Bab 34 - Memory

1.4K 245 2
                                    

Happy reading

---

Langit sudah memperlihatkan kegelapan nya dengan hawa dingin namun tidak digubris oleh seorang remaja pria yang sedang memantulkan bola basketnya.

Pung

Bola itu masuk ke gawang dengan senyuman miring diwajahnya. Peluh membasahi dahinya yang sudah terlihat lelah.

Asher berhenti memainkan bolanya lalu duduk di tengah lapangan basket yang ada di lingkungan rumahnya.

Tatapannya menerawang melihat ke arah langit. Entahlah, akhir-akhir ini ia merasa sangat gelisah.

Ia berdiri lalu berjalan sambil menggandeng bola basket. Terus berjalan tanpa tujuan.

Ting

Ponselnya berbunyi lantas membuat ia berhenti melangkah dan melihat isi pesan yang sudah masuk.

Kak Hanna
Datanglah bersama temanmu ke kantorku besok

Asher hanya membaca pesan itu tanpa menjawab lalu memasukkannya kembali ke dalam saku celana.

Ia menghela nafas berat, sorot matanya berubah menjadi sayu dan terlihat sangat lelah. Ia ingin pergi dari masalah ini.

Kaki jenjangnya kembali melangkah dan tanpa sadar sampai pada sebuah pemakaman.

Asher mendekati gundukan tanah dengan nama orang yang ia rindukan selama ini. Menatap nya dengan sayu, bibirnya bergetar ingin mengatakan sesuatu namun tertahan.

Buk

Ia terduduk, membiarkan bola basketnya bergelinding di tanah.

"Aku rindu suaramu Letta" Lirihnya melihat nama Arletta terpampang jelas di atas pemakaman

"Aku belum sempat mengatakan sesuatu padamu tapi kamu sudah pergi meninggalkan ku duluan..

..Haruskah aku mengatakan bahwa aku telah mencintai orang yang sudah mati?"

Asher menunduk meratapi kebodohannya yang sudah menutup perasaannya sejak lama. Ia menyesal.

"Asher apa kau sedang menyukai seseorang?" Tanya Arletta

Asher mengangguk. "Aku sedang menyukai seorang wanita"

"Boleh aku tau siapa?"

"Ada saatnya kau tau"

"Kapan?"

"Nanti, saat aku sudah sempurna untuk menjadi pelindungnya"

Asher berdiri dengan lunglai lalu mengambil bola basketnya. Seharusnya ia mengatakan sebenarnya saat itu tanpa harus menunggu.

"Seseorang itu kau Letta" Lirihnya lalu berbalik meninggalkan pemakaman

Tanpa disadari seseorang melihatnya dari kejauhan. Jay sejak tadi siang sudah berada di pemakaman Arletta dan berniat pulang beberapa menit yang lalu sebelum netranya melihat Asher yang datang saat malam-malam seperti ini.

Page [END] Onde as histórias ganham vida. Descobre agora