-28-

13.1K 1.8K 77
                                    


     Di kursi kebanggaan perusahaan EVcompany, tepatnya kursi khusus direktur utama perusahaan yang berjalan di bidang properti. Meja yang biasanya sepi oleh berkas-berkas, sekarang di penuhi oleh puluhan bahkan hampir menyentuh angka seratus siang ini, karena tiba-tiba banyak sponsor dan para investor yang menarik investasi mereka secara bertahap.

Tentunya, sebagai karyawan yang baik, mereka menyerahkan segala kendala dan masalah pada atasan mereka, yaitu Lucas Evans. Namun sayang, atasan mereka itu agak tidak becus, buktinya sejak izin berlibur sebulan yang lalu, dia tidak pulang juga sampai sekarang.

Asistennya, Nadhira berulang kali mencoba menghubungi Lucas, tetapi nomornya malah diblokir dari atasannya itu. Nadhira jadi menyesal pernah menaruh hati pada pria tidak bertanggung jawab seperti Lucas.

"Dhir, nomor gue diblok juga sama Pak Lucas." Terang Wirawan, manajer tim pemasaran.

"Ya, Tuhan. Pak Lucas berlibur kemana sih, sampe-sampe gak mau diganggu? Gak tau apa, kesejahteraan kita sebagai karyawan tengah di pertaruhkan sekarang," desis yang lain.

"Coba telpon Bu Eleanor, dia kan wakil direktur sementara. Siapa tau kita bisa minta tolong sama dia." Saran Raisa, HR manager.

Mereka segera menelepon Eleanor. Namun tidak diangkat karena perbedaan waktu yang cukup jauh. Jika di sini masih siang, berarti di tempat Eleanor sekarang sudah tengah malam.

Karyawan perusahaan EVcompany semakin dibuat kelimpungan. Sudahlah lembur karena banyak klien yang protes, sekarang masa depan mereka dipertaruhkan karena memiliki atasan yang tidak becus.

Sungguh, situasi mereka tak jauh berbeda dengan si biang keroknya. Karena situasi Lucas, sangat-sangat lah berbahaya sekarang. Dia diculik oleh sang mantan, atau lebih tepatnya kekasihnya dulu, yaitu Ivonne.

Mulutnya dibekap, atasannya ditelanjangi, tangan dan kaki diikat, sedangkan lehernya dirantai selayaknya binatang peliharaan.

"HEUMPH! HMPHH!" Teriaknya dari balik kain yang menutupi mulutnya.

"HEMPHH! HEMPHH!"

"Diam, sayang," ujar Ivonne. Wanita itu mengelus lembut rambut Lucas, kemudian menariknya kuat hingga membuat laki-laki itu mendongak ke atas.

"Gara-gara Kamu! Aku jadi buronan, SIALAN!" Teriaknya bak orang kesetanan.

"Aku ngasih segalanya untuk Kamu! Tapi apa? Ini balasan Kamu? Engga heran kalo Istri kamu yang gila itu bunuh diri!" Cerocosnya menggebu-gebu.

BRAK!

BRAK!

BRAK!

Ivonne menghantam kepala Lucas ke dinding. Melakukan hal tersebut berulang kali hingga membuat laki-laki itu menangis. Kening dan hidungnya juga berdarah karena benturan keras tersebut.

"SIALAN! MATI SANA! AKU BENCI DENGAN LAKI-LAKI GAK PUNYA HATI KAYAK KAMU!" Wanita itu semakin menjadi-jadi. Melepaskan tarikannya pada rambut Lucas, kemudian membiarkan laki-laki itu tersungkur ke tanah.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Ivonne lanjut menendang perut, bahkan muka Lucas berulang kali. Dia seperti psikopat sekarang.

"MATI SIALAN!" Teriaknya menginjak-injak dada kiri Lucas, tepat pada jantung laki-laki itu.

Saat ini, kesadaran Lucas mulai menipis. Dia bahkan tidak mampu lagi meringis ataupun berteriak kesakitan. Denyutan jantungnya mulai melemah.

CandalaWhere stories live. Discover now