Ghea 17 || Tertipu atau Ditipu?

4.5K 401 0
                                    

"Ghea!" Teriak Fani sambil kencang.

"Ghea!"

"Boleh ngomong kasar ga si?" Tanyanya Pada diri sendiri.

"Ghea! Kebo banget sih lo! Bangun Ghea!" Teriak Fani sambil menggoyang goyangkan lengan Ghea. Ghea yang sedang tertidur nyenyak dan merasa ada yang mengganggunya pun langsung terbangun.

"Ckk! Kenapa sih?" Decaknya sebal. Fani menatap Ghea heran.

"Jangan bilang lo begadang ya Ghea." Ghea hanya menganggukkan kepalanya. Kenyataannya memang begitu.

"Lima menit lagi ya Fan," ucap Ghea sambil kembali tidur. Fani berdecak malas.

"Ghea bangun lo! Ini udah jam enam kurang lima belas menit tau," ucap Fani kesal. Ghea yang mendengar itu langsung melototkan matanya. Yang benar saja.

"Lo ga bercanda kan Fan?" Tanya Ghea melotot. Fani menggelengkan kepalanya.

"Engga lah Ghe. Ngapain juga gue bohong, gaada gunanya juga kali Ghe." Ghea yang mendengar itupun mengangguk-anggukkan kepalanya. Kalau dipikir-pikir lagi juga iya juga sih, buat apa coba bercanda seperti itu.

"Kenapa Lo ga bangunin gue dari tadi si Fan?" Tanya Ghea kesal. Fani menaikkan bahunya.

"Lo kebo Ghe, males gue banguninnya." Ghea mendengus malas. Mana ada dia tidur seperti kerbau.

"Udah sana mending lo mandi!" Ghea menganggukkan kepalanya.

"Yaudah gue mandi dulu."

"Gue tunggu di ruang makan ya!" Ucap Fani sambil melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Iya," ucap Ghea sambil memasuki kamar mandi.

"Hah akhirnya selesai," ucap Ghea yang sedang menyisir rambutnya. Ia melihat kearah jam dinding di kamarnya. Ia menepuk dahinya pelan. Untung saja belum sampai jam setengah tujuh.

"Astaghfirullah Ghea, bodoh sekali anda. Cepet Ghea!" Ucapnya pada dirinya sendiri yang berjalan menuju ke ruang makan.

"Lama banget sih lo Ghe?" Tanya Renal kesal. Ghea mengrucutkan bibirnya kesal.

"Maaf sih."

"Udah jangan berantem. Mending kalian makan," ucap sang Momy. Ghea dan Renal mengangguk.

"Fani mana Mom?" Tanya Ghea yang sadar akan tidak ada keberadaan kembarannya di ruangan ini.

"Fani? Fani tadi udah berangkat duluan. Dianter Abim tadi," ucap Momy. Ghea mengangguk.

"Mau nasi goreng atau roti?" Tanya Momynya.

"Roti aja deh Mom."

"Makasih Mom," ucap Ghea yang menerima roti itu. Momynya hanya tersenyum lembut.

"Pagi," sapa sang Dady yang baru saja datang bersama Bima di belakangnya. Ghea menatap Bima di belakang sang Dady. Ia baru 3 kali bertemu Bima dan 2 kali berbicara pada Bima. Ghea sudah berada di tubuh ini selama 4 hari. Dan lusa kemarin ia bertemu dengan Bima. Dan berbicara saat ia disuruh sang Momy untuk memanggil Bima untuk sarapan dan makan Malam. Selain itu? Tidak ada.

"Pagi juga Dad," ucap Ghea menyapa balik sang Dady.

"Udah kuat buat sekolah Ghe?" Tanya Dadynya sambil memakan nasi gorengnya.

"Udah dong Dad. Ya kali Ghea mau di rumah terus." Dadynya menganggukkan kepalanya.

"Renal berangkat dulu Mom, Dad, Bang," ucap Renal yang telah selesai dengan acara sarapannya.

"Hati-hati!" Renal menganggukkan kepalanya lalu segera beranjak dari tempat duduknya.

"Eh. Abang tunggu!" Ucap Ghea. Momynya hanya menggelengkan kepalanya.

"Abang tunggu!"

"Tungguin Bang adeknya!" Ucap sang Momy. Dapat dilihat Renal yang berdecak kesal.

"Biarin aja Mom. Biar berangkat sendiri."

"Mom, Dad, Bang Ghea berangkat dulu ya! Dada!" Ucapnya sambil melambaikan tangannya lalu segera berlari agar Renal tak meninggalkannya.

"Abang tungguin!"

"Ngapain sih?" Tanya Renal sambil menatap Ghea kesal. Ghea mengatur nafasnya pelan. Masi pagi saja sudah ngos-ngosan.

"Bareng!"

"Gamau."

"Gamau tau pokoknya harus mau!" Ucap Ghea mutlak dan tidak mau dibantah. Renal menatap Ghea.

"Siapa lo?" Tanya Renal.

"Adek Lo lah Bang! Ya kali adeknya siapa lagi," ucap Ghea kesal. Renal tak menggubris perkataan Ghea. Ia kembali berjalan menuju garasi untuk mengambil motornya.

"Ish Abang! Gue nebeng."

"Yaudah tunggu depan. Gue mau ngambil motor." Ghea dengan polos menganggukkan kepalanya.

"Yaudah Ghe tunggu di depan. Awas aja kalo bohong! Ghe doaiin biar Idung Abang pesek," ucap Ghea sambil menatap Renal lekat.

"Iya-iya." Ghea dengan santai melangkahkan kakinya ke depan. Ia yang bosan menunggu Renal pun langsung berjongkok.

"Abang mana sih? Katanya tadi cepet," ucapnya kesal. Ia sudah menunggu Renal selama lima menit.

"Jangan-jangan gue ditinggal?" Tangannya pada diri sendiri.

"Tapi masa Abang tega sih ninggalin Ghea?"

"Pasti gue ditinggal ini mah," ucapnya pasrah. Ia menghela nafas pelan. Kenapa begini sekali sih nasibnya. Padahal ini pertama kalinya ia akan berangkat sekolah.

"Yaudah deh dari pada gue telat, mending sekalian aja gue ga usah berangkat." Ghea menganggukkan kepalanya. Ya itu lebih baik dari pada ia berangkat sendiri dan kesasar. Secara ia tidak tahu di mana sekolahnya. Hah, awas saja jika nanti ia bertemu dengan Renal. Chilla juga, kenapa dia ga ngajakin berangkat bareng sih?.

"Ngapain kamu jongkok Ghe?" Tanya orang yang berada di belakangnya.

Ghea ✓ || Proses RevisiWhere stories live. Discover now