Part 51

87.7K 9.6K 2.6K
                                    

"Clara anak kandung mamah kalo mamah lupa!" Ucap Gaby yang menatap mamah nya tidak percaya.

"Mamah tidak peduli" balas Amel dan langsung melenggang pergi.

"AGHH" teriak Gaby yang kini mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Acha! Lo harus menderita karena gue gak bisa mencelakai Arsen. Karena gue cinta banget sama Arsen!" Tekan Gabby sambil mengepalkan kedua tangannya.

Malam telah tiba, dan saat ini seorang gadis tengah berada didalam kamarnya seorang diri.

"Kepala Acha sakit" ringis Acha yang memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Hiks... KEPALA ACHA SAKIT !" Teriak Acha yang kini sudah menarik-narik rambutnya kencang karena rasa pusing yang tiba-tiba saja menyerang kepalanya dengan hebat.

Karena kepalanya yang terus saja berdenyut. Acha pun turun dari kasurnya dan langsung berjalan menuju ke bawah untuk meminta tolong kepada pembantu keluarganya. Meminta tolong kepada abangnya tidak bisa karena Reza saat ini sedang pergi ke luar negeri untuk mengurus perusaan peninggalan Ayahnya yang tengah bermasalah.

"Bibi tolongin Acha" pinta Acha dengan wajah pucat dengan tangannya yang masih berada di rambutnya.

"Astagfirlullah non. Non kenapa?" Tanya bi Asih yang kini sudah panik melihat keadaan anak majikannya yang sudah tiada.

"Tolongin Acha" lirih Acha yang setelah itu kegelapan mengampirinya.

***

"Eughh" lenguh Acha yang kini sedang menyesuaikan penglihatannya.

"Acha dimana?" Tanya Acha kepada dirinya sendiri sambil melihat sekelilingnya. Dan dapat Acha lihat, saat ini dia sedang berada dirunagan dengan cat berwarna putih dan jangan lupakan ruangan tersebut berbau obat-obatan.

Ceklek!

"Dengan pasien bernama Acha?" Tanya seseorang dengan pakain putih tidak lupa dengan alat stetoskop yang menggantung dileher seseorang tersebut yang diyakini oleh Acha adalah seorang dokter.

"Iyah" jawab Acha kecil.

"Mohon maaf sebelumnya. Perkenalkan nama saya Reyhan. Seorang dokter dirumah sakit ini." Ucap dokter tersebut sambil memperkenalkan diri.

"Saya ingin bertanya sesuatu kepada kamu, apakah boleh?" Ucap sang dokter meminta izin. Sedangkan Acha hanya menganggukan kepalanya pertanda 'Iyh'.

"Baik. Apakah sebelumnya kamu belakangn ini sering merasakan pusing atau sakit kepala?" Tanya dokter tersebut yang diangguki oleh Acha.

"Sering Muntah?" Acha menggeleng.

"Pingsan?" Acha mengangguk. "Acha kemarin pingsan terus Acha tadi juga pingsan" jawab Acha yang diangguki sang dokter.

"Kejang?"

"Enggak, Acha gak pernah kejang" jawab Acha.

"Pandangan kabur dan sulit berkonsentrasi?" Tanya dokter lagi.

"Iyah" ucap Acha sambil menganggukan kepalanya. " belakangan ini pandangan Acha kabur dan juga Acha sulit berkonsentrasi terhadap situasi" lanjut Acha yang membuat dokter mengela napas kasar.

"Dari hal yang saya prediksi. Mohon maaf kamu saat ini mengalami tumor otak atau sering disebut dengan kanker otak" ucap dokter Reyhan.

Mendengar ucapan sang dokter, Acha pun langsung terkejut dibuatnya.

POSSESSIVE ARSENALWhere stories live. Discover now