♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.7K 196 15
                                    

"Cintaku ke kamu itu, sederas air hujan. Tapi sayang, kamunya malah neduh."
-Elasya-

"El." Elasya menoleh ke arah pintu saat ada yang mengetuknya. Dari suaranya saja Elasya sudah hafal, siapa lagi kalau bukan Abang kembarnya.

"Naon bang!" teriaknya yang tengah asik rebahan.

"Abang mau bicara bentar," balas Alkio.

"Masuk." Akhirnya, Alkio membuka pintu kamar, dilihatnya Elasya yang tengah asik rebahan dengan kaki yang berada di dinding.

"Naon?" tanya Elasya lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kamu mau ikut Abang main basket nggak?" tanya Alkio lalu duduk di sebelah Elasya.

Elasya tampak berpikir sejenak, dan menggeleng. Ia sangat malas untuk melakukan sesuatu sekarang, lebih baik rebahan sambil mendengarkan musik dan memakan banyak snack yang ada di atas meja. Nikmat.

"Yaudah kamu di rumah sendiri nanti, Bunda Ayah sama Atar pergi ke rumah Nenek. Tapi tadi Bunda udah titipin kamu sama Mamanya Kaysal, kebetulan mama Kaysal juga mau pergi, jadi kamu nanti main aja sama Kaysal. Jangan pulang kalo kita belum pulang, jangan sendirian di rumah kamu," jelas Alkio panjang lebar yang membuat Elasya tersenyum senang. Bundanya memang paling tau letak kebahagiaannya.

"Asik bisa berduan sama calon imam," beo Elasya yang mendapat toyoran dari Alkio. "Mulutnya he!"

"Hehe, Abang nanti kalo pulang beliin El bakso dekat sekolah yah?" mohon Elasya sambil menampilkan puppy eyesnya. Alkio hanya mengangguk dan mengelus puncak kepala adik kembarnya.

"Iya cantik, Abang pergi dulu." Tak lupa mencium kening Elasya sekilas, dan akhirnya Alkio pergi untuk bermain basket.

Elasya tersenyum bahagia karena bisa pergi ke rumah Kaysal tanpa mencari alasan. Ia segera berganti baju dan bergegas menuju rumah calon masa depan. Katanya.

****

"Assalamualaikum calon Imam!" teriak Elasya dari depan gerbang, tak ada sahutan dari dalam. Cuaca matahari yang terik tak membuat semangat Elasya luntur untuk berteriak.

"KAYSAL! BUKA GERBANGNYA! EL MAU NGAJAK NIKAH!" teriak Elasya lagi tak tahu malu, untung sepi.

"MAMA MERTUA!"

"KAYSAL GANTENGNYA ELASYA YANG PALING GANTENG TIADA DUANYA! BUKA GERBANGNYA SAYANG! KITA HARUS KE KUA SEKARANG!" teriak Elasya lagi, gadis itu sampai harus menghela nafasnya beberapa kali karena berteriak sangat kencang.

Tak lama, gerbang terbuka, menampilkan asisten rumah tangga yang sering Elasya panggil Bibi muda. Yah karena dia masih muda, kira kira umur 24 tahun. Elasya kadang suka was was sendiri, takut Kay-nya direbut oleh Bibi muda, secarakan mereka 24/7 bersama. Kamar mereka saja bersebelahan. Bagaimana seorang Elasya tidak curiga coba?

"Aduh ada non Asya," sapanya yang membuat Elasya gemas. "El Bibi muda, bukan Asya."

"Ehehe, iya non maaf." Ia sedikit menunduk yang membuat Elasya terkekeh. "Ga perlu kali Bibi muda."

"Calon imam El mana?" tanya Elasya sangat percaya diri walaupun tidak pernah diakui oleh Kaysal.

"Den Kay ada di kamarnya. Non pergi aja ke kamar langsung, dari pagi belum keluar kamar dia." Elasya tampak panik, takut calon imamnya kenapa napa.

KAY.EL STORY||END||Where stories live. Discover now