♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.3K 124 63
                                    

Jari ini tidak tahan untuk tidak mengetik dan berakhir kebablasan untuk update.

"Ku kira kau obat, ternyata kau luka terhebat."
°Elasya Adelio°


Ailan menatap nanar, sebuah bingkai foto yang terpajang di dekat meja kerjanya. Laki laki itu menghela nafas panjang, dan berakhir menerawang jauh ke ingatan masa lalunya.

"Maafin gue bang," lirihnya kala mengingat kejadian 18 tahun silam.

Ia mengalihkan pandangannya, ke arah bingkai foto yang terpampang jelas, fotonya bersama si kembar waktu mereka masih kecil.

Bagaimana senyum Elasya yang terukir dengan indah, bagaimana gigi ompong Alkio yang ia perlihatkan. Entah sampai kapan ia harus menyembunyikan sebuah rahasia besar ini, jujur ia belum siap kala melihat Elasya terluka nantinya.

Ailan tersenyum kecut, kini pandangannya kembali terarah pada gambar dirinya dan Ailen di waktu kecil.

"Si kembar udah gede Bang, enggak lama lagi udah mau 17 tahun. Ga kerasa yah, udah hampir 18 tahun lo ninggalin kita."

"Btw Lia makin cantik loh Bang."

"Lo tenang aja, apapun caranya gue bakal ngejaga dan ngelindungin tiga orang yang emang bener bener berarti dalam hidup lo. Ga bakal ada yang berani nyakitin mereka bertiga Bang, mereka hidup gue sekarang, mereka rumah gue."

Ailan berusaha keras untuk tidak menangis, ia memejamkan matanya sesaat, berharap rasa sesak itu bisa hilang. Tapi nyatanya tidak, semua sakit itu kian membekas. Apalagi saat melihat Elasya menangis, sungguh dunia Ailan hancur saat itu juga.

"Maafin gue Bang udah sayang sama Elasya kelewat batas, gue ga tau kenapa, tapi gue sesayang itu sama dia. Setiap ngeliat dia senyum, entah kenapa gue ngerasa sosok lo hidup lagi dalam diri Elasya. Gue ga ngerti, tapi intinya gue ga sanggup kalo sampai suatu saat, Elasya bakal benci gue karena kejadian ini."

Ailan kembali diam dan memejamkan matanya.

"Kamu ngapain?" suara lembut itu membuat Ailan tersenyum hangat. Rasa sesaknya berasa hilang begitu saja.

Dilihatnya Lia yang datang mendekat dengan membawa secangkir kopi, wajah Lia masih sama, teduh kala dipandang.

"Kamu kenapa belum tidur?" Ailan balik bertanya yang membuat Lia menaikkan bahunya acuh.

"Sini duduk." Ailan menepuk nepuk paha-nya mengintruksikan kepada Lia untuk duduk di pangkuannya.

Lia duduk di pangkuan Ailan dan mencium dalam dalam aroma tubuh suaminya. Ah masih sama! Lia menyukai aroma tubuh ini.

Tak banyak bicara, Ailan langsung mencium singkat bibir Lia. Lia hanya diam tidak menjawab, toh ini sudah menjadi kewajiban seorang istri untuk memuaskan suami.

"Atar mana?" tanya Ailan.

"Udah aku tidurin di kamar, makanya aku nyariin kamu kesini."

"Kenapa hm? Kamu mau aku tidurin juga?" Ailan menaik turunkan alisnya yang membuat Lia kesal. Sialan! Ailan masih sama, jahil dan menyebalkan.

"Bukan gitu ih, aku ngajak kamu tidur juga. Ini udah malem, besok lagi kerjanya," jelas Lia panjang lebar yang membuat Ailan tersenyum.

"Kirain mau di tidurin," celetuk Ailan yang tidak dihiraukan oleh Lia.

"Istri aku cantik banget sih." Ailan mencubit gemas hidung Lia, itu sukses membuat hidungnya memerah karena ulah Ailan.

"Udah besok lagi, ayo tidur." Lia turun dari pangkuan Ailan, yang membuat laki laki itu sedikit kesal.

KAY.EL STORY||END||Where stories live. Discover now