♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

1.3K 149 48
                                    

"Takan siakan dia ... Belum tentu ada yang seperti dia ..."
•Elasya Adelio•

Lirik lagu Love yourself milik Justin Bieber itu menggema di seisi ruangan kamar Elasya.

Lagu ini, lagu favoritnya dari dulu.

Gadis itu bernyanyi tiada henti, walaupun suaranya biasa saja, dan pengucapan liriknya sering tidak benar, Elasya tetap bernyanyi.

Baginya, hanya dengan bernyanyi seseorang bisa mengekspresikan diri.

Lampu Tumblr kelap kelip yang mendominasikan suasana kamar ini menjadi lebih indah, gadis itu meloncat loncat di atas kasur untuk membuat mood-nya kembali membaik. Mungkin karena pengaruh datang bulan, semuanya menjadi sangat menyebalkan.

"El," panggil Lia dari lantai bawah, tidak biasanya sudah sore begini Elasya belum keluar kamar.

"El," panggilnya lagi. Tapi tidak kunjung ada sahutan dari atas sana.

"ELASYA DENGERIN BUNDA ENGGAK!" teriak Lia menggelegar dari dekat tangga.

Tak menunggu waktu lama, Elasya keluar dari kamarnya, gadis itu terlihat tampak kesal karena Lia berteriak.

"Apasih Bunda!" ketusnya yang membuat Lia melotot, sejak kapan gadis itu berani menjawabnya dengan ketus.

"Turun kamu!" balas Lia tak kalah ketus, dengan berat hati Elasya turun ke lantai bawah, tak lupa menutup pintu kamarnya.

Setibanya di lantai bawah, Elasya duduk di meja makan, ternyata Bundanya baru selesai masak, suasana dapur masih berantakan.

"Sejak kapan berani ngelawan?" tanya Lia.

"Engga Bunda, ga sengaja." Elasya tertunduk.

"Bunda ga suka yah kamu ngejawab gitu, apalagi kamu anak cewek, siapa yang ngajarin gitu? Mau jadi anak durhaka kamu?" jelas Lia sambil berdiri di hadapan Elasya.

Elasya menunduk dalam, merasa amat menyesal dengan ucapannya.

"Iya Bunda, El minta maaf. Janji ga ngejawab lagi, maafin El ya?"

Lia tersenyum dan mencium kening Elasya, beruntung sekali ia memiliki anak anak yang penurut seperti ini.

Setetes cairan bening itu mengalir di pipinya.

Aii, liat anak kamu, mereka udah besar sekarang. Andai kamu masih hidup, pasti kita bakal ngerawat si kembar sama sama. Lia membatin.

Tanpa sadar, Lia mengikari janjinya pada Ailen, untuk tidak menangis jikalau ia pergi. Namun Lia tidak sekuat itu, ia tidak bisa melupakan semuanya secara cuma cuma.

Elasya berdiri, ia memeluk Lia yang menangis, ia tidak bermaksud menyakiti hati Bundanya.

"Bunda El minta maaf, El gaada maksud ngebuat Bunda nangis, maafin El Bunda," sesalnya.

Lia melepaskan pelukan keduanya, di usapnya pelan pipi Elasya yang sialnya seperti Ailen versi wanita.

Matanya, hidungnya, bibirnya, senyumnya, itu semua mengarah pada Ailen.

"Ah? Enggak kok, Bunda cuma kelilipan."

"El mau bantuin Bunda?" tanya Lia berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mau Bun."

Lia memberikan se-mangkuk gulai rendang pada Elasya, masakan yang baru selesai ia masak. "Tolong anterin ini ke rumah Kaysal."

Elasya sebenarnya malas kesana, entah mengapa akhir akhir ini ia agak muak melihat wajah Kaysal. Tak mau mengecewakan Bundanya, Elasya memilih mengangguk.

KAY.EL STORY||END||Onde as histórias ganham vida. Descobre agora