Bab 32 - Fantasy

1.3K 235 0
                                    

Happy reading

---

Asher dan Alan keluar dari hutan itu dan berjalan menuju motor mereka.

Suara sirine polisi menggema di lingkungan lantas membuat mereka berdua menoleh dan melihat Hanna yang keluar dari mobil patroli.

"Kalian baik-baik saja?" Tanya Hanna khawatir

"Kami baik" Jawab Asher

Asher melihat Alan yang sepertinya enggan untuk berbicara dan memilih untuk memakai helm fullface nya.

Asher ikut menaiki motornya dan membuat Hanna bingung karena dua remaja di depannya tidak mengatakan apapun.

Alan melajukan motornya terdahulu. Dan Asher menatap Hanna lalu mengatakan sesuatu.

"Tanda silang di pohon" Ucapnya lalu melajukan kecepatan motornya menyusul sang teman

Hanna mengerutkan keningnya bingung lalu melihat ke arah rekannya yang sedang mencari sesuatu.

"Cari tanda silang yang ada di pohon!" Titah Hanna

Setelah mengatakan hal tersebut, wanita berusia 20-an itu mulai membantu rekannya mencari petunjuk.

Tak lama, seorang yang dikenal sebagai rekannya berteriak agak jauh dari keberadaan nya.

"Bu! Saya menemukan nya!" Teriaknya

Hanna membalikkan tubuhnya dan berlari ke arah rekannya. Ia melihat beberapa tanda silang yang ada di pohon membuatnya semakin penasaran dan mengikuti jejak tanda itu.

Ia juga melihat jejak darah seseorang di atas tanah tandus yang sudah mulai kering dan sedikit tak terlihat.

Hingga, Hanna dan rekannya sampai di depan rumah tua yang sebelumnya di temukan oleh Asher dan Alan.

"Periksa"

Para rekannya mengepung rumah itu sambil menodongkan senjata api ke beberapa arah.

Ceklek

Pintu terbuka saat salah satu rekan Hanna memegang knop pintu yang ternyata tidak kunci.

Mereka semua masuk ke dalam dan menyisakan beberapa orang untuk berjaga di luar.

Kosong.

Rumah itu kosong.

Terus mencari hingga membuka dan mendobrak paksa pintu namun tetap saja. Bangunan tua itu, tidak terisi.

.

.

Jay baru saja sampai di depan telepon umum nomor 3. Ia melihat beberapa mobil polisi yang bertenggeran disana tanpa seorangpun yang menjaganya.

"Bodoh" Gumamnya

Sudah sekitar 1 jam, dirinya menunggu di dalam mobil dan belum melihat siapapun yang lewat dari sana.

Jay melihat arlojinya yang telah menunjukkan pukul 3 pagi dini hari. Ia menghela nafas sambil memijat pelan bahu nya yang mulai terasa sakit.

Page [END] Where stories live. Discover now