27

507 110 14
                                    

Ulangan akhir semester ganjil sebentar lagi akan tiba. Mulai banyak guru yang masuk untuk memberikan kisi-kisi atau soal-soal yang akan muncul nanti di dalam ulangan. Walaupun ulangan masih dilaksanakan dua minggu lagi.

Seperti Pak Jeka yang mengatakan bahwa penilaian renang kemarin adalah penilaian terakhir untuk praktek olahraga di semester ganjil ini.

"Bagi yang merasa penilaiannya belum lengkap, segera dilengkapi."

Jeka berdiri di tengah kelas 12A. Hari ini memang bukan jadwal mengajar kelas 12A, namun kamis pagi ini, wali kelas disuruh masuk lebih dahulu untuk memberikan beberapa wejangan kepada anak muridnya.

"Mulai hari ini sampai hari minggu, yang mau melengkapi nilai praktek bisa hubungi saya untuk membuat janji. Dan untuk kisi-kisi bisa kalian pelajari bab satu sampai tiga."

Enu mengangkat tangannya, membuat Jeka seketika berhenti berbicara.

"Maaf, Pak. Izin bertanya. Untuk lebih detailnya apa tidak diberikan contoh soal-soalnya?"

Pak Jeka tersenyum kecil, "saya rasa itu tidak perlu. Sedari dulu materi pelajaran olahraga sangat basic. Cukup baca saja materi yang ada di LKS, kalau bisa juga isi latihan soalnya."

Murid 12A serempak mengangguk. Beberapa ada yang mencatat untuk mengingat-ngingat apa saja yang perlu dipelajari.

"Ada yang mau ditanyakan lagi?"

Hazam mengangkat tangan, "mengapa melengkapi nilainya dimulai dari sekarang sampai hari minggu? Bukankah hari sabtu dan minggu sekolah libur?"

"Seperti yang sudah saya jelaskan dari minggu kemarin, jika ada yang merasa- nilai masih kosong segera dilengkapi. Saya hanya memberikan tambahan waktu tiga hari saja sampai minggu. Karena seminggu ke depan saya fokus menemani Wino lomba,"

"Yang mau melengkapi nilai praktek buat janji dengan saya secepatnya. Sekolah hari sabtu dan minggu akan tetap dibuka, dikhususkan untuk mengambil praktek nilai pelajaran saya." Lanjut Jeka menjelaskan.

Hazam membalas paham. "Hm, ngoghey."

"Hari ini sebagian besar para guru akan mengikuti rapat. Kemungkinan akan jamkos."

Kelas langsung ramai ketika Pak Jeka mengatakan jam kosong.

"Saya harap kalian bisa menjaga kelas agar tak ramai, berisik, dan gaduh. Jangan mencari keributan."

Pak Jeka hendak keluar kelas, namun langkahnya terhenti, "Lalisa bisa ikut saya sebentar? Saya ingin meminta bantuan."

Krik...

Dalam hitungan detik saja sehabis suara Pak Jeka menguar, suasana kelas menghening.

Lalisa yang dipanggil namanya mendongak bingung.

"Kenapa harus Lalisa, Pak Jeka? Mending saya aja. Saya rela kok diminta bantuan Pak Jeka apapun."

Jihya terasa mual mendengar deretan kalimat alay yang Jihan kuarkan. "Najis."

"Sirik aja lo kodok zumba."

Jeka menggeleng melihat kelakuan anak muridnya. Walaupun beberapa murid 12A banyak yang melayangkan tatapan curiga padanya, Jeka tak memedulikan itu.

Lalisa akhirnya berjalan mengikuti Jeka keluar kelas. Selama menuruni tangga bahkan di koridor, keduanya hanya diam saja. Sesampainya di ruang kantor, barulah Jeka membuka suara untuk menyuruh Lalisa duduk di kursi depan mejanya.

Ada beberapa guru yang terlihat di ruang kantor. Namun, mereka juga sibuk dengan urusannya masing-masing. Mungkin, menuju hari ulangan semua guru memang sibuk untuk mempersiapkan semuanya.

97 High School Kde žijí příběhy. Začni objevovat