36. Di Puncak Gunung Putri

1.3K 244 24
                                    

Lembang, adalah salah satu daerah di Bandung yang terkenal dengan lokasi wisata kemahnya. Banyak tempat-tempat eksotis yang dapat dijadikan destinasi liburan untuk meleburkan kepenatan dari hiruk pikuk kota Bandung. Kabar baiknya lagi, sekarang tidak perlu repot bawa banyak barang untuk bisa bermalam di tenda. Cukup datangi lokasi wisata saja, bawa uang, lalu sewa segala peralatan yang disediakan di sana.

Cocok untuk para pemula.

Akhir pekan ini, demi menunaikan janji pada Nirmala, Juna mengajak kawan-kawannya untuk staycation di Explore Jayagiri. Juna bersyukur setelah tadi siang dirinya dan Nirmala sempat terlibat obrolan serius, gadis itu tak merubah sikap. Masih manja, masih bertingkah biasa seolah tak terjadi apa-apa. Namun, kendati demikian, Juna tetap bisa menangkap kekecewaan di matanya. Itulah kenapa ia ingin sedikit mengobati kesedihan Nirmala dengan memenuhi satu dari sekian keinginannya. Stargazing, hal yang akhir-akhir Nirmala bicarakan.

Sore ini sekitar jam tiga, Juna dan yang lain berkumpul di depan kostan Tembok Merah Jambu. Keempat pemuda itu sibuk berbincang sambil menyandarkan punggung pada badan mobil Pajero Sport yang Julian bawa. Karena kegiatan ini diadakan amat dadakan, maka para lelaki harus rela berlama-lama menunggu para gadis packing barang bawaan mereka.

"Lo yakin bakal kuat nginep di sana, Jun?" Julian sempat menentang rencana Juna soal berkemah ini, ia jelas khawatir akan kesehatan kawannya itu. Namun, ketika Bunda Yuna saja mengizinkannya, Julian pun tak punya alasan untuk melarang.

Juna menyugar rambut poni yang ujungnya nyaris menyolok mata, lantas merangkul bahu Julian sambil melepas bisikan, "Jangan bahas itu di sini."

"Cuma mau make sure aja."

"Gue baca-baca—" Estu bergabung ke dalam  obrolan Julian dan Juna. "Olahraga bagus, kok, buat penderi—"

"Shut up," desis Juna sambil melotot garang pada Estu. "Udah, gak usah ngomongin itu. Gue kuat. Sumpah."

"Obatnya gak lupa dibawa, 'kan, Jun?" Dari sisi kanan Juna, Yusuf bertanya.

Juna angkat dua jempolnya. "Aman."

Berselang beberapa menit, Nirmala bergabung dengan keempat pemuda itu. Windi menyusul tidak lama kemudian. Lalu, ketika Karin melewati ambang pagar dan menunjukkan diri di hadapan keenam dari mereka, kesemuanya serempak terpana. Julian dan Nirmala jadi yang paling heboh memberikan tanggapan, Windi menatap Karin bangga dan lega, sedangkan sisanya masih terdiam dipaku kekaguman. Yusuf? Ia hanya memandang sekilas dan langsung membuang muka. Bahkan senyuman yang Karin sunggingkan khusus ke arahnya diabaikan begitu saja. Bikin gadis itu bertanya-tanya, apa Yusuf tidak menyukai penampilan barunya?

"Cantik, ya?" Juna menyenggol lengan Yusuf sambil pasang senyum menggoda. "Apa cantik banget, Suf?"

"Diem, Jun." balas Yusuf.

"Geulis pisan euy!" Julian membidik eksistensi Karin yang cantik paripurna dengan lensa kameranya, membuat gadis itu refleks menutupi wajah. "Satu jepretan aja, Rin! Ini momen bersejarah yang wajib diabadikan!"

"Sorry, wajah gue mahal."

Julian mendengkus. "Cocote!"

Karin yang terlanjur badmood, mengabaikan perkataan Julian dan berjalan ke sisi Windi. Ia lirik Yusuf sekali lagi, tetapi bibirnya langsung manyun karena mendapati pemuda itu malah sibuk berbincang dengan Estu. Di sisi lain, Julian masih mengarahkan fokus kameranya kepada Karin, lalu satu jepretan ia abadikan. Julian diam-diam nyengir senang karena wajah cantik Windi masuk frame juga.

Julian sengaja membawa kamera bagus. Bilangnya mau hunting foto pemandangan, padahal aslinya ingin memotret Windi banyak-banyak.

"Tapi bentar, deh." Juna menatap Windi dan Karin bergantian. "Kalian seriusan pake gamis? Bukan gue gak suka, bukan, ya. Cuma di sana kita harus trekking dikit ke camping ground-nya. Jadi pasti ribet, 'kan?"

[✓] Y O U T H | Aesdream |Where stories live. Discover now