Part 47

92.4K 10.2K 3.1K
                                    

Setelah mengatakan itu Acha pun langsung pergi dari hadapan Arsen sambil mengangkat jari tengahnya.

Sontak saja seluruh orang yang melihat itu pun menganga tidak percaya. Apakah murid polos SMA Merah Putih sudah berubah? Itulah pikir mereka.

Arsen dkk dan juga sahabat Acha pun menganga tidak percaya apa yang dilakukan oleh Acha.

"Awas aja lo sialan!" Batin Gaby berteriak kesal.


"Lo gila!" Ucap Aletta kepada Acha.

Saat ini Acha dkk beserta pacar Aletta dan juga Kiara tengah berada dikantin. Di meja pojok tempat biasa mereka makan.

"Iyah, Acha emang gila" ucap Acha kecil.

"Acha gila karena Acha masih aja mencintai kak Arsen meskipun kak Arsen udah jahat sama Acha" lanjut Acha sambil menundukkan wajahnya.

"Acha" panggil Kiara yang membuat Acha mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Kiara.

"Lo... Belajar dari mana soal jari tengah tadi pagi?" Tanya Kiara serius.

"Acha hanya belajar dari novel yang pernah Acha baca" jawab Acha sambil memainkan jari-jari tangannya.

BRAK!

"JANGAN BILANG LO GAK TAU APA ARTI JARI TENGAH ITU?" teriak Aletta setelah menggebrak meja kantin. Sontak saja semua orang yang berada dikantin langsung menatap kearah meja Acha dkk dengan berbagai ekspresi.

"Maaf" Aletta ketika seluruh orang dikantin melihat kearah mereka.

Ctak!

"Malu-maluin aja lo njir" ucap Reval setelah menjitak kening Aletta.

Plak!

"Malu-maluin gini juga pacar lo setan!"  Kesal Aletta yang sudah menampol kepala Reval.

Revan dan Kiara hanya menggelengkan kepala mereka ketika melihat pasangan absurd tersebut. Sedangkan Acha hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Hufft... Acha gak tau apa arti jari tengah itu" ucap Acha pelan.

"Astagfirlullah, nyebut gue" ucap Reval menatap tidak percaya kepada Acga sama seperti Revan, Kiara dan juga Aletta.

"Miris" lirih Revan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hufft... Kenapa realita gak semanis ekspektasi sih?" Ucap Acha sambil menompang dagunya sebal.

"Acga pengen banget putusin kak Arsen, Acha juga mau banget jadi cewek pemberani sama kayak novel yang pernah Acha baca. Tetapi kenapa direalitanya gak sebagus ekspetasi Acha?" Gumam Acha yang masih terdengar jelas dengan Kiara dan Aletta beserta pacar mereka berdua.

"Waktu ngelawan kak Arsen tadi pagi aja Acha berasa bersalah banget, dan juga. Acha mau minta putus sama kak Arsen. Tapi disatu sisi Acha masih cinta banget sama kak Arsen. Dan Acha benci ketika kak Arsen enggak bisa datang ke pemakaman kedua orang tua Acha hanya demi kak Gaby yang lagi demam. Acha benci itu." ucap Acha yang masih terus bergumam.

"Kalian mau bilang Acha goblok? Bilang aja. Mau bilang Acha bodoh, tolol, lemah, menye-menye? Terserah kalian. Acha gak peduli" ucap Acha menatap sahabatnya.

"Acha emang bodoh karena cinta. Dan Acha rasa Acha itu gak ada gunanya lagi didunia ini setelah kepergian Ayah sama bunda".

"Tapi kalo Acha pergi? Gak ada dong yang jagain bang Eza, bang Eza kan gak punya pacar. Hehehe" ucap Acha sambil terkekeh pelan.

BRUK!

PYARR!

"Aws, sakit" ucap Gaby yang kini tiba-tiba saja sudah berada di bawah kaki Acha.

"Kamu kok tega sih sama aku?" Ucap Gaby yang kini sudah menangis buaya.

Plak!

"ACHA" Teriak Kiara dan juga Aletta ketika melihat pipi Acha yang ditampar oleh Arsen.

"LO KETERLALUAN ANJING!" bentak Arsen ke Acha setalah menampar pipi Acha kuat, bahkan Acha sambil terjatuh ke lantai kantin tepat dimana gelas yang Gaby bawa tadi terjatuh. Dan itu membuat telapak tangan Acha berdarah karena tertancap beling gelas tersebut.

Arsen yang setelah menampar pipi Acha pun langsung saja membantu Gaby untuk bangkit dari lantai kantin. Tidak menyadari jika sudut bibir Acha sobek dan juga telapak tangan Acha yang berdarah karena beling.

BUGH!

"LO YANG KETERLALUAN ANJING!" Teriak Arsenio setelah menonjok muka Arsenio yang membuat Arsenal terjungkal kebelakang.

"Lihat!" Ucap Arsenio sambil menunjuk sudut bibir Acha yang berdarah dan selanjutnya menunjuk tangan Acha yang terluka.

"Dasar banci tau gak! Main tangan kok sama cewek. Pulang monyet, main barbie sana!" Cibir Arsenio kepada Arsenal.

Arsenal yang mendengar ucapan Arsenio pun langsung saja melihat ke arah Acha yang masih terduduk dilantai kantin sambil memegang pipinya yang tadi ia tampar.

"Acha... Maaf, lo gak pa-pa kan?" Tanya Arsen dan ingin meraih tangan Acha untuk menyuruhnya berdiri. Tetapi Acha menepis tangan tersebut.

Acha menghela nafasnya, dan setelah itu Acha tersenyum kepada Arsen "Acha gak pa-pa" setelah mengucapkan kata itu, Acha pun berdiri dan langsung meninggalkan kantin.

"Saat seseorang mengehela napasnya kemudian tersenyum, lalu seseorang itu berkata 'gak pa-pa'. Percayalah kecewanya tidak biasa" ucap Arsenio sambil menepuk bahu Arsenal pelan.

"Dan pada akhirnya lo akan menyesal karena meninggalkan sebuah berlian demi sampah berparas permata" lanjut Arsenio sambil menatap Arsenal remeh. Dan langsung meninggalkan kantin untuk mengikuti Acha.

"Ke kelas, sesak nafas gue satu udara sama orang bego dan juga sama orang sok polos" ajak Revan dan langsung pergi meninggalkan kantin bersama Kiara.

"Fucek buat lo berdua" kompak Reval dan Aletta sambil mengangkat jari tengah mereka ke arah Arsen dan juga Gaby. Dan langsung pergi dari kantin menyusul Revan dan Kiara.

Arsen yang melihat itu pun hanya bisa terdiam sambil menatap tangan kanannya yang tadi ia gunakan untuk menampar pipi Acha. Sedangkan Gaby sendiri sudah mengepalkan kedua tangannya marah.

Tbc!

Maaf jika ada typo dan juga ada kata-kata yang tidak menyambung dari cerita diatas!

Ada yang ingin ditanyakan kepada author? Tanya aja. Sebisa mungkin author akan jawab.

Yang mau masuk GC Possessive Arsenal link nya ada di profile. Dan jangan lupa buat sv No author👌

Follow akun author. Follback? Dm aja.

Jangan lupa buat share cerita ini!

~TERIMA KASIH~

POSSESSIVE ARSENALحيث تعيش القصص. اكتشف الآن