-19-

22.5K 2.8K 253
                                    


Wanita itu berdiri kikuk menatap pemuda yang mengaku dilecehkan olehnya tadi malam. Pemuda ini terlalu asyik dengan nasi goreng di depannya, sampai-sampai melupakan keberadaan Endah yang tengah tegang ingin membicarakan masalah semalam.

"A-Anu! Eh? M-Maksudnya, adek ganteng. Saya bakalan tanggung jawab. Tapi tunggu modalnya ke kumpul ya. Saya bukan orang kaya, tapi setidaknya masih bisa menafkahi adek ganteng," ujar Endah hati-hati, takut pemuda ini salah paham mengenai maksudnya itu.

Pemuda yang tengah asyik menyuap nasi goreng itu langsung menyemburkan kunyahannya tepat di wajah Endah.

"UHUK!"

Endah berdiri mematung. Membiarkan wajahnya terkotori oleh nasi setengah halus itu. Jika saja ini Rosa, sudah pasti Endah smack down sampai tulangnya patah.

"Maaf, maaf, maaf. Tante gak kenapa-napa kan?" pemuda ini bergegas bangkit, membersihkan wajah Endah dengan kain lap bekas membersihkan minyak di wajan.

"Gak papa, kok. Sumpah, gak papa!" jawab Endah menahan emosi. Rasanya Endah ingin berteriak sekencang-kencangnya. Percuma tampan, kalau otaknya kurang setengah.

"Beneran gak papa, tante?" tanya pemuda itu lagi. Endah hanya tersenyum paksa membalas pertanyaan tersebut.

"Oh, iya! Aku sampe lupa bilang ini. Kata mamah, kalo ada yang mau nikahin Aku. Maharnya minimal 1 miliar tanpa diskon atau nego-nego."

Endah baru saja akan mengiyakan, namun tersadar saat mendengar nominal uang yang pemuda itu katakan barusan.

"APA!" Pekik Endah dengan bola mata yang hampir keluar.

"Lo mau nikah? Apa nge rampok, hah!?" Ucap Endah dengan nada tinggi. Endah sudah tak tahan lagi. Masa ia harus memberi mahar sebesar 1 miliar!? Ck, yang benar saja! Gajinya selama setahun pun tidak akan cukup untuk mahar tersebut.

"T-Tapi kata Mam-"

"CUKUP!"

"Bilangin ke emak lo, sana! Kalo mau ngerampok, liat orangnya dulu dong! Masa pembokat lo rampok! Sinting lo, ya!" Kata Endah menggebu-gebu. Jika sudah menyangkut uang, Endah mendadak mirip hantu valak.

"Hiks...T-tapi, Tantekan udah janji bakalan tanggung jawab, hiks...."

Endah menatap kesal pemuda yang sayangnya tampan ini. Seandainya saja wajahnya mirip jamet di komplek tempat ia tinggal. Maka jangan harap Endah akan diam saja. Wanita ini mungkin akan menggunduli dan menelanjanginya, kemudian dia jual dengan diskon 100% serta gratis ongkir sepuasnya.

"Udah, udah! Pokoknya Gue bakalan tanggung jawab! Tapi gak pake mahar! Kalo mau pake mahar, sono cari seme yang masih free!" tukas Endah.

"T-Tapi kata Mama-"

"Kata Mamah, kata Mamah! Lo kira ini acara Mamah dedeh apa?! Udah gede manja banget sih! Burung lo udah bukan burung puyuh lagi! Jadi stop bergantung sama mamah-mamah lo itu!" potong Endah tak mau diganggu gugat.

Pemuda tampan itu menahan tangis karena dimarahi oleh Endah. Mengapa wajah dan badannya sangat kontras dengan kelakuannya? Inilah akibat dari bunda terlalu sering memberi air kobokan alih-alih asi di saat anak masih balita.

°
°
°

Hari ini adalah hari kematian ibu Candala. Maka dari itu, Candala memutuskan untuk pulang ke rumah sang ayah. Ia menyamar menjadi seorang pria, agar orang-orang tidak mengenali dirinya sebagai Candala. Hal ini juga disetujui oleh Thomas. Pria itu sudah tahu alasan mengapa Candala sampai mengarang berita kematiannya.

Awalnya Thomas ingin membantu Candala, tetapi putrinya itu mengatakan Thomas tak akan bisa ikut campur dalam masalahnya. Bagaimanapun Thomas adalah orang pemerintahan. Orang yang Candala singgung adalah orang penting dalam pemerintahan. Kuasanya saja bisa membuat presiden negara ini bungkam. Jadi Candala tak ingin melibatkan ayahnya dalam hal ini.

CandalaWhere stories live. Discover now