-16-

28.5K 3.5K 163
                                    


  Musik disko disalah satu Club malam terdengar keras hingga membuat lingkungan sekitarnya terganggu. Namun tak satupun orang sekitar yang berani menegur kebisingan dari Club tersebut. Tak mau mencari masalah, alasannya. Atau mungkin mereka juga ikut berjoget ria sembari mendengarkan musik gratis dari Club malam? Entahlah, hanya Tuhan dan mereka yang tau.

Di pintu masuk, dua perempuan tengah berbincang lama sehingga membuat antrian panjang dibelakang. Protes an mereka tak diperdulikan, karena kedua perempuan itu malah asik berbincang dan menganggap orang yang tengah mengantri dibelakang adalah manusia transparan.

"Rosa, ngapain sih ngajakin Endah ke tempat beginian! Dosa tau!" ucap salah satu perempuan yang menyebabkan antrian panjang. Ya, keduanya adalah Endah dan Rosa.

"Udah Ndah! Gak papa sesekali bikin dosa. Kita kan gak pernah masuk ketempat beginian" sahut Rosa.

"Justru itu Rosa! Kita gak pernah masuk ketempat beginian! Nanti pas didalem ngapain? Nge lenong? Masak? Atau ngepelin lantai?! Orang udik kayak kita gak cocok masuk ketempat beginian!" tukasnya dengan suara keras.

"Ya minum lah Ndah! Ya kali kita nge babu didalem sana" kata Rosa dengan santainya.

"Minum?" ujar Endah menatap tak percaya sohibnya itu.

"Kita bukan orang kaya, Rosa! Yang kalo lagi stres, minum-minum ampe teler. Kita ini orang susah! Tiap tanggal tua aja makannya cuma nasi sama garem! Lah, ini malah gaya-gayaan mau minum-minum! Abis menang lotre, hah!? Atau dipungut orang kaya!? Mimpi Rosa! Mimpi!" sungut Endah menggebu-gebu.

Rosa memutar bola matanya malas. Kenapa susah sekali membujuk perempuan satu ini. Kenapa pula harus mengingatkan kembali status dirinya yang orang susah ini.

"Udahlah Ndah. Udah sampe sini juga. Ya kali mau buang duit 50rb ongkos taksi kita kesini. Emangnya Kamu gak sayang apa?" ujar Rosa mencoba membujuk sohibnya itu.

"Gak, gak, gak! Pokoknya kita pulang! Lambung gembel kita gak bakalan nerima minuman kayak wiski atau apalah itu!" tolaknya yang langsung menarik tangan Rosa untuk segera pergi dari tempat ini.

Rosa segera berontak. "Tinggal masuk aja sih Ndah! Kan yang bayarin Rosa juga!" ujarnya.

"Kok gak bilang dari tadi sih! Kalo tau Rosa yang bayar, Endah gak bakalan protes kayak tadi" sahut Endah si penyuka gratisan. Endah beranjak meninggalkan Rosa, Wanita itu segera masuk kedalam Club setelah menunjukkan Ktp miliknya.

"Cih! Giliran gratisan aja mau! Dasar gembel!" decih Rosa yang kemudian menyusul Endah masuk ke Club.

Didalam Club, Rosa tak henti-hentinya menggoda Pria-pria tampan nan mapan, kalo bisa anak tunggal kaya raya pewaris perusahaan. Wah! Hayalan yang sangat membagongkan.

Sedangkan Endah telah mabuk. Wanita itu malah bengong memperhatikan dua sejoli, ah tidak. Ia tengah memperhatikan Jamal dan Jamil tengah adu gombal. Tak jarang pula sejoli yang tengah kasmaran itu saling mengecup bibir satu sama lain.

"Kamu tau gak?"

"Apa?"

"Diantara semua orang yang pernah Aku temuin, cuma kamu yang paling cantik"

Rasanya Endah mau muntah. Bukan karena pengaruh alkohol yang Ia minum, tapi karena gombalan dua sejoli sesama jenis ini. Sekarang Endah tau alasan mengapa Ia masih menjomblo sampai sekarang. Pria jaman sekarang lebih suka pisang alih-alih melon. Eh, tunggu! Punya Endah bukan melon, tapi buah kelengkeng.

"Sayang~"

"Iya, apa baby ku yang paling imut sedunia?"

"Liat tuh! Ada jomblo ngenes ngeliatin kita terus. Dia pasti iri dengan romantisnya hubungan kita ini"

CandalaWhere stories live. Discover now