Bab 24 - Burn

1.4K 250 10
                                    

Happy reading

---

"Mulai" Ucap Jay

Asher menatap Vani lekat dan yang ditatap hanya menunduk takut.

"Bi, kau yang berlari di depan rumahku?" Tanya Asher sopan

"Iya" Jawab Vani

"Apa yang kau lakukan saat itu?"

Vani terdiam, netranya bergerak kanan-kiri cemas.

Asher menggenggam tangan Vani dengan mengelusnya pelan sekedar untuk menenangkan wanita di depannya itu.

"Jangan takut" Ucap Asher

"Maaf, karena aku... Kau menjadi tersangka saat itu"

Asher mengerutkan keningnya. "Maaf Bi, aku tidak mengerti maksudmu. Bisakah menjelaskannya secara rinci?"

"Jika saja aku tidak terjatuh di depan rumahmu, kau tidak akan menolongku dan masuk ke dalam kasus ini"

Asher hanya terdiam menunggu Vani melanjutkan kalimatnya. Sedangkan Jay sejak tadi tangannya mengepal di dalam saku Hoodie.

Raut wajah Jay memang datar tanpa ekspresi namun Alan menyadari hal itu. Temannya sedang menahan amarah.

"Dan pria itu tidak akan mengira, kalau aku berbicara hal ini padamu" Lanjut Vani

"Hal ini?" Tanya Asher

Vani mengangguk. "Pria yang kau lihat di depan rumahmu saat itu. Bukankah dia membawa sebuah bungkusan nak?"

Asher terdiam sejenak mengingat kejadian lalu. "Iya, apa isinya?"

"K-kepala adikku" Jawab Vani terisak

Mereka semua yang ada di ruangan itu terkejut terkecuali Jaksa Gerald yang sudah mengintrogasi nya seharian.

"Tubuh yang ditemukan di kamar mandi rumahku adalah tubuh adikmu Bi?" Tanya Asher memastikan

Vani mengangguk. "Iya. Pria itu mengira aku melaporkan apa yang aku lihat padamu"

Vani terdiam dengan tubuh yang sedikit bergetar lalu melanjutkan kalimatnya.

"Jadi dia membuat rencana agar kau yang menjadi tersangka. Ia juga menculikku dan sempat diperkosa.."

"Dia sengaja menculikmu saat itu karena takut kau akan menjadi saksi bahwa aku tidak membunuh korban, benar?"

Vani mengangguk. "Tapi aku bahkan pria itu tidak tau, ternyata ada saksi lain yang melihat kejadian di rumahmu itu"

"Rita" Ucap Asher

"Bagaimana kabar gadis itu?"

"Terbunuh"

Vani terkejut mendengarnya, ia semakin menunduk merasa bersalah lalu ia mendongak saat mengingat sesuatu.

"A-aku lihat kau mempunya dua teman wanita. Bagaimana dengan mereka? Apa mereka baik-baik saja?"

Page [END] Where stories live. Discover now