari kursi belakang. Mayan buat bahan status.

Sepuluh menit kemudian Lisa datang dengan menenteng buku tugasnya. Gadis itu sudah terbiasa, sehingga saat masuk kelas, gadis berponi itu langsung memberikan buku fisikanya dengan percuma kepada Yuga.

Gerombolan yang pada asik dangdutan seketika langsung bubar dalam sekejap.

Yuga langsung menyalin di mejanya yang kemudian disusul Juna, Hazam, Bama, dan Minmin.

Gak lama Jihya datang ke kelas dengan wajah sumringah.

"Gaes, Bu Jessi gak masuk! Katanya, PR nya nanti di kumpulin aja di mejanya."

Informasi tersebut langsung membuat kelas heboh. Gimana gak pada heboh ketika mendengar guru killer gak masuk. Ya pastinya hal itu menjadi kesenangan tersendiri bagi para murid.

••

Sepuluh menit sebelum bel masuk, Wino baru saja datang ke sekolah. Pemuda itu terlihat santai memarkirkan motornya, dan berjalan melewati lapangan depan. Banyak para murid cewe yang menyapanya, namun pemuda itu nampak tak peduli. Bahkan untuk menoleh-- membalas dengan senyuman pun tak dilakukan oleh pemuda tersebut.

Srek!

Langkah Wino terhenti sebelum menaiki tangga sebab Enu menghadangnya. Tak ada tatapan persengitan yang Enu layangkan seperti kemarin. Ia menghentikan langkah Wino juga karena memang ada keperluan.

97 High School जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें