115. Nightmare (3) || unintentionally.

Начните с самого начала
                                    

Arista dan Levius tiba di Pondok pohon World Tree sekejap saat mereka terbang. Pohon ini sungguh tinggi, namun membaur dengan semua pohon di hutan ini dengan begitu baik, walaupun warna kulit pohon miliknya begitu mencolok.

Hangat. Arista merasakan semua sensasi alam yang pekat pada World Tree, sihirnya begitu hangat dan menenangkan jiwanya. Seperti tengah berada di dekat Meriel..World Tree seolah tengah menyambut Arista..


‘sangat disayangkan aku tidak bisa berkomunikasi dengan world Tree.’ Ucap Arista. sebelum memasuki pondok tak berpintu itu, ia menyentuh sekejap pohon itu. dalam hatinya ia berkata..’Terimakasih..telah menjaga ketiganya..’


Lalu ia melepasnya, melangkah masuk kemudian dan memberi tahu Levius untuk menunggu di luar pondok itu. Namun Levius sedikit ragu.


Sangat terlihat di wajahnya jika ia sedikit menolak kata kata Arista, namun..Arista yang menatapnya sendu, seolah memohon memancar dari matanya…Levius memundurkan kakinya.

“…Baiklah..nona..” seperti anak anjing yang sedih, Levius menurut dengan baik.


Arista Pov.



Sudah berapa lama?..Ah..aku harus segera masuk.


Aku tahu, Levius dan Bell akan dengan baik menjaga tempat ini. Yang harus kulakukan kali ini…adalah menjalankan tugas ku.

Di dalam pondok ini..dari tempat masuk..seperti sebuah portal sihir hitam yang menghalangi siapapun yang tidak di izinkan masuk oleh world tree. Aku paham sekali..


Pelahan..aku hanya mencoba mengulurkan tanganku. Jari telunjukku menyentuhnya. Dan sensasi hangat yang mengalir di seluruh tubuhku benar benar hebat..ini terasa begitu nyaman.


Apakah ini tanda jika seseorang yang diizinkan oleh World Tree bisa memasuki tempat ini ? kurasa tidak apa jika aku masuk setelah ini.


Langkahku tanpa ragu memasuki penghalang sihir ini.

Memejam mata kemudian membukanya perlahan, ketika semua tubuhku menepi di balik penghalang yang membawaku masuk ke dalam sini. Pandanganku tertuju pada Teal, yang sudah ada dalam kesadarannya.

Ia tengah duduk di lantai kayu pondok world tree tanpa jejak alas yang telah menjadi tempatnya berbaring, begitu juga dua lainnya. Teal tengah melakukan sesuatu sebelum menyadari kehadiranku.

Ia memegangi sebuah perban panjang dan mengikat tangannya yang kulihat begitu membiru lebam.

“…Teal...?”

Lalu Teal menoleh cepat.

“…Eh? Arista? Bagaimana bisa..ah Itu bukan hal yang penting…Arista mereka berdua ada dalam keadaan lebih parah dariku! Cepat lakukan sesuatu!!”

“…” Aku benar benar terkejut..walau dengan keadaan tangan yang terlihat menyakitkan baginya…ia benar benar menghawatirkan Gabrien dan Theodore sebagai prioritas saat ini.


Mataku melirik ke tempat dua lainnya yang tengah terbaring di tempat yang cukup berdekatan dengan mata terpejam, dan luka di tubuh mereka yang dapat kulihat dengan jelas.


Satu satunya yang bisa kulihat dengan jelas pada jejak pertahanan sebelumnya dari kedua orang ini adalah..baju perang mereka..benar benar hancur..

Tidak heran.. keduanya nemang terkena serangan langsung sihir Gila itu.


Aku tak bisa berfikir yang begitu aneh saat ini. walaupun aku dapat melihat pundak yang lebar dan dada terbuka mereka saat ini..tidak ada tempat untukku merasa tersipu.

Auristella The Lost Princess Место, где живут истории. Откройте их для себя