♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.3K 108 54
                                    

"Aku mencintainya, akan tetapi masalah memilikinya, aku tidak bisa."
-Kaysal Danendra Algivaro-

Elasya telah sadarkan diri dari beberapa jam yang lalu, dengan Kaysal yang setia di sampingnya.

"Ga mau makan apelnya, ga enak." Elasya menolak sodoran apel yang Kaysal berikan.

"Lo belum makan dari kemarin Pos, entar makin tepos." Elasya mengerucutkan bibirnya kesal, Kaysal ini benar benar memancing emosi.

Elasya sudah tau semuanya, tidak ada kesalahpahaman lagi di antara keduanya sekarang. Semuanya telah baik baik saja, tapi Ailan belum mengetahuinya, karena laki laki itu ada kerjaan di luar kota untuk beberapa hari ke depan.

Ngomong ngomong, Elasya masih rawat inap.

"Kay bosen tauuuu," rengeknya manja sambil memeluk manja lengan Kaysal.

"Nikah aja gimana?" ajak Kaysal random sambil menaik turunkan alisnya.

Elasya memukul lengan Kaysal dan mendengus kesal. "El masih mau sekolah dulu tau, pengen jadi dokter juga."

"Bunda sama Abang mana?" tanya Elasya sambil celingak celinguk mencari keberadaan kedua orang penting itu.

"Tante nganterin Atar sekolah, kalo Al sparring sama anak anak." Elasya mengangguk anggukan kepalanya paham.

"Kapan pulangnya sih?" Elasya sudah mulai jenuh di dalam ruangan bau obat obatan ini, mana tidak bisa bebas lagi.

"Kapan kapan," jawab Kaysal enteng lalu memakan bubur yang tadi suster berikan untuk Elasya.

"Kok makan bubur sih? Emang enak?" tanya Elasya, karena menurutnya bubur rumah sakit sangatlah hambar.

"Enak pake banget."

"Kay bosen, pengen jadi orang kaya," kata Elasya ngaur yang membuat Kaysal menyentil gemas keningnya.

"Kay sakit! Kasar banget sih!" Elasya balas memukul lengan Kaysal.

"Ututu sini sayang, peluk dulu." Kaysal langsung memeluk erat tubuh Elasya dari samping, laki laki itu mendusel di bagian bahu Elasya, sesekali ia menggigit bahu Elasya gemas.

"Woy setan sakit!" Elasya hampir saja mengeluarkan umpatan.

Kaysal melepaskan pelukannya dan cengengesan tidak jelas. Laki laki itu mencubit cubit pipi Elasya gemas dan sesekali terkekeh.

"Jelek banget sih pacarnya bapack Kaysal yang tepos ini."

Elasya cemberut.

"Dinistain mulu gue sama lo Kay." Kaysal tertawa dan kembali memeluk Elasya erat dari samping.

"Kalo suatu saat kita ga bisa bareng lagi, jangan pernah lupain gue ya pos, gue sayang banget sama lo," bisik Kaysal pelan yang berhasil membuat bulu kuduk Elasya meremang.

Elasya mendorong tubuh Kaysal agar segera melepaskan pelukannya. Gadis itu menatap tak suka Kaysal, ia benci ucapan Kaysal barusan.

"Lu ngomong apasih Kay, ngaur banget! Gue ga suka yah!" Elasya sengaja membentak, semata mata untuk menghilangkan rasa takutnya.

Kaysal tak menjawab, ia kembali memeluk erat Elasya, menghirup dalam dalam aroma tubuh gadis tepos kesayangannya.

"I love you."

"KAYSAL SIALAN! ANAK DAJJAL YE LU! LU NGOMONG APAAN SI ANJING! GA LUCU YAH KAY, MAINNYA MATI MATI-AN!" Elasya memukul mukul punggung Kaysal yang masih saja memeluk erat dirinya.

Kaysal terkekeh dan kembali melepaskan pelukannya. "Gue becanda kali Pos, mana mau gue ninggalin beban negara satu ini."

Kaysal menarik narik pipi Elasya ke kanan, ke kiri, sesekali ia mengecup sekilas kening Elasya. Gadis itu membisu.

KAY.EL STORY||END||حيث تعيش القصص. اكتشف الآن