♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.4K 142 54
                                    

Yeah happy 2k for Kay.El xixi seneng abiezzzz🥰
Semoga suatu saat bisa jadi 2M√

"Lihatlah mereka, para beban keluarga yang banyak gaya."
-Kaysal Kece-

"Kan gue udah sering bilang ke elu dongo, itu si Cacanjing emang muka lima. Elu sok soan ga percaya, herman gue, punya temen kok bodoh banget."

Sedari tadi Rhea tak henti hentinya mengomeli Elasya, mungkin bisa dihitung jari beberapa kali Elasya mengucapkan kata kata. Selebihnya, hanya ocehan yang di ulang ulang milik Rhea.

"Gue temenan sama Caca dari kecil Rhe, masa iya dia gituin gue," cicit Elasya pelan yang membuat Rhea semakin geram.

Gadis itu sampai sampai mengigit gigit es batu yang ia makan. "Gini yah pinter, ga semua orang itu baik, ia gue tau lu bestian sama dia dari orok. Bisa aja dia bersembunyi di balik kata bestie bukan? Bestie mana dongo yang rela ngerebut gebetan temennya. Sudah ku Dugong, Cacanjing itu licik!"

"Istighfar lo, dosa lo udah banyak, jadi cewek tu mulut lemes banget," balas Elasya karena Rhea sudah sering sekali mengabsen nama hewan hewan di kebun binatang.

"Serlok buru El, betumbuk kita! Gedeg gue lama lama sama lo!"

"By, gue mau makan dulu." Elasya langsung mematikan sambungan secara sepihak.

Ia turun ke lantai bawah untuk makan siang, kebetulan hari ini libur sekolah, jadi ia bisa leluasa rebahan di rumah.

****

"Makan Teh." Elasya mengangguk dan segera memilih untuk duduk di sebelah Ailan.

"Anak Ayah kenapa jadi kurusan gini hm? Kurang makan kamu?" tanya Ailan sambil menangkup wajah Elasya yang sudah seperti mayat hidup.

"Udah kurus, pucet lagi. Berobat yah?" Ailan panik, takut terjadi apa apa terhadap gadis kecilnya, dimata Ailan, Elasya hanyalah anak kecil yang manja.

Elasya terkekeh geli dan menggenggam tangan Ailan yang menangkup wajahnya. Ayahnya memang sungguh menggemaskan.

"Ih enggak Yah, Teteh gapapa kali. Kan emang dari dulu kurusan." Ailan memicingkan matanya, tak sepenuhnya percaya dengan ucapan Elasya.

"Iya Ayah tau, tapi enggak se-kurus ini juga. Semenjak Bunda sakit kamu jadi gini, kurang tidur kan?" Dengan berat hati Elasya mengangguk, ia memang kurang tidur. Pikirannya menumpuk, semuanya di jadikan satu.

"Jaga kesehatan Teh, Ayah ga mau kamu kenapa napa." Ailan mengelus puncak kepala Elasya dengan sayang, dan berakhir mengecup keningnya.

"Teteh terus yang di cium, masa Atar enggak!" Entah darimana datangnya Altar dengan mobil mobilan mainnya. Anak itu mengucek ucek matanya habis bangun tidur.

"Sini sini sama Abang aja." Alkio merentangkan kedua tangannya siap memeluk Altar yang sedikit kesal.

Altar langsung berlari dan memeluk erat Alkio, Ailan benar benar bersyukur karena keluarganya tampak akur. Walaupun nyatanya ada kebohongan yang entah sampai kapan harus ia pendam, nyatanya, ia belum siap kehilangan putra putri kembarnya jika suatu saat mereka mengetahui semua kebenaran ini.

"Bunda mana?" tanya Altar yang celingak-celinguk mencari keberadaan Lia.

"Keluar bentar, buang sampah. Kenapa? Atar mau di buang juga?" Altar bergidik ngeri mendengarkan ucapan Elasya.

KAY.EL STORY||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang