♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.4K 166 87
                                    

"Titik terindah mencintai adalah, belajar mengikhlaskan."

"Rea cepetan! Gue laper!" Elasya menarik narik tangan Rea menuju kantin, gadis itu masih sibuk merapikan make up nya tak lupa bercermin berulang kali.

"Sabaran dikit jingan! Gue lagi dandan. Sekalian tebar tebar pesona sama cowok cowok SMA Grayend, mayan buat nanas manasin si curut." Elasya tertawa dan menoyor kening Rea. Untung ia telah selesai memoleskan lipstik-nya, kalo belum? Bisa gawat.

"Yang ada elo yang panas ngeliat dia berduaan bareng Sisi." Elasya sengaja memanas manasi Rea yang masih gamon. Kini ia menunjukkan ke bangku paling sudut dekat lapangan basket, dimana ada Bimo yang sedang makan bersama Sisi. "Ada yang panas nih," goda Elasya yang membuat Rea semakin terbakar api cemburu.

"Apaan sih! Norak banget mereka!" ujar Rea mencibir gaya pacaran mereka yang kini sedang suap suapan.

"Panas yah mbak?" ujar Elasya sambil menarik turunkan alisnya. Rea yang terlanjur kesal menarik tangan Elasya untuk putar balik menuju lapangan futsal saja. Mayan cuci mata liat cogan.

Oh yah, ngomong ngomong hari ini ada acara tanding futsal antara SMA Trisert melawan SMA Grayend, SMA Grayend adalah tempat Caca dan Kaysal menuntut ilmu. Jadi karena keduanya satu sekolah, tidak heran sering pulang berdua. Apalagi sekarang Elasya sudah tidak pernah minta jemput Kaysal.

"Bocil banget sih! Gue mau makan juga!" Kesal Elasya lalu menyentakkan tangannya yang masih di cekal oleh Rea, ia kembali berbalik arah menuju kantin.

Tapi, pada saat baru berbalik ia langsung menabrak sesuatu, Elasya mengusap usap keningnya yang sialnya terasa amat sakit. Saat mendongak, ia dapat melihat sosok Kaysal yang juga menatap ke arahnya. Tatapan mereka sempat bertemu, tidak lama. Karena suara cempreng Caca menghancurkan segalanya.

"Ya ampun El! Kita nyariin lo dari tadi!" ujar Caca yang sudah keliling keliling bersama Kaysal mencari di mana letak kelas Elasya.

"Sorry Kay, ga liat jalan," tutur Elasya lalu menjauhkan tubuhnya dari Kaysal, sebelum itu terjadi, Kaysal mengusap usap keningnya yang sialnya memerah. Elasya sempat terdiam beberapa saat karena perlakuan Kaysal yang menurutnya sangat berbeda.

"Tuh kan merah," ujarnya yang masih saja mengelus elus kening Elasya. "Makanya jalannya hati hati El," lanjut Kaysal lagi, tapi suaranya lembut.

Elasya hanya tersenyum canggung, Rea yang melihat adegan seperti itu tambah muak melihat sosok Kaysal, pantas saja Elasya sering berharap, orang Kaysal-nya ngasih harapan juga. Namanya juga cewek, dibaikin dikit sama cowok yang disukain? Berasa di sukain balik.

Ia langsung menarik tangan Elasya agar berdiri di sebelahnya, sengaja menjauhkan tubuh Elasya dari Kaysal. "Rea?" tanya Kaysal sok rama.

Rea hanya tersenyum paksa. "Iya."

"Udah lama ga ketemu." Rea tidak menjawab dan kini menatap Caca yang juga menatap ke arahnya.

"Kenalin Re, ini si Caca," ujar Elasya yang membuat Rea mengangguk anggukan kepalanya paham.

"Oh ini dalangnya," tutur Rea lalu menatap sinis Caca, Caca yang tidak paham hanya bisa terdiam. Elasya langsung menginjak kaki Rea kalo lagi ngomong emang suka bener. "Matanya ga usah tajem gitu," ketus Elasya yang membuat Rea mengubah pandangannya menjadi hangat. Ia tersenyum menatap Caca.

"Maksudnya?" tanya Caca yang kurang paham dengan ucapan Rea barusan.

"Lo cantik," ujar Rea ngasal yang membuat Caca tersenyum bahagia, ia sempat menatap Kaysal seolah memberi tahu bahwa banyak sekali orang orang yang memujinya. Kaysal tidak menanggapi, ia masih terfokus pada kening Elasya yang memerah.

KAY.EL STORY||END||Where stories live. Discover now