Ghea 49 || Athlas & Candra

886 102 9
                                    

Athlas menaikkan satu alisnya. "Kenapa?" tanyanya.

"Anterin gue jemput Mama," ujar Candra yang membuat Athlas memutarkan bola matanya malas.

"Emang lo gaberani sendiri? Kaya anak kecil aja lo, apa-apa harus ditemenin," ucapannya kesal.

"Ck! Lo taukan Mama kaya apa? Dia itu cerewet banget, males gue dengerinnya. Kalau ada lokan pasti nanti dia bakal ngobrol sama lo," ujar Candra yang membuat Athlas memutarkan bola matanya malas.

"Kan lo anaknya, masa gue yang jadi korbannya?" ucapnya kesal. Ghea menatap Athlas, Vindra, dan Candra secara bergantian. Ia harus apa sekarang? Ia melihat kearah Vindra yang menyimak perdebatan kedunya itu.

"Kalian itu saudara?" tanya Ghea yang membuat Athlas dan Candra langsung mengalihkan perhatiannya. Athlas menganggukkan kepalanya.

"Ya, kita berdua saudara." Ghea menaikkan alisnya.

"Lo lupa Ghe? Kan kita berdua emang sepupuan," ujar Candra yang membuat Ghea menaikkan bahunya acuh. Ia tak ingat sama sekali. Atau meraka pernah berbicara tapi ia lupa? Ah entahlah, dia lupa.

"Tapi gue gainget," ucap Ghea. Candra menghela nafas pelan.

"Udah, mungkin lonya aja yang lupa." Ghea menganggukkan kepalanya. Mungkin ia sekarang menjadi gadis pelupa? Tapi jika iya, tidak bisa dibiarkan. Ya, bayangkan saja, ia itu masi remaja. Kalau misalkan pelupa? Lalu saat kerja, perusahaan mana yang akan menerimanya?.

"Lo jadi pulang Thlas?" tanya Ghea. Ghea melihat Athlas yang menghela nafas pelan.

"Tapi, kalau gue pulang, nanti lo sam-"

"Tenang aja! Masi ada babu gue kok! Ada bang Renal, Bang Raynar, terus siapa lagi ya?" tanyanya mengelus-elus dagunya heran. Athlas menjitak pelan kepala Ghea. Ghea menatap Athlas kesal. Mulaikan jahilnya.

"Lo kira Abang lo babu lo? Terus siapa lagi tu Raynar?" tanya Athlas. Ghea menyunggingkan bibirnya.

"Ciee! Athlas cemburu ya kalo Ghea yang cakep bin aduhay ini sama Abang Raynar?" tanya Ghea menggoda. Ia mulai mencolek-colek dagu Athlas. Sedangkan Athlas langsung menepis tangan Ghea.

"Ck! Lo mah gaasik banget!" ucap Ghea sambil mengrucutkan bibirnya.

"Bang Raynar tu, dokternya si Fani." Athlas yang mendengar itu menatap Ghea intens. Ghea menyerngitkan dahinya. "Kenapa? Lo ga percaya?" tanya Ghea yang dibalas gelengan oleh Athlas.

"Engga," jawab Athlas.

"Yaudah, itu mah terserah lo. Kan gue cuma ngasi tahu doang," ujar Ghea acuh.

"Udah, Gausah ribut. Malu dilihatin sama orang," ucap Candra saat Athlas akan membuka suara.

"Ayo Thlas temenin gue jemput Mama." Kini Athlas mengalihkan perhatiannya kepada Candra. Ia menggelengkan kepalanya.

"Ck! Ayo lah!"

"Naik apa? Lagiankan gamungkin kalau lo jemput Mama pake motor," ucap Athlas. Candra memukul pelan kepala Athlas. Athlas mendengus tak suka.

"Otak lo dipake dikit makannya! Ya kita pulang dulu lah, ya kali mau jemput mama pake motor! Yang ada gue kena omel," ujarnya kesal.

"Nah, yaudah kalo gitu gue Gausah ikut."

"Gapapa Thlas, ikut sama Bang Candra aja. Tenang aja, kalau pulang nanti masi ada Bang Renal kok," ucap Ghea sambil menepuk-nepuk bahu Athlas.

"Ya masa lo berangkat bareng gue, pulangnya sama orang lain. Kan gue jadi ga enak." Candra yang mendengar itu langsung memutarkan bola matanya malas. Ck! Anak satu ini, sangat menjengkelkan sekali.

"Gapapa Thlas, santai aja. Kaya sama siapa aja lo mah," ujar Ghea sambil menyenggol lengan Athlas.

"Udah sana, katanya mau jemput Mana lo."

"Bukan Mama gue Ghe, mamanya di dia nih!" ujar Athlas sambil melirik kearah Candra.

"Oh jadi yang Dateng itu Namanya Abang Can, terus kok lo bisa manggilnya Mama? Bukan Tante?" tanya Ghea heran. Athlas mengacak-acak rambut Ghea pelan. Ghea mengrucutkan bibirnya.

"Soalnya dulu, gue deket banget sama Ibunya Bang Candra. Makanya gue manggilnya Mama," jelas Athlas. Ghea hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah, Athlasnha gue bawa dulu ya Ghe. Gapapa kan?" tanya Candra. Ghea meringis. "Gapapa lah Bang, lagian juga gue siapanya Athlas? Adek? Oh bukan, pacar? Apalagi," ujarnya yang membuat Candra tertawa pelan. Ia menepuk-nepuk bahu Athlas.

"Semangat ngodenya Thlas!" ujar Candra lalu tertawa. Ghea menatap Athlas dan Candra bergantian. Apa tadi kode? Kode apaan? Kode nuklir? Tapi, kode nuklir apaan?. Athlas yang mendengar perkataan Candra itu hanya bisa mendengus kesal. "Jadi pergi ga? Kalau ga jadi yaudah."

"Ck! Sensi amat sih, ya jadi lah."

"Yaudah Ghe, gue sama Athlas pulang dulu ya." Ghea menganggukkan kepalanya.

"Nanti kalau masi main, terus gaada yang jemput, bilang aja." Ghea mengangguk lagi saat mendengar ucapan Athlas.

"Hati-hati Thlas!" seru Ghea sambil melambaikan tangannya. Athlas yang melihat itu tersenyum kecil. Ia juga ikut melambaikan tangannya kearah Ghea.

"Kaya anak kecil aja lo."





















Yuhuuu Gheaaaa uppp

Hahaha akhirnya up setelah 2 hari ga up

1 kata buat part ini?

Spam komentt sini

Spamm voteeeee jugaa ya

Kalau kalian ga suka, kalian boleh skip ya. Ya aku tahu alurnya ga semenarik cerita yang lain skaksksksk. Mon maap ya prend. Aku takunya kalian ga puas sama cerita yang aku tulis, padahal mah emang bener ga puas😂. Kalau ga suka sama cerita, kalian boleh skip ya. Jangan buat para Author itu agak ga PD buat publish lagi, gara-gara beberapa orang yang gasuka sama ceritanya.

Intinya kalian kalau ga suka sama cerita salah satu penulis, kalian bisa skip oke? Aku takutnya ada penulis pemula yang mau publish karya tapi karyanya ga dihargai gitu. Cuma takut aja sih, mungkin di sini ada yang pernah ngalamin?.

Pas publish ini juga takut kalau nanti pada bosen sama ceritanya, jelek lah. Agak ga pd lagi sebenernya 💔

Skagssjaj terimakasih buat yang udah baca<333

Lopee sekebon buat kalian yang udah baca bab awal sampe sini😭💘

Jangan lupa bahagiaaa ya prenddddd💘

See you next chaptt

Spam nextt sini 👉

Ghea ✓ || Proses RevisiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu