♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

3.7K 266 30
                                    

"Kau adalah rumah, namun bukan aku penghuninya."
-Elasya-

"Bunda! Seragam El mana!" Elasya berteriak kala seragam sekolahnya tidak kunjung ia temukan sedari tadi. Apalagi ini hari Senin, bisa telat ia nanti.

"Coba cek di lemari, kemarin bibi taro situ," teriak Lia yang tengah sibuk menyiapkan seragam ssekolah Altar.

"Enggak ada Bun! El udah cek, nihil!" Elasnya kembali berteriak, ia menyembulkan kepalanya di balik pintu. Lia geleng geleng kepala dan naik ke lantai atas untuk membantu Elasya mencari seragamnya.

"Kalo sampe bunda ketemu, awas kamu." Elasya hanya cengengesan dan membiarkan bundanya mencari dimana seragam sekolahnya.

"Ini, ada." Lia menyodorkan seragam putih abu abu itu pada Elasya, Elasya terheran heran, perasaan tadi dicari ga ketemu ketemu. "Makanya, dicari dulu. Kebiasaan kamu."

"Maaf bunda." Lia hanya menggeleng gelengkan kepalanya, ibu tiga anak itu kembali turun ke lantai bawah untuk menyiapkan kebutuhan sekolah Altar.

Altar Adelio, bocil berumur 6 tahun yang masih duduk di bangku taman kanak kanak. Altar itu bocil manja yang apa apa pasti balik ke bunda.

Setelah kejadian 18 tahun silam, lebih tepatnya setelah kepergian sosok Ailen Reylando Adelio semuanya menjadi berubah.

Demi menebus semua kesalahannya sosok Ailan Reykendo Adelio lah yang menikahi Lia. Ia lah yang menjadi figur sosok ayah untuk Elasya dan Alkio, sodara kembar itu tidak mengetahui siapa sosok ayah kandung mereka. Karena setahunya, Ailan lah ayah kandung keduanya.

Areindra Alkio Adelio dan Arainly Elasya Adelio adalah anak dari Ailen Reylando Adelio dan Alia Ania Baraqella. Alkio dan Elasya itu kembar, tidak ada yang berbeda dari keduanya. Wajah Lia dan Ailen bercampur menjadi satu di dalam wajah Al dan El.

Sedangkan Altar Adelio merupakan anak dari Lia dan Ailan. Walaupun Al dan El bukan anak kandung Ailan, tapi ia menyayangi kedua anak kembar itu layaknya anak sendiri.

Semua peristiwa masa lalu itu telah di tutup untuk selamanya, dibiarkan menjadi keping keping kenangan masa lalu. Untuk kepercayaan, Ailan ikut Lia, ia pindah agama bukan untuk Lia. Hanya saja untuk dirinya sendiri.

Kini keluarga kecil mereka telah bahagia.

****

"El nebeng Abang enggak?" Alkio yang baru turun dari lantai bawah langsung bergabung di meja makan.

"El bareng Kay bang." Alkio mengangguk anggukan kepalanya, dan langsung menyantap masakan yang sudah disiapkan oleh Lia.

"Bang nanti bisa jemput Atar nggak? Ayah ada meeting nanti." Alkio balas mengacungi jempolnya yang membuat Ailan menghela nafas lega.

"Bisa Yah, Abang juga main basketnya sorean, jadi masih bisa jemput Atar."

"Atar itu punya Teteh!" Elasya merebut susu kotak miliknya, Atar cemberut dan langsung berlari menuju Lia yang masih sibuk menyiapkan keperluan kantor Ailan.

"Bunda Teteh marah!" adunya pada Lia, bocil 6 tahun itu bersembunyi di balik punggung Lia.

"Bunda udah sering bilang Tar, susu kotak punya Teteh, Atar kan minumnya susu bubuk." Altar cemberut dan langsung berlari menuju Alkio yang sudah berniat ingin pergi sekolah.

"Bang Al mau sekolah, Atar sekolah juga yah." Altar mengangguk dan duduk lesehan.

"Bun, Yah, Abang berangkat." Tak lupa mencium punggung tangan kedua orang tuanya sebelum pergi, sudah jadi kebiasaan tersendiri bagi Alkio untuk melakukan itu setiap pagi.

KAY.EL STORY||END||Where stories live. Discover now