♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.4K 150 26
                                    

"Semakin kamu di atas, semakin banyak orang yang berusaha menjatuhkan. Pilihannya hanya dua, terus melangkah sebagai pemenang, atau berhenti sebagai pecundang."
Kaysal Denandra Algivaro•

Elasya terbangun dari tidurnya, ia mengerutkan kening, kala melihat Altar dan Lia yang juga tidur satu ranjang dengannya.

Saat menoleh ke samping, ia melihat Alkio yang ternyata juga tidur di sofa kamarnya. Kenapa mereka disini?

Elasya berniat turun dari ranjang untuk mencuci muka, ia terkejut kala melihat Ailan yang tidur di lantai, tanpa kasur. Laki laki itu murni tidur di lantai, Elasya menjadi merasa bersalah. Elasya berjongkok di depan Ailan yang masih tertidur nyenyak, wajah Ayahnya sedikit memucat.

"Ayah." Elasya menepuk nepuk pipi Ailan pelan.

"Yah, bangun ih ... Kenapa tidur di sini coba?"

Ailan membuka matanya secara perlahan, ia mengucek ucek matanya untuk memastikan. "Udah bangun Teh."

Ailan merubah posisi baringnya menjadi duduk, laki laki itu mengelus lembut pipi Elasya.

"Teteh baik baik aja kan?"

"Ayah ga perlu nanyain keadaan Teteh, jelas jelas Ayah pucet sekarang." Elasya meraba raba kening Ailan yang terasa hangat.

"Ayah kurang tidur aja. Jangan khawatir gitu." Ailan tersenyum.

Ailan mengambil tangan Elasya yang masih di bungkus perban. "Masih sakit tangannya Teh?"

"Enggak, kan udah di obatin Ayah."

"Luka yang lain gimana?" tanya Ailan lagi, Elasya tidak hanya terluka di tangan, tapi bagian tubuh lainnya juga terluka.

"Udah di obatin Bunda."

"Ga bosen bosennya Ayah ingetin ke kamu Teh, jangan terlalu deket sama cowok. Ga semua cowok itu baik, Ayah cuma ngizinin kamu temenan sama Kaysal, karena Ayah tau dia orangnya gimana. Kalo sampai dia berani ngapa ngapain kamu, tinggal Ayah samperin ke rumahnya." Elasya tertawa mendengarnya.

"Ayah serius Teh."

"Iya Ayah iya, maaf. Janji ga ngelawan lagi." Elasya menampilkan puppy eyes-nya yang membuat Ailan gemas lalu menarik hidungnya.

"Anak Ayah cantik banget sih! Jadi gemes sama Bundanya!" Lagi dan lagi, pagi hari ini Elasya di buat tertawa karena tingkah Ailan, walaupun tidak lucu, tapi ia bahagia.

Terkadang, bahagia memang sesederhana itu.

"Udah sana mandi Teh, abis itu tolong buatin kopi Ayah." Elasya mengangguk dan mencium pipi Ailan sayang.

"Oke Ayah!" Ailan balas mengecup singkat keningnya.

****

"Kaysal..." Kaysal menatap tanpa minat Caca yang berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Kaysal, aku mau bicara," lirihnya yang tidak dihiraukan oleh Kaysal.

"Kaysal-nya ga ada," balas Kaysal cepat berniat untuk menutup pintu gerbangnya.

"Kaysal plies ... Kasih aku kesempatan," cicit Caca pelan menampilkan wajah memelasnya.

KAY.EL STORY||END||Where stories live. Discover now