Tepat sekali! Hari ini aku di antar oleh Rey lagi. Aku sudah bersusah payah menolak seluruh ajakan nya tapi sayangnya dia terlalu pemaksa.

"Apa mobilmu terlalu mencolok?" Aku bertanya menoleh ke arahnya.

"Tidak, ini mobil Bmw yang sudah kau suruh. Seperti perkataanmu, aku harus mengantarmu dengan mobilku ini." Ucapnya menaiki kedua alisnya sambil menggidikkan bahu.

Aku menghela nafas lelah lalu menoleh ke jendela mobil.

"Kenapa semua orang harus mesti menoleh kesini?" Gumamku memelas.

Tiba tiba tatapanku bertemu dengan Reese dan juga Fiona di sampingnya. Aku langsung menegapkan badanku dan menarik nafas dalam dalam.

Entahlah mereka berdua menjadi penyemangat diriku di sekolah di antara ribuan orang orang asing disini.

Terlihat mereka berdua menungguku keluar dari mobil.

"Kau! Jangan keluar, aku akan keluar menemui mereka." Ucapku menoleh pada Rey. Rey hanya mengangguk setuju dan tersenyum.

"Have a good day." Ucapnya sebelum aku membuka pintu untuk keluar.

Dadaku sedikit berdesir saat dia mengatakan seperti itu karena saat mengatakan nya terdengar sangat lembut.

Aku menutup pintu mobil dan terlihat dari jendela mobil dia masih memasang senyuman nya.

Tak lama setelah itu dia langsung memutar mobilnya pergi dari sini. Dengan cepat aku menutup wajahku dengan rambutku dan berlari ke arah Reese.

"Hai, Shierra! Cie di anter sama pacar baru!" Ledek Reese dengan suara nyaringnya, aku langsung menutup mulutnya dengan paksa dan menariknya masuk ke dalam gedung.

"Apa kau sudah gila?!" Ucapku dengan emosi tertahan di hadapan nya.

"Ya, aku memang sudah gila." Ucapnya menyengir santai tampak terlihat seperti orang gila sekarang.

Aku melihat sekeliling, banyak siswa atau siswi yang memandangi kami bertiga terutama padaku.

Bisikan-bisikan gosip kecil mulai keluar dari mulut mereka. Aku sudah tidak tahan lagi.

Ku tarik lengan Reese agar menjauh dari mereka.

"Dengar, jangan buat keributan lagi kumohon. Tujuanku kesini adalah untuk kuliah bukan untuk mencari perhatian. Soal aku berpacaran dengan Rey. Aku tidak tau, aku belum memutuskan nya sedangkan Rey sudah jadi aku tidak tau." Ucapku pada Reese di depan kelasku.

"Kita lanjutkan nanti di kantin, jika masih ada yang ingin kau tanyakan." Lanjutku, Reese hanya mengangguk paham dan pergi dari depan kelasku.

Aku langsung masuk ke kelasku sambil membenarkan tatanan rambutku yang berantakan.

Aku langsung mengambil meja di sebelah Fiona, Fiona menoleh dan tersenyum manis padaku sambil mengucap Hi.

"Uhm... Shierra ada yang ingin ku tanyakan." Aku menoleh ke arah Fiona yang tampak Ragu-Ragu ingin bertanya padaku.

"Tanyakan lah." Ucapku sambil tersenyum lembut padanya.

"Uhm... Apa kau benar-benar berpacaran dengan Rey?" Aku terdiam. Tidak tau ingin menjawab apa.

Aku menghela nafas lelah.

"Sejujurnya aku tidak tau. Karena Rey lah yang memutuskan nya secara tiba-tiba. Kau tau? Dia orang yang pemaksa kalau aku mengatakan tidak dia akan tetap kekeuh dengan pilihan nya itu. Jadi aku tidak tau mulai sekarang harus menganggapnya pacar atau bukan." Jelasku panjang lebar sambil melirik Fiona.

Fiona mendengarkan sambil menunduk terlihat dia juga mengeluarkan senyum kecutnya.

"Kau tidak apa apa?" Tanyaku cemas dengan perubahan wajahnya yang nampak tidak suka dengan apa yang ku jelaskan tadi.

"Tidak apa apa." Cetusnya langsung pura pura menghilangkan wajah tidak suka nya tadi.

"Kau pasti sangat beruntung bisa berpacaran dengan Rey." Ucap Fiona sambil menyengir setelah itu tidak ada percakapan di antara kami berdua, dia sibuk melamun entah memikirkan apa.


Sejujurnya aku juga tidak begitu dekat dengan Fiona, walaupun aku tau dia orang yang tulus dan juga baik.

Between You And Me [END]Where stories live. Discover now