27. Aku Pamit

60 9 11
                                    

***

Glen segera bersiap-siap untuk pulang tatkala ia melihat Winy dan Diman keluar dari toko buku milik Elia.

'Mereka pulang lebih awal ternyata' batin Glen yang langsung melangkah keluar dari kedai setelah pamitan sama Tian.

Saat ia telah sampai di pintu keluar, ia melihat mobil Dev terparkir di depan toko Elia. Empunya pun ada di sana tengah bersandar pada salah satu pintu mobil.

"Yah... Gagal deh rencana gue." keluhnya. Tapi ia enggan kembali masuk, untuk kemudian berjalan ke parkiran motornya hendak pulang.

Ia kembali memperhatikan Dev yang telah di hampiri Elia, mereka terlihat mengobrol tapi raut wajah Elia lain dari biasanya.

"Kuy kita pulang!" gumamnya pada motor yang kini telah ia naiki.

"Glen...!" teriak seseorang dari sebrang sana. Glen menoleh, memastikan pendengarannya tidak bermasalah. Elia memanggilnya, hah?  Mimpi bukan?

Glen langsung menyebrangkan motornya menghampiri Elia setelah ia yakin bahwa beneran Elia yang memanggilnya.

"Ada apa, El?" tanya Glen yang keheranan karena baru kali ini Elia memanggilnya ketika ia sedang bersama Dev.

"Gue balik sama elo ya!" pintanya membuat Glen ternganga, apakah ia tidak salah ucap?

"Hah? Gimana?"

"Udah ayo... Jangan banyak tanya!" ujar Elia yang langsung mengambil helm yang ada di depan motor Glen dan langsung naik ke atas motor.

"Buruan!" perintahnya lagi. Glen langsung melajukan motornya dengan penuh keheranan.

"Lo salah minum obat ya, El?" tanya Glen ketika mereka telah melaju cukup jauh.

"Nggak lah, enak aja!" bantahnya sambil memukul bahu Glen sedikit keras.

"Ya abisnya... "

"Abisnya apa, heh?"

"Abisnya lo malah mau pulang sama gue padahal pangeran tampan lo udah ada di depan mata jemput lo." terang Glen, mengungkapkan keheranannya.

"Panjang ceritanya... " ujar Elia.

"Oh, jadi mau bercerita nih ceritanya?" ujar Glen menggodanya.

"Yehhh Ge-ernya kumat lagi," jawab Elia yang kali ini mulai bisa tersenyum meski diam-diam tanpa sepengetahuan Glen.

"Tapi kalo mau cerita ke gue juga gak pa-pa kok, El."

"Udah fokus aja nyetir! Nanti mampir di tempat yang lo mau." tukas Elia tak mau ambil pusing.

"Seriusan terserah gue?" tanya Glen memastikan.

"Iya, bawel!"

"Awas nanti kalo protes. Gue gak nerima protesan lo, titik!"

"Siap bang jago!"

Glen tertawa mendengar ucapan Elia.  Ia mulai merasa keadaan Elia sudah mulai stabil. Sekarang Glen mencari tempat persinggahan yang bisa sekalian mengisi perutnya.

***

"Ohh... Ini pilihan elo, Glen?" tanya Elia terdengar mengejek. Saat ini mereka telah sampai di tempat penjual nasi goreng yang berada di pinggir jalan.

Glen tersenyum penuh makna. "Iya dong, gimana?"

"Hmmm...  Boleh lah... Yang jelas gue tau nasgor di sini paling enak." jujur Elia.

"Iyalah tahu, orang waktu SMA sering kesini." jawab Glen.

"Sttt... Udah Glen! Mendingan sekarang elo pesenin nasgor sana!" perintah Elia. Ia tidak mau Glen terus membahas masa lalunya lebih dalam.

After The Rain (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now